Pontianak    

Satu Ton Kue Keranjang Hiasi Festival CGM di Pontianak

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 18 Januari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

26

Naga Siap Meriahkan CGM

KalbarOnline,

Pontianak – Ada yang berbeda pada perayaan Cap Go

Meh (CGM) tahun 2019 di Kota Pontianak. Kepala Bidang Kebudayaan Dinas

Pendidikan dan Kebudayaan Kota Pontianak, Rendrayani mengatakan even budaya

bertajuk Pesta CGM Street Festival tahun 2019 akan menampilkan satu ton kue

keranjang dan pohon khas Imlek, Mei Hwa dengan tinggi mencapai empat meter.

Selain itu, juga akan terpasang tiga ribu

lampion pada jalan-jalan utama tempat perayaan Festival CGM ini.

“Untuk Festival Arakan Naga, sudah ada 26

naga yang terdaftar dan 43 barongsai,” sebutnya, Kamis (17/1/2019).

Rendrayani menerangkan, kue keranjang

dengan bobot satu ton akan disusun sedemikian rupa di lokasi festival kuliner

yang juga masuk dalam rangkaian Festival CGM. Di dekat kue keranjang itu, juga

akan dipajang pohon Mei Hwa setinggi empat meter.

“Rencananya festival ini dimulai tanggal 14

Februari 2019 ditandai dengan pembukaan Festival Kuliner di Jalan Diponegoro,”

terangnya.

Even budaya yang digelar setiap tahun ini,

sambung dia, melibatkan ribuan peserta dengan diisi berbagai atraksi seni dan

budaya. Menurutnya, dengan digelarnya Festival CGM ini akan memberikan keuntungan

bagi warga Kota Pontianak.

“Tentunya akan menjadi daya tarik bagi

orang luar seperti wisatawan untuk datang dan menyaksikan kemeriahan CGM di

Pontianak,” tuturnya.

Selain itu, lanjut Rendrayani, kegiatan ini

sebagai upaya mempromosikan kekayaan budaya yang dimiliki Kota Pontianak

sehingga diharapkan mampu mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan, mulai dari

wisatawan domestik hingga mancanegara.

“Dengan kekayaan budaya dan keberagaman

etnis di Kota Pontianak ini akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan

untuk datang ke Pontianak,” pungkasnya.

Menurut sumber wikipedia.org, Cap Go Meh,

bermakna atau melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan

Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal

dari dialek Hokkien dan secara harfiah berarti hari kelima belas dari bulan

pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Ini berarti, masa perayaan Tahun

Baru Imlek berlangsung selama lima belas hari. (jim)

Artikel Selanjutnya
Wabup Askiman Hadiri Perayaan Natal Oikumene Perdawika : Hikmah Bagi Semuanya
Jumat, 18 Januari 2019
Artikel Sebelumnya
KPU Sekadau Bimtek Relawan Demokrasi : Tekankan Netralitas
Jumat, 18 Januari 2019

Berita terkait