Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 11 Juli 2019 |
KalbarOnline, Kubu Raya – Berbagai agenda menghiasi hari jadi Kubu Raya ke-12,
salah satunya tradisi saprahan juga termasuk dalam rangkaian kegiatan HUT ke-12 Kubu Raya.
Ditemui usai makan saprahan, Bupati Muda mengatakan, budaya makan saprahan
merupakan sajian sumber pangan lokal yang ada di Kubu Raya, terdiri beras lokal
Kubu Raya, hingga ke penyajian lauk pauknya.

“Kemudian kearifan lokal, yang mengandung kesederajatan
dalam arti duduk bersama-sama untuk berkumpul secara filosofinya bicara soal
satu sama lainnya saling menghargai,” ucapnya, Kamis (11/7/2019).
Menurut Muda dengan keberagaman yang
ada di Kubu Raya, budaya makan saprahan menyatukan kultur sosial di antara masyarakat
dengan makan bersama-sama dengan cara duduk bersila menjadi salah satu upaya
penguatan antara pemerintah dengan masyarakat.
“Kita harap langkah-langkah ini bukan hanya
sekedar simbol tetapi kita lanjutkan menjadi program seperti Tari Harmoni Kubu
Raya akan diterapkan di semua sekolah, hal ini bertujuan agar murid-murid
sekolah lebih mencintai budaya serta dapat mempelajari berbagai macam-macam
etnis sehingga dalam pemikiran mereka tercipta untuk mencintai Kubu Raya,”
terangnya.
Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo mengatakan, dengan memaknai budaya
makan saprahan berupa filosofi berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Selain
itu, budaya makan saprahan juga menjadi ajang menjalin tali silaturrahmi.
“Khususnya mempererat tali persaudaraan di mana tadi ada
Bupati, ada Pangdam XII/Tpr serta para pemimpin-pemimpin yang lainnya dengan
posisi makan sama-sama duduk. Ini menandakan, antara pemimpin dengan rakyatnya
itu menyatu,” jelasnya.
Sementara Pangdam XII/Tpr, Mayor Jendral TNI
Herman Asaribab menilai, budaya makan saprahan dalam filosofi kehidupan sehari-hari antara
sesama manusia mempunyai kesamaan untuk melakukan komunikasi.
“Mau itu dari tingkat pendidikannya, strata
sosialnya semua duduk bersama untuk saling menghargai satu dengan lainnya.
Seperti tadi yang disampaikan Pak Bupati, arti menghadap dengan
berhadap-hadapan itu berbeda, artinya apabila menghadap otomatis ada tingkat
kedudukan di situ sedangkan berhadap-hadapan itu semua sama,” ujarnya.
Pangdam XII/Tpr berujar, budaya makan saprahan dengan posisi
berhadap-hadapan ada nilai saling menghargai satu dengan lainnya, serta
memiliki kerendahan hati dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Makan saprahan yang
digelar di halaman Kantor Bupati Kubu Raya turut dihadiri Kepala Kantor Basarnas Pontianak, Hery
Marantika serta para kepala OPD Kubu Raya dan
para Camat Kubu Raya. (ian)
KalbarOnline, Kubu Raya – Berbagai agenda menghiasi hari jadi Kubu Raya ke-12,
salah satunya tradisi saprahan juga termasuk dalam rangkaian kegiatan HUT ke-12 Kubu Raya.
Ditemui usai makan saprahan, Bupati Muda mengatakan, budaya makan saprahan
merupakan sajian sumber pangan lokal yang ada di Kubu Raya, terdiri beras lokal
Kubu Raya, hingga ke penyajian lauk pauknya.

“Kemudian kearifan lokal, yang mengandung kesederajatan
dalam arti duduk bersama-sama untuk berkumpul secara filosofinya bicara soal
satu sama lainnya saling menghargai,” ucapnya, Kamis (11/7/2019).
Menurut Muda dengan keberagaman yang
ada di Kubu Raya, budaya makan saprahan menyatukan kultur sosial di antara masyarakat
dengan makan bersama-sama dengan cara duduk bersila menjadi salah satu upaya
penguatan antara pemerintah dengan masyarakat.
“Kita harap langkah-langkah ini bukan hanya
sekedar simbol tetapi kita lanjutkan menjadi program seperti Tari Harmoni Kubu
Raya akan diterapkan di semua sekolah, hal ini bertujuan agar murid-murid
sekolah lebih mencintai budaya serta dapat mempelajari berbagai macam-macam
etnis sehingga dalam pemikiran mereka tercipta untuk mencintai Kubu Raya,”
terangnya.
Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Kubu Raya, Sujiwo mengatakan, dengan memaknai budaya
makan saprahan berupa filosofi berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Selain
itu, budaya makan saprahan juga menjadi ajang menjalin tali silaturrahmi.
“Khususnya mempererat tali persaudaraan di mana tadi ada
Bupati, ada Pangdam XII/Tpr serta para pemimpin-pemimpin yang lainnya dengan
posisi makan sama-sama duduk. Ini menandakan, antara pemimpin dengan rakyatnya
itu menyatu,” jelasnya.
Sementara Pangdam XII/Tpr, Mayor Jendral TNI
Herman Asaribab menilai, budaya makan saprahan dalam filosofi kehidupan sehari-hari antara
sesama manusia mempunyai kesamaan untuk melakukan komunikasi.
“Mau itu dari tingkat pendidikannya, strata
sosialnya semua duduk bersama untuk saling menghargai satu dengan lainnya.
Seperti tadi yang disampaikan Pak Bupati, arti menghadap dengan
berhadap-hadapan itu berbeda, artinya apabila menghadap otomatis ada tingkat
kedudukan di situ sedangkan berhadap-hadapan itu semua sama,” ujarnya.
Pangdam XII/Tpr berujar, budaya makan saprahan dengan posisi
berhadap-hadapan ada nilai saling menghargai satu dengan lainnya, serta
memiliki kerendahan hati dalam menjalankan kehidupan sehari-hari.
Makan saprahan yang
digelar di halaman Kantor Bupati Kubu Raya turut dihadiri Kepala Kantor Basarnas Pontianak, Hery
Marantika serta para kepala OPD Kubu Raya dan
para Camat Kubu Raya. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini