Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Jumat, 28 Juni 2019 |
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno secara resmi membuka gawai adat tutup peuma
2019 di Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu, Kamis (27/6/2019). Pembukaan gawai
adat yang mengusung tema ‘Mangku Benua’ ini ditandai dengan pemukulan gong oleh
Bupati Jarot.
Bupati Jarot mengatakan, gawai merupakan rasa syukur kepada
Tuhan yang maha kuasa atas apa yang telah diperoleh dan rasakan dari alam yang
telah menyediakan kehidupan bagi kita selama ini.
“Adat istiadat seperti ini sudah turun temurun dilakukan
dari para pendahulu kita yang merupakan wujud syukur kepada Tuhan yang maha
kuasa yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Dengan kegiatan gawai ini
mari kita menjaga kerukunan sesama masyarakat, keseimbangan dengan alam
sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman dan tentram saling menghargai
dengan begitu mampu mempersatukan kita itulah kekuatan kita supaya kita saling
berhubungan baik dengan benua dan alam yang harus kita lestarikan,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Bumi Senentang ini mengajak, melalui momen
gawai ini untuk menciptakan suasana yang tentram aman dan damai sehingga mampu
bersatu dalam membangun desa lebih maju dan mandiri.
“Seperti kita ketahui di Desa Topan Nanga ini mempunyai
putra daerah yang menjadi pejabat pemerintahan di Kabupaten Sintang, sudah
saatnya kita mambangun desa kita menjadi desa maju dan mandiri yang mampu
mensejahterakan masyarakat Topan Nanga ini,” ajaknya.
Untuk itu, Bupati menekankan pentingnya terciptanya suasana
yang kondusif agar masyarakat dan pemerintah dapat saling bahu membahu saling membantu
dalam pembangunan baik membangun sumber daya manusia maupun membangun
infrastruktur yang lainnya.
“Dengan begitu, kita dapat memajukan desa kita dari
ketertingalan dan kemiskinan. Mengingat di Sintang ini masih ada 42 ribu orang
atau 10,23 persen yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seperti yang kita
ketahui bahwa penyebabnya yaitu kesadaran kita semua untuk membangun ekonomi
kerakyatan yang mampu mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.
Sementara Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik dan
Pemerintahan, Syarifudin yang juga merupakan Pewaris Mangku Benua Keturunan
Tertua dari pendiri Desa Topan Nanga yang pertama sekaligus merupakan putra
daerah dari Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu ini menjelaskan bahwa berdasarkan
bahasa dayak kebahan Desa Topan Nanga, istilah gawai disebut pegowai dan itulah
sebutan asli dari keturunan pendahulunya.
“Memaknai gawai ini merupakan rasa syukur kita kepada tuhan
yang telah membimbing dan memberikan rejeki kepada kita, selayaknya kita
mengucapkan rasa syukur kita dengan mengadakan gawai dalam arti luas kita telah
memperoleh rejeki yang telah diberikan alam kepada kita,” tukasnya.
Syarifudin juga mengajak masyarakat Desa Topan Nanga untuk
bersama membangun desa dan menjaga kekayaan alam yang ada.
“Kita punya kekayaan alam yang dapat kita jadikan obyek
wisata yang bisa kita jadikan modal untuk memajukan dan mensejahterakan
masyarakat Topan Nanga ini sehingga tercipta hubungan baik antara kita sesama
manusia dan alam,” tandasnya. (*/Sg)
KalbarOnline, Sintang
– Bupati Sintang, Jarot Winarno secara resmi membuka gawai adat tutup peuma
2019 di Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu, Kamis (27/6/2019). Pembukaan gawai
adat yang mengusung tema ‘Mangku Benua’ ini ditandai dengan pemukulan gong oleh
Bupati Jarot.
Bupati Jarot mengatakan, gawai merupakan rasa syukur kepada
Tuhan yang maha kuasa atas apa yang telah diperoleh dan rasakan dari alam yang
telah menyediakan kehidupan bagi kita selama ini.
“Adat istiadat seperti ini sudah turun temurun dilakukan
dari para pendahulu kita yang merupakan wujud syukur kepada Tuhan yang maha
kuasa yang telah memberikan kehidupan kepada kita. Dengan kegiatan gawai ini
mari kita menjaga kerukunan sesama masyarakat, keseimbangan dengan alam
sehingga mampu menciptakan suasana yang nyaman dan tentram saling menghargai
dengan begitu mampu mempersatukan kita itulah kekuatan kita supaya kita saling
berhubungan baik dengan benua dan alam yang harus kita lestarikan,” tukasnya.
Orang nomor wahid di Bumi Senentang ini mengajak, melalui momen
gawai ini untuk menciptakan suasana yang tentram aman dan damai sehingga mampu
bersatu dalam membangun desa lebih maju dan mandiri.
“Seperti kita ketahui di Desa Topan Nanga ini mempunyai
putra daerah yang menjadi pejabat pemerintahan di Kabupaten Sintang, sudah
saatnya kita mambangun desa kita menjadi desa maju dan mandiri yang mampu
mensejahterakan masyarakat Topan Nanga ini,” ajaknya.
Untuk itu, Bupati menekankan pentingnya terciptanya suasana
yang kondusif agar masyarakat dan pemerintah dapat saling bahu membahu saling membantu
dalam pembangunan baik membangun sumber daya manusia maupun membangun
infrastruktur yang lainnya.
“Dengan begitu, kita dapat memajukan desa kita dari
ketertingalan dan kemiskinan. Mengingat di Sintang ini masih ada 42 ribu orang
atau 10,23 persen yang hidup di bawah garis kemiskinan. Seperti yang kita
ketahui bahwa penyebabnya yaitu kesadaran kita semua untuk membangun ekonomi
kerakyatan yang mampu mensejahterakan masyarakat,” jelasnya.
Sementara Staf Ahli Bupati Bidang Hukum, Politik dan
Pemerintahan, Syarifudin yang juga merupakan Pewaris Mangku Benua Keturunan
Tertua dari pendiri Desa Topan Nanga yang pertama sekaligus merupakan putra
daerah dari Desa Topan Nanga, Kecamatan Kayan Hulu ini menjelaskan bahwa berdasarkan
bahasa dayak kebahan Desa Topan Nanga, istilah gawai disebut pegowai dan itulah
sebutan asli dari keturunan pendahulunya.
“Memaknai gawai ini merupakan rasa syukur kita kepada tuhan
yang telah membimbing dan memberikan rejeki kepada kita, selayaknya kita
mengucapkan rasa syukur kita dengan mengadakan gawai dalam arti luas kita telah
memperoleh rejeki yang telah diberikan alam kepada kita,” tukasnya.
Syarifudin juga mengajak masyarakat Desa Topan Nanga untuk
bersama membangun desa dan menjaga kekayaan alam yang ada.
“Kita punya kekayaan alam yang dapat kita jadikan obyek
wisata yang bisa kita jadikan modal untuk memajukan dan mensejahterakan
masyarakat Topan Nanga ini sehingga tercipta hubungan baik antara kita sesama
manusia dan alam,” tandasnya. (*/Sg)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini