Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 16 April 2019 |
KalbarOnline,
Nasional – Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA mengaku mengikuti perkembangan kasus
penganiayaan siswi SMP di Kota Pontianak. Hal itu disampaikan Ustadz Adi
Hidayat saat memberikan kajian rutin di Masjid Al-Ihsan PTM/VJS, Bekasi Selatan
beberapa waktu lalu.
“Kasus di Pontianak saya ikuti. Apakah benar diperkusi, apakah
benar dibully, apakah benar dikeroyok, jangan dulu simpulkan,” ujarnya di
hadapan para jamaah.
Untuk itu Ustadz Adi Hidayat yang akrab disapa UAH berpesan
kepada para jamaahnya untuk mengkroscek kejelasan sebuah berita terlebih dulu
sebelum diperbincangkan.
“Kita itu punya adab, kalau ada berita belum jelas, cek
dulu. Jangan di-ramein. Rame bener, cek dulu,” pintanya.
“Ini kadang-kadang gak
nyambung. Yang dibahas malah jilbabnya (terduga pelaku). Cara berpikir yang
sangat kecil seperti itu. Apa anda katakan kalau ada orang pakai almamater
kemudian mencuri, lalu anda salahkan kampusnya, anda salahkan almamaternya. Ada
orang pakai simbol agama lalu dia melakukan perbuatan kotor, apa yang salah
agamanya?. Kalau peci itu tidak cukup sampai di kepala, maka ganti pecinya,
jangan potong kepalanya,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa beberapa waktu lalu sempat heboh mengenai
kasus penganiayaan seorang siswi SMP di Pontianak berinisial AUD (14) yang
diduga dianiaya oleh sejumlah siswi dari berbagai SMA di Kota Pontianak.
Kini pihak Polresta Pontianak telah menetapkan 3 anak
berhadapan dengan hukum (ABH) dalam kasus ini.
Kasus ini pun lantas menyedot perhatian warga Indonesia
bahkan menjadi perhatian dunia. Setelahnya muncul tagar #JusticeForAudrey yang
sempat menjadi trending topik twitter dunia. Beberapa hari setelahnya muncul pula
tagar #Audreyjugabersalah sehingga menimbulkan berbagai persepsi di masyarakat
terutama di kalangan warganet.
Saat ini kasus tersebut telah ditangani dengan maksimal oleh
pihak Kepolisian yang dibantu penuh oleh Pemerintah Kota Pontianak dan lembaga
anak. (Fai)
KalbarOnline,
Nasional – Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA mengaku mengikuti perkembangan kasus
penganiayaan siswi SMP di Kota Pontianak. Hal itu disampaikan Ustadz Adi
Hidayat saat memberikan kajian rutin di Masjid Al-Ihsan PTM/VJS, Bekasi Selatan
beberapa waktu lalu.
“Kasus di Pontianak saya ikuti. Apakah benar diperkusi, apakah
benar dibully, apakah benar dikeroyok, jangan dulu simpulkan,” ujarnya di
hadapan para jamaah.
Untuk itu Ustadz Adi Hidayat yang akrab disapa UAH berpesan
kepada para jamaahnya untuk mengkroscek kejelasan sebuah berita terlebih dulu
sebelum diperbincangkan.
“Kita itu punya adab, kalau ada berita belum jelas, cek
dulu. Jangan di-ramein. Rame bener, cek dulu,” pintanya.
“Ini kadang-kadang gak
nyambung. Yang dibahas malah jilbabnya (terduga pelaku). Cara berpikir yang
sangat kecil seperti itu. Apa anda katakan kalau ada orang pakai almamater
kemudian mencuri, lalu anda salahkan kampusnya, anda salahkan almamaternya. Ada
orang pakai simbol agama lalu dia melakukan perbuatan kotor, apa yang salah
agamanya?. Kalau peci itu tidak cukup sampai di kepala, maka ganti pecinya,
jangan potong kepalanya,” pungkasnya.
Seperti diketahui bahwa beberapa waktu lalu sempat heboh mengenai
kasus penganiayaan seorang siswi SMP di Pontianak berinisial AUD (14) yang
diduga dianiaya oleh sejumlah siswi dari berbagai SMA di Kota Pontianak.
Kini pihak Polresta Pontianak telah menetapkan 3 anak
berhadapan dengan hukum (ABH) dalam kasus ini.
Kasus ini pun lantas menyedot perhatian warga Indonesia
bahkan menjadi perhatian dunia. Setelahnya muncul tagar #JusticeForAudrey yang
sempat menjadi trending topik twitter dunia. Beberapa hari setelahnya muncul pula
tagar #Audreyjugabersalah sehingga menimbulkan berbagai persepsi di masyarakat
terutama di kalangan warganet.
Saat ini kasus tersebut telah ditangani dengan maksimal oleh
pihak Kepolisian yang dibantu penuh oleh Pemerintah Kota Pontianak dan lembaga
anak. (Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini