Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Sabtu, 26 Januari 2019 |
KalbarOnline,
Sintang – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji didampingi
oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno beserta para pimpinan OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang melakukan peninjauan langsung ke sejumlah ruas jalan
milik Provinsi Kalimantan Barat sekaligus melakukan tatap muka langsung dengan masyarakat
di Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Jumat (25/1/2018).

Setelah menempuh perjalanan dari Kota
Sintang menuju Desa Simba Raya, Binjai Hulu, Sutarmidji menuturkan bahwa
kondisi jalan tersebut sangat memprihatinkan. Namun menurutnya hal tersebut
merupakan masalah teknis di lapangan.
“Saya lihat sepanjang jalan, masalah ini
adalah masalah teknis di lapangan yaitu konstruksi jalannya. Jalan itu harus
ada turap sisi kiri dan kanan jalan baru kita kasi beton, kalau beton saja
tanpa penahan beban jalan maka akan cepat hancur, percuma saja kalau kita
bangun tahun ini tapi tahun depan sudah hancur, maka ini perlu diperhatikan
dengan benar,” kata Sutarmidji.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura itu menegaskan
bahwa konstruksi jalan yang benar harus melihat dan mengikuti klasifikasi mutu
beton dan kelas-kelas betonnya.
“Walaupun beton itu menggunakan molen atau
pakai ready mix syaratnya harus
menggunakan klasifikasi mutu beton dengan kelas K300 dan K350 yang bisa
menanggung berat beban diatas 25 ton. Kalau tidak sesuai, ya tidak bakal
selesai-selesai permasalahan jalan, kasihan masyarakatnya,” tukasnya.
Untuk itu dirinya meminta Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar tidak mengerjakan ruas jalan provinsi di Sintang
dengan asal-asalan.
“Jangan asal bangun, satu bulan jalannya
bagus, habis itu hancur lagi. Pokoknya kalau sudah di beton saya minta pihak
Universitas Tanjungpura Pontianak untuk menguji langsung betonnya, karena di Kota
Pontianak saya terapkan seperti itu.”
“Saya punya prinsip bahwa kita mengurus
jalan hanya sekali saja, dari pada tahun ini diperbaiki kemudian tahun depan
rusak lagi, sama saja, tidak bisa dinikmati oleh masyarakat,” timpalnya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu
turut menceritakan saat dirinya bertemu dengan Presiden sekitar 2 minggu lalu. Saat
itu, kata Midji, Presiden menanyakan persoalan infrastruktur di Kalbar dan
dijawab Midji bahwa infrastruktur di Kalbar yang paling parah itu di Kabupaten
Sintang.
Hal ini sekaligus menjawab alasan
dijadikannya Kabupaten Sintang sebagai prioritas pembangunan.
“Saya 2 minggu lalu bertemu Presiden. Saya
sampaikan masalah infrastruktur. Kemudian saya sampaikan bahwa infrastruktur jalan
di Kabupaten Sintang masih banyak yang parah, saya tunjukkan foto-fotonya dan inilah
Kabupaten yang paling parah. Bulan Februari saya dipanggil ke Jakarta untuk
bertemu Presiden dan sekaligus mempertemukan saya dengan Menteri Pekerjaan Umum
agar disini (Sintang) menjadi prioritas pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Sutarmidji juga mengungkapkan bahwa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memprioritaskan sebanyak lima ruas yang
harus ditangani oleh Pemprov Kalbar di Kabupaten Sintang.
“Saya sengaja membagi lima ruas titik yang
harus dikerjakan agar masyarakat ada harapan bahwa kita sudah mulai
pembangunannya. Kenapa tahun 2019 ini paling banyak di Sintang, karena dalam
rangka kita mempersiapkan infrastruktur yang baik untuk menyongsong Kabupaten
Sintang sebagai ibu kota Provinsi Kapuas Raya dan saya akan berjuang semaksimal
mungkin sesuai dengan janji-janji sejak kampanye,” tutupnya.
Sementara Bupati Sintang, Jarot Winarno
menyampaikan bahwa ruas jalan dari Sintang-Binjai Hulu-Ketungau Hilir-Ketungau
Tengah-Ketungau Hulu merupakan jalan menuju perbatasan.
“Saya sampaikan bahwa dua hari yang lalu
keluar Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2019, tentang percepatan pembangunan
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Desa Sungai Kelik, Kecamatan Ketungau Hulu,
sehingga ruas jalan ini bukan menjadi keluhan masyarakat Binjai saja, tetapi
ini semuanya menjadi keluhan kita semua. Karena jalan ini adalah ruas utama
untuk mencapai PLBN Sungai Kelik dengan panjang 231 Kilometer,” kata Jarot.
Perlu diketahui, sambung Jarot bahwa mulai
tahun 2018 jalan ini merupakan status milik jalan Pemprov Kalbar.
“Pada tahun 2017 kita terima SK bahwa ruas
ini adalah ruas Kabupaten jadi Pemkab sempat mengalokasi untuk memperbaiki ruas
jalan mulai dari jembatan Kapuas hingga Desa Simba Raya ini, tetapi mulai 2018
jalan ini berubah status menjadi ruas Provinsi Kalbar dan kita dari Pemkab
tidak mengalokasikan dana,” tuturnya.
Dirinya berharap kepada Gubernur Kalbar bahwa
Dana Alokas Khusus (DAK) Provinsi sudah masuk kurang lebih Rp11 miliar agar dimasukkan
ke dalam perencanaan pembangunan jalan dari Sintang ke ibu kota Binjai.
“Kemudian bisa juga membantu menangani
titik kritis di Desa Pedadang dan Desa Semubuk Kecamatan Ketungau Hilir, kalau
kita bisa menjaga ruas jalan Pedadang dan Semubuk maka arus lalu lintas tiga
kecamatan akan berjalan dengan baik,” tukasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sintang, Murjani mengatakan bahwa ruas jalan milik Pemprov Kalbar itu
total panjangnya mencapai 238,97 kilometer.
“Kita sekarang berada di Desa Simba Raya,
jadi ruas Provinsi Kalbar itu dari Simpang Balai Sepuak ke Semubuk sepanjang 45
kilometer, kemudian dari Semubuk ke Sintang 58,7 kilometer, untuk wilayah
Simpang Medang-Nanga Mau sepanjang 37 kilometer, Nanga Mau-Nanga Tebidah
sepanjang 30 kilometer dan ada beberapa wilayah lainnya yang merupakan status
milik Provinsi Kalimantan Barat,” kata Murjani.
Murjani menjelaskan bahwa ada empat
kategori kepemilikan hak dan status jalan di Kabupaten Sintang beserta
panjangnya.
“Ruas jalan nasional itu sepanjang 198,09
Kilometer, ruas jalan provinsi totalnya 238,97 kilometer, ruas jalan kabupaten
totalnya 2.289,62 Kilometer, ruas jalan desa dan non-status sepanjang 2.107,60
kilometer,” jelasnya.
Sementara Kepala Desa Binjai Hilir, Birin meminta
Gubernur dan Bupati Sintang selain melakukan pemantauan dan turun ke lapangan,
pembangunan infrastruktur jalan di wilayah tersebut juga harus cepat diatasi.
“Saya minta Pak Gubernur dan Pak Bupati
agar cepat mengatasi jalan kami yang sudah bertahun-tahun rusak, karena kami
ingin akses jalan bisa bagus dan mulus,” harapnya.
Sementara Yusuf salah seorang tokoh masyarakat
setempat juga mengeluhkan kondisi jalan di daerah tersebut terlebih saat memasuki
musim penghujan.
“Saya selaku masyarakat setempat bahwa selama ini
apalagi di saat musim penghujan kendaraan roda empat dan roda dua sulit melalui
jalan kami yang rusak bahkan jalan kaki pun sudah tak mampu sebab jalannya
sangat becek. Dimohonkan kepada Pemerintah agar membangun cepat jalan ini,”
harapnya. (*/Sg)
KalbarOnline,
Sintang – Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji didampingi
oleh Bupati Sintang, Jarot Winarno beserta para pimpinan OPD di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Sintang melakukan peninjauan langsung ke sejumlah ruas jalan
milik Provinsi Kalimantan Barat sekaligus melakukan tatap muka langsung dengan masyarakat
di Desa Simba Raya, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Jumat (25/1/2018).

Setelah menempuh perjalanan dari Kota
Sintang menuju Desa Simba Raya, Binjai Hulu, Sutarmidji menuturkan bahwa
kondisi jalan tersebut sangat memprihatinkan. Namun menurutnya hal tersebut
merupakan masalah teknis di lapangan.
“Saya lihat sepanjang jalan, masalah ini
adalah masalah teknis di lapangan yaitu konstruksi jalannya. Jalan itu harus
ada turap sisi kiri dan kanan jalan baru kita kasi beton, kalau beton saja
tanpa penahan beban jalan maka akan cepat hancur, percuma saja kalau kita
bangun tahun ini tapi tahun depan sudah hancur, maka ini perlu diperhatikan
dengan benar,” kata Sutarmidji.
Orang nomor satu di Bumi Tanjungpura itu menegaskan
bahwa konstruksi jalan yang benar harus melihat dan mengikuti klasifikasi mutu
beton dan kelas-kelas betonnya.
“Walaupun beton itu menggunakan molen atau
pakai ready mix syaratnya harus
menggunakan klasifikasi mutu beton dengan kelas K300 dan K350 yang bisa
menanggung berat beban diatas 25 ton. Kalau tidak sesuai, ya tidak bakal
selesai-selesai permasalahan jalan, kasihan masyarakatnya,” tukasnya.
Untuk itu dirinya meminta Kepala Dinas
Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar tidak mengerjakan ruas jalan provinsi di Sintang
dengan asal-asalan.
“Jangan asal bangun, satu bulan jalannya
bagus, habis itu hancur lagi. Pokoknya kalau sudah di beton saya minta pihak
Universitas Tanjungpura Pontianak untuk menguji langsung betonnya, karena di Kota
Pontianak saya terapkan seperti itu.”
“Saya punya prinsip bahwa kita mengurus
jalan hanya sekali saja, dari pada tahun ini diperbaiki kemudian tahun depan
rusak lagi, sama saja, tidak bisa dinikmati oleh masyarakat,” timpalnya.
Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu
turut menceritakan saat dirinya bertemu dengan Presiden sekitar 2 minggu lalu. Saat
itu, kata Midji, Presiden menanyakan persoalan infrastruktur di Kalbar dan
dijawab Midji bahwa infrastruktur di Kalbar yang paling parah itu di Kabupaten
Sintang.
Hal ini sekaligus menjawab alasan
dijadikannya Kabupaten Sintang sebagai prioritas pembangunan.
“Saya 2 minggu lalu bertemu Presiden. Saya
sampaikan masalah infrastruktur. Kemudian saya sampaikan bahwa infrastruktur jalan
di Kabupaten Sintang masih banyak yang parah, saya tunjukkan foto-fotonya dan inilah
Kabupaten yang paling parah. Bulan Februari saya dipanggil ke Jakarta untuk
bertemu Presiden dan sekaligus mempertemukan saya dengan Menteri Pekerjaan Umum
agar disini (Sintang) menjadi prioritas pembangunan infrastruktur,” tuturnya.
Sutarmidji juga mengungkapkan bahwa
Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat memprioritaskan sebanyak lima ruas yang
harus ditangani oleh Pemprov Kalbar di Kabupaten Sintang.
“Saya sengaja membagi lima ruas titik yang
harus dikerjakan agar masyarakat ada harapan bahwa kita sudah mulai
pembangunannya. Kenapa tahun 2019 ini paling banyak di Sintang, karena dalam
rangka kita mempersiapkan infrastruktur yang baik untuk menyongsong Kabupaten
Sintang sebagai ibu kota Provinsi Kapuas Raya dan saya akan berjuang semaksimal
mungkin sesuai dengan janji-janji sejak kampanye,” tutupnya.
Sementara Bupati Sintang, Jarot Winarno
menyampaikan bahwa ruas jalan dari Sintang-Binjai Hulu-Ketungau Hilir-Ketungau
Tengah-Ketungau Hulu merupakan jalan menuju perbatasan.
“Saya sampaikan bahwa dua hari yang lalu
keluar Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2019, tentang percepatan pembangunan
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) di Desa Sungai Kelik, Kecamatan Ketungau Hulu,
sehingga ruas jalan ini bukan menjadi keluhan masyarakat Binjai saja, tetapi
ini semuanya menjadi keluhan kita semua. Karena jalan ini adalah ruas utama
untuk mencapai PLBN Sungai Kelik dengan panjang 231 Kilometer,” kata Jarot.
Perlu diketahui, sambung Jarot bahwa mulai
tahun 2018 jalan ini merupakan status milik jalan Pemprov Kalbar.
“Pada tahun 2017 kita terima SK bahwa ruas
ini adalah ruas Kabupaten jadi Pemkab sempat mengalokasi untuk memperbaiki ruas
jalan mulai dari jembatan Kapuas hingga Desa Simba Raya ini, tetapi mulai 2018
jalan ini berubah status menjadi ruas Provinsi Kalbar dan kita dari Pemkab
tidak mengalokasikan dana,” tuturnya.
Dirinya berharap kepada Gubernur Kalbar bahwa
Dana Alokas Khusus (DAK) Provinsi sudah masuk kurang lebih Rp11 miliar agar dimasukkan
ke dalam perencanaan pembangunan jalan dari Sintang ke ibu kota Binjai.
“Kemudian bisa juga membantu menangani
titik kritis di Desa Pedadang dan Desa Semubuk Kecamatan Ketungau Hilir, kalau
kita bisa menjaga ruas jalan Pedadang dan Semubuk maka arus lalu lintas tiga
kecamatan akan berjalan dengan baik,” tukasnya.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Sintang, Murjani mengatakan bahwa ruas jalan milik Pemprov Kalbar itu
total panjangnya mencapai 238,97 kilometer.
“Kita sekarang berada di Desa Simba Raya,
jadi ruas Provinsi Kalbar itu dari Simpang Balai Sepuak ke Semubuk sepanjang 45
kilometer, kemudian dari Semubuk ke Sintang 58,7 kilometer, untuk wilayah
Simpang Medang-Nanga Mau sepanjang 37 kilometer, Nanga Mau-Nanga Tebidah
sepanjang 30 kilometer dan ada beberapa wilayah lainnya yang merupakan status
milik Provinsi Kalimantan Barat,” kata Murjani.
Murjani menjelaskan bahwa ada empat
kategori kepemilikan hak dan status jalan di Kabupaten Sintang beserta
panjangnya.
“Ruas jalan nasional itu sepanjang 198,09
Kilometer, ruas jalan provinsi totalnya 238,97 kilometer, ruas jalan kabupaten
totalnya 2.289,62 Kilometer, ruas jalan desa dan non-status sepanjang 2.107,60
kilometer,” jelasnya.
Sementara Kepala Desa Binjai Hilir, Birin meminta
Gubernur dan Bupati Sintang selain melakukan pemantauan dan turun ke lapangan,
pembangunan infrastruktur jalan di wilayah tersebut juga harus cepat diatasi.
“Saya minta Pak Gubernur dan Pak Bupati
agar cepat mengatasi jalan kami yang sudah bertahun-tahun rusak, karena kami
ingin akses jalan bisa bagus dan mulus,” harapnya.
Sementara Yusuf salah seorang tokoh masyarakat
setempat juga mengeluhkan kondisi jalan di daerah tersebut terlebih saat memasuki
musim penghujan.
“Saya selaku masyarakat setempat bahwa selama ini
apalagi di saat musim penghujan kendaraan roda empat dan roda dua sulit melalui
jalan kami yang rusak bahkan jalan kaki pun sudah tak mampu sebab jalannya
sangat becek. Dimohonkan kepada Pemerintah agar membangun cepat jalan ini,”
harapnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini