Ketapang    

Kades Menyumbung Sebut Manager PLN Ketapang Lakukan Kebohongan Publik

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 07 Mei 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Ketapang

Kepala Desa Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai, Rafael menilai pihak

Perusahaan Listrik Negara (PLN) UP3 Ketapang telah melakukan kebohongan publik

terkait statmen pemberitaan yang mengatakan telah melakukan peresmian listrik

di Desa Menyumbung.

Hal tersebut dibantah keras olehnya, lantaran hingga saat

ini belum ada peresmian listrik di tempatnya dan aliran listrik PLN hingga saat

ini belum menyala.

Sebelumnya, di beberapa pemberitaan media massa saat

melakukan peresmian di listrik PLN di desa Nanga Kelampai, pihak PLN mengaku

peresmian dilakukan di beberapa desa lainnya diantara Desa Menyumbung, Benua

Krio, Air Durian Jaya, Mekar Sari dan Jungkal turut diresmikan penyalaan

listriknya.

Bahkan, hal ini juga dibenarkan oleh Manager PLN UP3

Ketapang, Wilfrid Siregar. Saat dikonfirmasi diakuinya kalau memang ada

beberapa desa sudah diresmikan penyalaan listriknya di antaranya termasuk Desa

Menyumbung, Kecamatan Hulu Sungai.

“Sudah nyala listrik desanya. Memang desa menyumbung tidak

kita undang karena posisinya saat itu lagi banjir dan jaraknya jauh,” terangnya.

Ia menambahkan bahwa awalnya pihaknya hendak memusatkan

peresmian penyalaan listrik desa di Menyumbung, namun berhubung Bupati Ketapang

selaku yang meresmikan sedang banyak kegiatan maka peresmian dipusatkan di

Nanga Kelampai. Saat ditanyai apakah listrik di Desa Menyumbung sudah menyala,

ia dengan tegas menjawab bahwa listriknya sudah menyala.

“Pemberitaan sudah sesuai. Sudah nyala,” tukasnya.

Sementara Kades Desa Menyumbung, Rafael menilai apa yang

disampaikan oleh pihak PLN baik dimuat di beberapa media massa maupun yang

disampaikan oleh Manager PLN UP3 Ketapang, Wilfrid Siregar mengenai peresmian

dan penyalaan listrik khususnya di Desa Menyumbung merupakan suatu kebohongan

dan tidaklah benar.

Pasalnya, hingga saat ini dirinya tidak pernah merasa adanya

peresmian listrik di desanya, bahkan jangankan peresmian saat ini baru ada dua

KwH yang terpasang di tempatnya.

“Bagaimana mau diresmikan dan dinyalakan, KwH saja baru dua

unit terpasang, satunya di kantor Kecamatan, satu di mess Kecamatan,” tegasnya.

Ia mengaku bahwa ada pihak PLN yang datang ke desanya sekitar

akhir bulan April untuk mengambil titik koordinat, namun hingga saat ini tidak

ada tindaklanjut mengenai penyalaan listrik tersebut. Bahkan untuk pemasangan

KwH juga belum semua terealisasi.

“Padahal di sini penancapan tiang listrik sudah dua tahun

lalu, kemudian jaringan baru sekitar 2 bulan lebih, tapi baru dua KwH dipasang

padahal masyarakat ada sebagian yang sudah bayar,” bebernya.

Untuk itu, ia menilai apa yang disampaikan PLN tidak sesuai

fakta di lapangan dan terkesan membohongi publik. Oleh karena itu, ia mendesak

PLN segera menyelesaikan proses kelistrikan di tempatnya agar dapat sesegera

mungkin dinyalakan listriknya, mengingat ada sekitar 300 kepala keluarga yang

mendambakan teraliri listrik PLN di desanya.

“Selama ini sampai saat ini masyarakat masih gunakan mesin genset masing-masing. Biaya dikeluarkan perbulan 600 ribu satu rumah. Itu pun di luar biaya perbaikan mesin kalau rusak dan oli serta lainnya,” keluhnya.

“Jadi kami harap PLN segera menyalakan listrik ini. Kami belum merasakan diresmikan apalagi listrik menyala, jadi jangan bohongi kami,” pungkasnya. (Adi LC)

Artikel Selanjutnya
Diduga Pengedar Narkoba, Seorang Nelayan di Kendawangan Diringkus Polisi
Selasa, 07 Mei 2019
Artikel Sebelumnya
BGA Group Kembali Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir di Ketapang
Selasa, 07 Mei 2019

Berita terkait