Sintang    

Bupati Jarot Buka Gawai Adat Mangku Benua Desa Topan Nanga

Oleh : Jauhari Fatria
Jumat, 28 Juni 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Sintang

Bupati Sintang, Jarot Winarno secara resmi membuka gawai adat tutup peuma

2019 di Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu, Kamis (27/6/2019). Pembukaan gawai

adat yang mengusung tema ‘Mangku Benua’ ini ditandai dengan pemukulan gong oleh

Bupati Jarot.

Bupati Jarot mengatakan, gawai merupakan rasa syukur kepada

Tuhan yang maha kuasa atas apa yang telah diperoleh dan rasakan dari alam yang

telah menyediakan kehidupan bagi kita selama ini.

“Adat istiadat seperti ini sudah turun temurun dilakukan

dari para pendahulu kita yang merupakan wujud syukur kepada Tuhan yang maha

kuasa yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Dengan kegiatan gawai ini

mari kita menjaga kerukunan sesama masyarakat, keseimbangan dengan alam

sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman dan tentram saling menghargai

dengan begitu mampu mempersatukan kita itulah kekuatan kita supaya kita saling

berhubungan baik dengan benua dan alam yang harus kita lestarikan,” tukasnya.

Orang nomor wahid di Bumi Senentang ini mengajak, melalui momen

gawai ini untuk menciptakan suasana yang tentram aman dan damai sehingga mampu

bersatu dalam membangun desa lebih maju dan mandiri.

“Seperti kita ketahui di Desa Topan Nanga ini mempunyai

putra daerah yang menjadi pejabat pemerintahan di Kabupaten Sintang, sudah

saatnya kita mambangun desa kita menjadi desa maju dan mandiri yang mampu

mensejahterakan masyarakat Topan Nanga ini,” ajaknya.

Untuk itu, Bupati menekankan pentingnya terciptanya suasana

yang kondusif agar masyarakat dan pemerintah dapat saling bahu membahu saling membantu

dalam pembangunan baik membangun sumber daya manusia maupun membangun

infrastruktur yang lainnya.

“Dengan begitu, kita dapat memajukan desa kita dari

ketertingalan dan kemiskinan. Mengingat di Sintang ini masih ada 42 ribu orang

atau 10,23 persen yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seperti yang kita

ketahui bahwa penyebabnya yaitu kesadaran kita semua untuk membangun ekonomi

kerakyatan yang mampu mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.

Sementara Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik dan

Pemerintahan, Syarifudin yang juga merupakan Pewaris Mangku Benua Keturunan

Tertua dari pendiri Desa Topan Nanga yang pertama sekaligus merupakan putra

daerah dari Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu ini menjelaskan bahwa berdasarkan

bahasa dayak kebahan Desa Topan Nanga, istilah gawai disebut pegowai dan itulah

sebutan asli dari keturunan pendahulunya.

“Memaknai gawai ini merupakan rasa syukur kita kepada tuhan

yang telah membimbing dan memberikan rejeki kepada kita, selayaknya kita

mengucapkan rasa syukur kita dengan mengadakan gawai dalam arti luas kita telah

memperoleh rejeki yang telah diberikan alam kepada kita,” tukasnya.

Syarifudin juga mengajak masyarakat Desa Topan Nanga untuk

bersama membangun desa dan menjaga kekayaan alam yang ada.

“Kita punya kekayaan alam yang dapat kita jadikan obyek

wisata yang bisa kita jadikan modal untuk memajukan dan mensejahterakan

masyarakat Topan Nanga ini sehingga tercipta hubungan baik antara kita sesama

manusia dan alam,” tandasnya. (*/Sg)

Artikel Selanjutnya
Pimpin Upacara HANI dan Hari Berkabung Daerah, Ini Pesan Bupati Jarot
Jumat, 28 Juni 2019
Artikel Sebelumnya
Ini Pengakuan Tetangga Pelaku Penganiayaan Bocah Dua Tahun di Sanggau
Jumat, 28 Juni 2019

Berita terkait