Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 17 Oktober 2018 |
KalbarOnline,
Ketapang – Terkait pemadaman aliran listrik di wilayah Ketapang dalam
beberapa minggu terakhir banyak dikeluhkan warga. Sebab dalam seharinya byarpet
bisa terjadi dua hingga tiga kali.
Anggota DPRD Ketapang, Abdul Sani mengecam pelayanan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Ketapang semakin memburuk. Dirinya mengaku
sudah banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat mengenai byarpet yang kerap
kali terjadi saat ini.
“Di Kendawangan pemadaman sampai 29 jam lamanya, di Kota
Ketapang pemadaman kayak minum obat. Bayangkan kerugian yang masyarakat
rasakan, aktivitas terganggu, barang elektronik banyak rusak,” ungkapnya kepada
awak media, Rabu (17/10/2018).
Menurutnya, kondisi ini akibat ketidakmampuan Manager PLN
Area Ketapang dalam memimpin jika dibandingkan dengan manager sebelumnya.
Padahal saat itu kata dia, sebelumnya PLTU belum beroperasi, tapi Manager PLN
beserta jajaran yang saat ini kinerjanya malah buruk.
Ketapang yang sudah jarang byarpet malah sering byarpet,
padahal, kata dia, PLTU sudah beroperasi.
“Apalagi yang kurang. Makanya kita minta manager PLN-nya
dicopot saja atau kalau merasa tidak mampu minta dimutasikan, jangan memaksakan
kehendak padahal tidak bisa dan yang terkena dampak masyarakat. Tolong ini diperhatikan
sebelum masyarakat melakukan hal-hal tidak diinginkan akibat keresahan dan
kekecewaannya terhadap PLN,” pungkasnya. (Adi LC)
KalbarOnline,
Ketapang – Terkait pemadaman aliran listrik di wilayah Ketapang dalam
beberapa minggu terakhir banyak dikeluhkan warga. Sebab dalam seharinya byarpet
bisa terjadi dua hingga tiga kali.
Anggota DPRD Ketapang, Abdul Sani mengecam pelayanan
Perusahaan Listrik Negara (PLN) Area Ketapang semakin memburuk. Dirinya mengaku
sudah banyak mendapatkan keluhan dari masyarakat mengenai byarpet yang kerap
kali terjadi saat ini.
“Di Kendawangan pemadaman sampai 29 jam lamanya, di Kota
Ketapang pemadaman kayak minum obat. Bayangkan kerugian yang masyarakat
rasakan, aktivitas terganggu, barang elektronik banyak rusak,” ungkapnya kepada
awak media, Rabu (17/10/2018).
Menurutnya, kondisi ini akibat ketidakmampuan Manager PLN
Area Ketapang dalam memimpin jika dibandingkan dengan manager sebelumnya.
Padahal saat itu kata dia, sebelumnya PLTU belum beroperasi, tapi Manager PLN
beserta jajaran yang saat ini kinerjanya malah buruk.
Ketapang yang sudah jarang byarpet malah sering byarpet,
padahal, kata dia, PLTU sudah beroperasi.
“Apalagi yang kurang. Makanya kita minta manager PLN-nya
dicopot saja atau kalau merasa tidak mampu minta dimutasikan, jangan memaksakan
kehendak padahal tidak bisa dan yang terkena dampak masyarakat. Tolong ini diperhatikan
sebelum masyarakat melakukan hal-hal tidak diinginkan akibat keresahan dan
kekecewaannya terhadap PLN,” pungkasnya. (Adi LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini