Wako Usulkan Festival Kue Bulan Diperlombakan, Jadi Daya Tarik Wisatawan

KalbarOnline, Pontianak – Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi ritual setiap tanggal 15 bulan kedelapan menurut perhitungan kalender lunar Cina, yakni Festival Kue Bulan. Di Pontianak, Festival Kue Bulan untuk pertama kalinya digelar Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak di Hotel Harris Pontianak, pada Jumat (29/9/2023) malam.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono menerangkan, kue bulan sebagai salah satu kue khas masyarakat Tionghoa, apabila dikemas dengan packaging yang menarik, ia yakin bisa menjadi salah satu oleh-oleh kuliner bagi tamu-tamu saat berkunjung ke Kota Pontianak.

IKLANSUMPAHPEMUDA

“Saya berharap Festival Kue Bulan ini ke depan bisa diperlombakan dengan menilai dari bentuk, rasa dan kemasan supaya festival ini lebih semarak dan menjadi daya tarik wisata,” ujarnya.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono bersama tamu undangan menabuh gendang menandai dimulainya Festival Kue Bulan di Pontianak. (Foto: Prokopim Pontianak)
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono bersama tamu undangan menabuh gendang menandai dimulainya Festival Kue Bulan di Pontianak. (Foto: Prokopim Pontianak)

Pada festival ini, berbagai macam produk kue bulan dengan varian rasa yang berbeda telah ia rasakan. Dirinya yakin, kue bulan ini bisa dikreasikan dengan berbagai varian rasa lainnya, sehingga kue bulan ini bisa menjadi bagian dari ciri khas Kota Pontianak. Apalagi setiap perayaan Cap Go Meh di Singkawang sebagai agenda nasional tahunan, orang-orang yang datang pasti melewati Pontianak.

Baca Juga :  Jadi Pembicara Utama di Singapura, Sutarmidji Paparkan FinTech

“Dan kue bulan bisa menjadi oleh-oleh khas yang bisa dibawa para wisatawan,” sebutnya.

Edi berharap kepada MABT, agar kegiatan-kegiatan budaya seperti ini harus terus dilestarikan. Terlebih warga Pontianak yang heterogen menjadikan kota ini kaya akan berbagai khasanah budaya dan adat istiadat. Oleh sebab itu, Pemerintah Kota Pontianak memberikan ruang bagi masyarakat untuk melestarikan adat budayanya masing-masing.

“Kita ingin Pontianak dikenal sebagai kota yang berbudaya, kreatif sehingga bisa meningkatkan ekonomi kreatif,” tuturnya.

Para peserta saat mengikuti lomba makan kue bulan di Festival Kue Bulan. (Foto: Prokopim Pontianak)
Para peserta saat mengikuti lomba makan kue bulan di Festival Kue Bulan. (Foto: Prokopim Pontianak)

Ketua MABT Kota Pontianak Hendri Pangestu Lim menambahkan, Festival Kue Bulan ini tentunya menjadi potensi wisata kuliner yang bisa dikembangkan di Pontianak.

Mudah-mudahan festival kue bulan ini bisa menjadi daya tarik wisata di Kota Pontianak,” katanya.

Meski Festival Kue Bulan merupakan perdana digelar di Pontianak, dia berharap festival ini bisa menjadi agenda tahunan.

Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono memberikan sambutan pada Festival Kue Bulan. (Foto: Prokopim Pontianak)
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono memberikan sambutan pada Festival Kue Bulan. (Foto: Prokopim Pontianak)

Hendri menyambut baik usul Wali Kota Pontianak untuk memperlombakan Festival Kue Bulan ini. Untuk itu, selaku panitia, ia berencana akan menggelar Festival Kue Bulan lebih meriah.

Baca Juga :  Demo Tolak Omnibus Law Ciptaker di Kalbar Berujung Anarkis

“Tahun depan akan kita upayakan festival kue bulan ini untuk diperlombakan,” imbuhnya.

Kue bulan merupakan penganan khas masyarakat Tionghoa. Banyak kisah yang melatarbelakangi dirayakannya Festival Kue Bulan ini. Terlepas dari berbagai historis dan legendanya, kue bulan yang berbentuk bundar ini punya berbagai rasa yang beragam, ada yang manis maupun asin. Demikian pula isi dari kue bulan ini, mulai dari kuning telur, kacang merah, kacang hijau, buah-buahan dan sebagainya. (Indri)

Cek Berita dan Artikel lainna di Google News

Comment