Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 25 April 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Mata pelajaran komputer yang sempat dihilangkan dalam kurikulum membuat
sejumlah sekolah merasa kebingungan untuk menciptakan generasi melek teknologi
terutama di tingkat SMP dan MTs, khususnya pada saat momen pelaksanaan Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Salah satunya SMPN 3 Sungai Raya yang saat ini hanya dapat menerapkan
Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) untuk 492 peserta ujian yang
terdiri dari empat sekolah yang ikut bergabung.
Kepala sekolah SMPN 3 Sungai Raya, Masiyah mengatakan adapun
sekolah-sekolah yang ikut bergabung dalam rangka Ujian Nasional Berbasis Kertas
dan Pensil (UNKP) yakni SMP Tunas Muda, SMP Harapan Bangsa, MTs Al-fatwa dan SMPN
16 Satu Atap. Dari empat sekolah tersebut yang merupakan murid asal dari SMPN 3
Sungai Raya sebanyak 320 peserta ujian.
“Khususnya tentang sarana yakni komputer belum mencukupi
untuk melaksanakan UNBK. Pada tahun 2017 bantuan dari pemerintah pusat,
sebanyak 22 unit yang selanjutnya secara mandiri dapat terkumpul sebanyak 16
unit sehingga berjumlah 38 unit. Dengan jumlah yang ada, pada Maret 2018 lalu
mata pelajaran komputer sudah diterapkan kembali,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa
(23/4/2019) kemarin.
Secara mandiri, disebut Masiyah, merupakan kerja bersama
dengan Komite Sekolah dengan cara menarik iuran kepada orang tua murid yang
telah dijalani selama setahun. Selanjutnya kekurangan juga terjadi kepada mesin
server yang dimiliki sekolah hanya satu unit.
“Jadi untuk melaksanakan UNBK di sini masih membutuhkan
waktu dengan minimnya sarana tersebut. Saya tetap optimis dapat melaksanakan
UNBK disini, namun untuk menuju kesiapan tersebut masih banyak kendala-kendala
yang dihadapi terutama dengan iuran yang masih banyak yang belum membayar,” tukasnya.
Dirinya berharap untuk tahun-tahun ke depannya dapat
mencapai target dalam persiapan pelaksanaan UNBK. (ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Mata pelajaran komputer yang sempat dihilangkan dalam kurikulum membuat
sejumlah sekolah merasa kebingungan untuk menciptakan generasi melek teknologi
terutama di tingkat SMP dan MTs, khususnya pada saat momen pelaksanaan Ujian
Nasional Berbasis Komputer (UNBK).
Salah satunya SMPN 3 Sungai Raya yang saat ini hanya dapat menerapkan
Ujian Nasional Berbasis Kertas dan Pensil (UNKP) untuk 492 peserta ujian yang
terdiri dari empat sekolah yang ikut bergabung.
Kepala sekolah SMPN 3 Sungai Raya, Masiyah mengatakan adapun
sekolah-sekolah yang ikut bergabung dalam rangka Ujian Nasional Berbasis Kertas
dan Pensil (UNKP) yakni SMP Tunas Muda, SMP Harapan Bangsa, MTs Al-fatwa dan SMPN
16 Satu Atap. Dari empat sekolah tersebut yang merupakan murid asal dari SMPN 3
Sungai Raya sebanyak 320 peserta ujian.
“Khususnya tentang sarana yakni komputer belum mencukupi
untuk melaksanakan UNBK. Pada tahun 2017 bantuan dari pemerintah pusat,
sebanyak 22 unit yang selanjutnya secara mandiri dapat terkumpul sebanyak 16
unit sehingga berjumlah 38 unit. Dengan jumlah yang ada, pada Maret 2018 lalu
mata pelajaran komputer sudah diterapkan kembali,” ujarnya saat dikonfirmasi Selasa
(23/4/2019) kemarin.
Secara mandiri, disebut Masiyah, merupakan kerja bersama
dengan Komite Sekolah dengan cara menarik iuran kepada orang tua murid yang
telah dijalani selama setahun. Selanjutnya kekurangan juga terjadi kepada mesin
server yang dimiliki sekolah hanya satu unit.
“Jadi untuk melaksanakan UNBK di sini masih membutuhkan
waktu dengan minimnya sarana tersebut. Saya tetap optimis dapat melaksanakan
UNBK disini, namun untuk menuju kesiapan tersebut masih banyak kendala-kendala
yang dihadapi terutama dengan iuran yang masih banyak yang belum membayar,” tukasnya.
Dirinya berharap untuk tahun-tahun ke depannya dapat
mencapai target dalam persiapan pelaksanaan UNBK. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini