Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 29 Mei 2019 |
KalbarOnline, Kubu Raya – Paham demokrasi yang dianut negara Indonesia merupakan salah satu wujud dalam penyeleggaraan Pemilu. Dalam proses Pemilu tentunya ada kompetisi, hal tersebut dikatakan Anggota DPR RI Dapil Kalbar, Syarif Abdullah Alkadrie saat diwawancarai di Kubu Raya, baru-baru ini.
“Kompetisi tentu ada pendukung dan sekarang proses Pilpres,
Pileg sudah selesai artinya kita sebagai warga negara hukum kita kembalikan
persoalan-persoalan yang apabila tidak sesuai dengan ketentuannya. Tentu ada
saluran-salurannya,” ujar Syarif Abdullah Alkadrie.
Mantan Dosen Universitas Panca Bhakti Pontianak ini berharap
kepada masyarakat untuk bersatu kembali walaupun pernah ada perbedaan saat
menjelang Pilpres 2019.
“Kalau dahulu ada 01 dan 02 sekarang kita 03 artinya bersatu
kembali dalam NKRI. Karena sifat perpecahan itu, akan merugikan terutama rakyat
itu sendiri,” ucapnya.
Untuk itu sebagai tokoh masyarakat Kalimantan Barat, ia
mengingatkan kepada masyarakat khususnya pasca kerusuhan yang terjadi di
Pontianak Timur kemarin. Untuk tidak terpancing dengan isu-isu yang menyebar
baik secara lisan maupun pesan-pesan singkat.
“Saya juga menyampaikan rasa duka kepada warga yang terkena
musibah itu. Tentunya sebagai insan manusia kita tidak menginginkan itu
terjadi. Dengan selesainya Pilpres, agar tetap kondusif, dan saya aspirasi
kepada masyarakat agar cepat kembali beraktivitas sebagaimana mestinya,” pungkasnya.
Sementara Habib Thoha Bin Husein Al-Jufri mengingatkan
masyarakat muslim agar senantiasa menahan amarah serta hawa nafsu terlebih saat
ini momen bulan Ramadhan. Untuk itu, silahturahmi menjadi langkah positif untuk
menambah kadar amal ibadah di bulan puasa.
“Ingat puasa, bulan puasa adalah bulan rahmat. Berpuasa
adalah untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak terpuji,” pesannya.
Dikatakannya untuk menghindari hal-hal yang mengurangi amal
ibadah di bulan Puasa agar umat Muslim senantiasa menghadiri majelis taklim, tausiyah,
serta kegiatan-kegiatan relegius untuk menambah amal ibadah dibulan Ramadan. (ian)
KalbarOnline, Kubu Raya – Paham demokrasi yang dianut negara Indonesia merupakan salah satu wujud dalam penyeleggaraan Pemilu. Dalam proses Pemilu tentunya ada kompetisi, hal tersebut dikatakan Anggota DPR RI Dapil Kalbar, Syarif Abdullah Alkadrie saat diwawancarai di Kubu Raya, baru-baru ini.
“Kompetisi tentu ada pendukung dan sekarang proses Pilpres,
Pileg sudah selesai artinya kita sebagai warga negara hukum kita kembalikan
persoalan-persoalan yang apabila tidak sesuai dengan ketentuannya. Tentu ada
saluran-salurannya,” ujar Syarif Abdullah Alkadrie.
Mantan Dosen Universitas Panca Bhakti Pontianak ini berharap
kepada masyarakat untuk bersatu kembali walaupun pernah ada perbedaan saat
menjelang Pilpres 2019.
“Kalau dahulu ada 01 dan 02 sekarang kita 03 artinya bersatu
kembali dalam NKRI. Karena sifat perpecahan itu, akan merugikan terutama rakyat
itu sendiri,” ucapnya.
Untuk itu sebagai tokoh masyarakat Kalimantan Barat, ia
mengingatkan kepada masyarakat khususnya pasca kerusuhan yang terjadi di
Pontianak Timur kemarin. Untuk tidak terpancing dengan isu-isu yang menyebar
baik secara lisan maupun pesan-pesan singkat.
“Saya juga menyampaikan rasa duka kepada warga yang terkena
musibah itu. Tentunya sebagai insan manusia kita tidak menginginkan itu
terjadi. Dengan selesainya Pilpres, agar tetap kondusif, dan saya aspirasi
kepada masyarakat agar cepat kembali beraktivitas sebagaimana mestinya,” pungkasnya.
Sementara Habib Thoha Bin Husein Al-Jufri mengingatkan
masyarakat muslim agar senantiasa menahan amarah serta hawa nafsu terlebih saat
ini momen bulan Ramadhan. Untuk itu, silahturahmi menjadi langkah positif untuk
menambah kadar amal ibadah di bulan puasa.
“Ingat puasa, bulan puasa adalah bulan rahmat. Berpuasa
adalah untuk menahan diri dari hal-hal yang tidak terpuji,” pesannya.
Dikatakannya untuk menghindari hal-hal yang mengurangi amal
ibadah di bulan Puasa agar umat Muslim senantiasa menghadiri majelis taklim, tausiyah,
serta kegiatan-kegiatan relegius untuk menambah amal ibadah dibulan Ramadan. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini