Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 27 Mei 2019 |
KalbarOnline, Kayong
Utara – Tiga orangutan dilepasliarkan oleh petugas Resort Sukadana SKW I
Ketapang bersama petugas YIARI dan petugas Taman Nasional Gunung Palung serta
masyarakat Desa Batu Barat.
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalimantan
Barat, Sadtata Adirahmanta, S.Hut., M.T mengatakan ketiga satwa tersebut dilepasliarkan
di Sungai Kubang, Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong
Utara, Jumat (24/5/2019) lalu.

Dirinya mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan
orangutan dan satwa lainnya meninggalkan hutan yang menjadi habitnya.
“Faktor tersebut antaranya ketersedian sumber makanan yang
semakin sulit, hingga kerusakan hutan yang menjadi habitat satwa yang
dilindungi ini. Konflik satwa dan manusia akan selalu terjadi bila manusia
tidak bijaksana dalam memperlakukan alam,” jelasnya saat diwawancarai, Minggu
(26/5/2019).
Ia berharap ke depannya baik pemerintah hingga pihak terkait
dapat bersama-sama mengatur kebijakan dan aturan terkait pemanfaatan lahan yang
ada, sehingga tidak menimbulkan konflik antara satwa liar dan manusia.
“Ke depan mestinya perlu dibuat kebijakan yang lebih
komprehensif, khususnya terkait dengan pemanfaatan lahan. Namun demikian, kerja
konservasi memang tidak berujung. Manusia sebagai makhluk yang dianggap paling
cerdas di bumi, memiliki tanggung jawab terbesar untuk menjaganya,” tandasnya. (Adi
LC)
KalbarOnline, Kayong
Utara – Tiga orangutan dilepasliarkan oleh petugas Resort Sukadana SKW I
Ketapang bersama petugas YIARI dan petugas Taman Nasional Gunung Palung serta
masyarakat Desa Batu Barat.
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Kalimantan
Barat, Sadtata Adirahmanta, S.Hut., M.T mengatakan ketiga satwa tersebut dilepasliarkan
di Sungai Kubang, Desa Batu Barat, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong
Utara, Jumat (24/5/2019) lalu.

Dirinya mengungkapkan beberapa faktor yang menyebabkan
orangutan dan satwa lainnya meninggalkan hutan yang menjadi habitnya.
“Faktor tersebut antaranya ketersedian sumber makanan yang
semakin sulit, hingga kerusakan hutan yang menjadi habitat satwa yang
dilindungi ini. Konflik satwa dan manusia akan selalu terjadi bila manusia
tidak bijaksana dalam memperlakukan alam,” jelasnya saat diwawancarai, Minggu
(26/5/2019).
Ia berharap ke depannya baik pemerintah hingga pihak terkait
dapat bersama-sama mengatur kebijakan dan aturan terkait pemanfaatan lahan yang
ada, sehingga tidak menimbulkan konflik antara satwa liar dan manusia.
“Ke depan mestinya perlu dibuat kebijakan yang lebih
komprehensif, khususnya terkait dengan pemanfaatan lahan. Namun demikian, kerja
konservasi memang tidak berujung. Manusia sebagai makhluk yang dianggap paling
cerdas di bumi, memiliki tanggung jawab terbesar untuk menjaganya,” tandasnya. (Adi
LC)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini