Landak    

Banjir Melanda, Karolin : Landak Siaga Satu

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 19 Februari 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

Karol harap ada

pertimbangan Gubernur Kalbar soal status darurat

KalbarOnline,

Pontianak – Banjir melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Landak sejak

Jumat (15/2/2019) lalu. Akibatnya ratusan rumah warga khususnya yang bermukim

di bantaran sungai tergenang air sehingga terpaksa harus mengungsi.

Bencana banjir ini diakibatkan tingginya curah hujan

beberapa hari terakhir ini sehingga menyebabkan debit air Sungai Landak dan

Sungai Dait meluap. Kondisi ini semakin diperparah dengan banjir kiriman dari

wilayah kecamatan perhuluan seperti Kecamatan Air Besar dan Kecamatan Kuala

Behe yang lebih dulu dilanda banjir. Bahkan debit air hingga Senin (18/2/2019)

sudah mulai masuk ke Kota Ngabang

Pemerintah Kabupaten Landak sendiri diketahui telah

menetapkan status siaga satu terkait bencana banjir ini.

Hal ini diungkapkan oleh Bupati Landak, Karolin Margret

Natasa saat ditemui usai pelantikan Bupati dan Wakil Bupati Kubu Raya dan

Sanggau di Pontianak, Minggu (17/2/2019) kemarin.

“Curah hujan sangat tinggi, hujan sepanjang hari sehingga

sungai meluap. Masyarakat yang tinggal di bantaran sungai yang terdampak banjir

diketahui yang sudah mengungsi sekitar 170an orang yang sudah ditampung di Koramil

11/Ngabang. Makanya saya hari ini hadir disini (Pelantikan Bupati di Pendopo

Gubernur Kalbar) tidak bisa lama-lama, karena harus pulang ke Landak untuk

mengecek kondisi disana,” tukasnya.

Putri kandung dari mantan Gubernur Kalbar dua periode,

Cornelis ini menuturkan bahwa yang dibutuhkan pihaknya saat ini terutama adalah

bahan makanan untuk para pengungsi.

“Yang dibutuhkan sekarang terutama adalah bahan makanan

sehingga kami akan berkoordinasi dengan BPBD sejauh mana stok makanan yang

tersedia,” ucapnya.

Dirinya saat ini sudah menetapkan status bencana banjir

tersebut menjadi status siaga satu atau darurat bencana. Mengingat kondisi

cuaca yang memungkinkan air akan semakin naik. Sejauh ini, kata Karol, BPBD Landak

dan TNI-Polri masih dapat melakukan penanganan.

“Untuk status bencana sudah kita tetapkan sebagai status

siaga satu atau darurat bencana. Sejauh ini BPBD Landak dan TNI-Polri masih dapat

melakukan penanganan. Tapi dengan ditetapkannya status siaga darurat dan sesuai

ketentuan kalau tiga kabupaten menetapkan status siaga, maka provinsi harus

menetapkan status dan kami masih menunggu. Jika provinsi sudah menetapkan

status darurat, maka kami akan mengajukan permohonan bantuan,” tuturnya.

Karolin berharap tak ada korban jiwa dalam bencana musiman

ini. Namun, lanjut dia, berdasarkan data yang diterimanya dari BPBD Landak,

sudah tercatat sebanyak 170 jiwa dan 24 KK yang mengungsi.

“Mudah-mudahan tidak ada korban jiwa. Untuk jumlah pengungsi

saat ini sudah mencapai 170 jiwa dan 24 KK dari Dusun Pulau Bendu dan Dusun Tanjung.

Kedua dusun ini persis di pinggir sungai. Air cukup tinggi sehingga masyarakat

ini tidak bisa tinggal di rumah, sudah sampai masuk ke rumah sehingga terpaksa

harus mengungsi,” imbuhnya.

“Makanya kita siagakan petugas untuk melakukan evakuasi

kalau hujan terus menerus,” timpalnya.

Karol menambahkan dengan status darurat bencana banjir

termasuk putting beliung dan tanah longsor ini, dirinya berharap agar Gubernur

Kalbar dapat mempertimbangkan status darurat tersebut untuk dapat melihat

perkembangan kondisi banjir.

“Agar Pemerintah Kabupaten Landak dapat berkoordinasi dengan

Pemerintah Provinsi Kalbar dalam penanganan korban banjir di Landak,” pungkasnya.

Bencana banjir akibat curah hujan tinggi ini sejalan dengan

prediksi BMKG yang menyampaikan bahwa di awal tahun ini curah hujan akan tinggi

dengan variasi yang sangat berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Ada satu daerah dengan curah hujan luar biasa tinggi dan ada

daerah dengan kekeringan, sehingga memungkinkan adanya hotspot api maupun banjir

di Kalbar.

Seperti diketahui bahwa pada Minggu (17/2) lalu, kondisi

banjir di wilayah Kabupaten Landak semakin meluas hingga menggenangi 5 Desa di

Kecamatan Ngabang, 5 Desa di Kecamatan Kuala Behe dan 3 Desa di Kecamatan Air

Besar.

Bahkan ketinggian air di beberapa wilayah di Kecamatan Ngabang dikabarkan telah mencapai 1 hingga 1,5 meter tepatnya di Desa Raja, Desa Hilir Tengah dan Desa Hilir Kantor yang mengakibatkan rumah warga terendam oleh air.

Berdasarkan pemetaan sementara oleh BPBD Landak, wilayah yang berdampak banjir ada di 3 kecamatan yakni Kecamatan Air Besar, Kecamatan Kuala Behe dan Kecamatan Ngabang. Untuk itu warga diimbau untuk mengungsi jika rumahnya terendam banjir. (Fai)

Artikel Selanjutnya
PANAS!! Karolin Usulkan Pemecatan Terhadap Sujiwo Dari PDIP
Senin, 18 Februari 2019
Artikel Sebelumnya
Banjir Melanda, Karolin : Landak Siaga Satu
Senin, 18 Februari 2019

Berita terkait