Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 19 Februari 2019 |
Karol harap ada
pertimbangan Gubernur Kalbar soal status darurat
KalbarOnline,
Pontianak – Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Landak sejak
Jumat (15/2/2019) lalu. Akibatnya ratusan rumah warga khususnya yang bermukim
di bantaran sungai tergenang air sehingga terpaksa harus mengungsi.
Bencana banjir ini diakibatkan tingginya curah hujan
beberapa hari terakhir ini sehingga menyebabkan debit air Sungai Landak dan
Sungai Dait meluap. Kondisi ini semakin diperparah dengan banjir kiriman dari
wilayah kecamatan perhuluan seperti Kecamatan Air Besar dan Kecamatan Kuala
Behe yang lebih dulu dilanda banjir. Bahkan debit air hingga Senin (18/2/2019)
sudah mulai masuk ke Kota Ngabang
Pemerintah Kabupaten Landak sendiri diketahui telah
menetapkan status siaga satu terkait bencana banjir ini.
Hal ini diungkapkan oleh Bupati Landak, Karolin Margret
Natasa saat ditemui usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya dan
Sanggau di Pontianak, Minggu (17/2/2019) kemarin.
“Curah hujan sangat tinggi, hujan sepanjang hari sehingga
sungai meluap. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang terdampak banjir
diketahui yang sudah mengungsi sekitar 170an orang yang sudah ditampung di Koramil
11/Ngabang. Makanya saya hari ini hadir disini (Pelantikan Bupati di Pendopo
Gubernur Kalbar) tidak bisa lama-lama, karena harus pulang ke Landak untuk
mengecek kondisi disana,” tukasnya.
Putri kandung dari mantan Gubernur Kalbar dua periode,
Cornelis ini menuturkan bahwa yang dibutuhkan pihaknya saat ini terutama adalah
bahan makanan untuk para pengungsi.
“Yang dibutuhkan sekarang terutama adalah bahan makanan
sehingga kami akan berkoordinasi dengan BPBD sejauh mana stok makanan yang
tersedia,” ucapnya.
Dirinya saat ini sudah menetapkan status bencana banjir
tersebut menjadi status siaga satu atau darurat bencana. Mengingat kondisi
cuaca yang memungkinkan air akan semakin naik. Sejauh ini, kata Karol, BPBD Landak
dan TNI-Polri masih dapat melakukan penanganan.
“Untuk status bencana sudah kita tetapkan sebagai status
siaga satu atau darurat bencana. Sejauh ini BPBD Landak dan TNI-Polri masih dapat
melakukan penanganan. Tapi dengan ditetapkannya status siaga darurat dan sesuai
ketentuan kalau tiga kabupaten menetapkan status siaga, maka provinsi harus
menetapkan status dan kami masih menunggu. Jika provinsi sudah menetapkan
status darurat, maka kami akan mengajukan permohonan bantuan,” tuturnya.
Karolin berharap tak ada korban jiwa dalam bencana musiman
ini. Namun, lanjut dia, berdasarkan data yang diterimanya dari BPBD Landak,
sudah tercatat sebanyak 170 jiwa dan 24 KK yang mengungsi.
“Mudah-mudahan tidak ada korban jiwa. Untuk jumlah pengungsi
saat ini sudah mencapai 170 jiwa dan 24 KK dari Dusun Pulau Bendu dan Dusun Tanjung.
Kedua dusun ini persis di pinggir sungai. Air cukup tinggi sehingga masyarakat
ini tidak bisa tinggal di rumah, sudah sampai masuk ke rumah sehingga terpaksa
harus mengungsi,” imbuhnya.
“Makanya kita siagakan petugas untuk melakukan evakuasi
kalau hujan terus menerus,” timpalnya.
Karol menambahkan dengan status darurat bencana banjir
termasuk putting beliung dan tanah longsor ini, dirinya berharap agar Gubernur
Kalbar dapat mempertimbangkan status darurat tersebut untuk dapat melihat
perkembangan kondisi banjir.
“Agar Pemerintah Kabupaten Landak dapat berkoordinasi dengan
Pemerintah Provinsi Kalbar dalam penanganan korban banjir di Landak,” pungkasnya.
Bencana banjir akibat curah hujan tinggi ini sejalan dengan
prediksi BMKG yang menyampaikan bahwa di awal tahun ini curah hujan akan tinggi
dengan variasi yang sangat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Ada satu daerah dengan curah hujan luar biasa tinggi dan ada
daerah dengan kekeringan, sehingga memungkinkan adanya hotspot api maupun banjir
di Kalbar.
Seperti diketahui bahwa pada Minggu (17/2) lalu, kondisi
banjir di wilayah Kabupaten Landak semakin meluas hingga menggenangi 5 Desa di
Kecamatan Ngabang, 5 Desa di Kecamatan Kuala Behe dan 3 Desa di Kecamatan Air
Besar.
Bahkan ketinggian air di beberapa wilayah di Kecamatan Ngabang dikabarkan telah mencapai 1 hingga 1,5 meter tepatnya di Desa Raja, Desa Hilir Tengah dan Desa Hilir Kantor yang mengakibatkan rumah warga terendam oleh air.
Berdasarkan pemetaan sementara oleh BPBD Landak, wilayah yang berdampak banjir ada di 3 kecamatan yakni Kecamatan Air Besar, Kecamatan Kuala Behe dan Kecamatan Ngabang. Untuk itu warga diimbau untuk mengungsi jika rumahnya terendam banjir. (Fai)
Karol harap ada
pertimbangan Gubernur Kalbar soal status darurat
KalbarOnline,
Pontianak – Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Landak sejak
Jumat (15/2/2019) lalu. Akibatnya ratusan rumah warga khususnya yang bermukim
di bantaran sungai tergenang air sehingga terpaksa harus mengungsi.
Bencana banjir ini diakibatkan tingginya curah hujan
beberapa hari terakhir ini sehingga menyebabkan debit air Sungai Landak dan
Sungai Dait meluap. Kondisi ini semakin diperparah dengan banjir kiriman dari
wilayah kecamatan perhuluan seperti Kecamatan Air Besar dan Kecamatan Kuala
Behe yang lebih dulu dilanda banjir. Bahkan debit air hingga Senin (18/2/2019)
sudah mulai masuk ke Kota Ngabang
Pemerintah Kabupaten Landak sendiri diketahui telah
menetapkan status siaga satu terkait bencana banjir ini.
Hal ini diungkapkan oleh Bupati Landak, Karolin Margret
Natasa saat ditemui usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya dan
Sanggau di Pontianak, Minggu (17/2/2019) kemarin.
“Curah hujan sangat tinggi, hujan sepanjang hari sehingga
sungai meluap. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang terdampak banjir
diketahui yang sudah mengungsi sekitar 170an orang yang sudah ditampung di Koramil
11/Ngabang. Makanya saya hari ini hadir disini (Pelantikan Bupati di Pendopo
Gubernur Kalbar) tidak bisa lama-lama, karena harus pulang ke Landak untuk
mengecek kondisi disana,” tukasnya.
Putri kandung dari mantan Gubernur Kalbar dua periode,
Cornelis ini menuturkan bahwa yang dibutuhkan pihaknya saat ini terutama adalah
bahan makanan untuk para pengungsi.
“Yang dibutuhkan sekarang terutama adalah bahan makanan
sehingga kami akan berkoordinasi dengan BPBD sejauh mana stok makanan yang
tersedia,” ucapnya.
Dirinya saat ini sudah menetapkan status bencana banjir
tersebut menjadi status siaga satu atau darurat bencana. Mengingat kondisi
cuaca yang memungkinkan air akan semakin naik. Sejauh ini, kata Karol, BPBD Landak
dan TNI-Polri masih dapat melakukan penanganan.
“Untuk status bencana sudah kita tetapkan sebagai status
siaga satu atau darurat bencana. Sejauh ini BPBD Landak dan TNI-Polri masih dapat
melakukan penanganan. Tapi dengan ditetapkannya status siaga darurat dan sesuai
ketentuan kalau tiga kabupaten menetapkan status siaga, maka provinsi harus
menetapkan status dan kami masih menunggu. Jika provinsi sudah menetapkan
status darurat, maka kami akan mengajukan permohonan bantuan,” tuturnya.
Karolin berharap tak ada korban jiwa dalam bencana musiman
ini. Namun, lanjut dia, berdasarkan data yang diterimanya dari BPBD Landak,
sudah tercatat sebanyak 170 jiwa dan 24 KK yang mengungsi.
“Mudah-mudahan tidak ada korban jiwa. Untuk jumlah pengungsi
saat ini sudah mencapai 170 jiwa dan 24 KK dari Dusun Pulau Bendu dan Dusun Tanjung.
Kedua dusun ini persis di pinggir sungai. Air cukup tinggi sehingga masyarakat
ini tidak bisa tinggal di rumah, sudah sampai masuk ke rumah sehingga terpaksa
harus mengungsi,” imbuhnya.
“Makanya kita siagakan petugas untuk melakukan evakuasi
kalau hujan terus menerus,” timpalnya.
Karol menambahkan dengan status darurat bencana banjir
termasuk putting beliung dan tanah longsor ini, dirinya berharap agar Gubernur
Kalbar dapat mempertimbangkan status darurat tersebut untuk dapat melihat
perkembangan kondisi banjir.
“Agar Pemerintah Kabupaten Landak dapat berkoordinasi dengan
Pemerintah Provinsi Kalbar dalam penanganan korban banjir di Landak,” pungkasnya.
Bencana banjir akibat curah hujan tinggi ini sejalan dengan
prediksi BMKG yang menyampaikan bahwa di awal tahun ini curah hujan akan tinggi
dengan variasi yang sangat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Ada satu daerah dengan curah hujan luar biasa tinggi dan ada
daerah dengan kekeringan, sehingga memungkinkan adanya hotspot api maupun banjir
di Kalbar.
Seperti diketahui bahwa pada Minggu (17/2) lalu, kondisi
banjir di wilayah Kabupaten Landak semakin meluas hingga menggenangi 5 Desa di
Kecamatan Ngabang, 5 Desa di Kecamatan Kuala Behe dan 3 Desa di Kecamatan Air
Besar.
Bahkan ketinggian air di beberapa wilayah di Kecamatan Ngabang dikabarkan telah mencapai 1 hingga 1,5 meter tepatnya di Desa Raja, Desa Hilir Tengah dan Desa Hilir Kantor yang mengakibatkan rumah warga terendam oleh air.
Berdasarkan pemetaan sementara oleh BPBD Landak, wilayah yang berdampak banjir ada di 3 kecamatan yakni Kecamatan Air Besar, Kecamatan Kuala Behe dan Kecamatan Ngabang. Untuk itu warga diimbau untuk mengungsi jika rumahnya terendam banjir. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini