Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 20 Agustus 2025 |
KALBARONLINE.com – Hamparan ribuan kue dan makanan tradisional membentang sepanjang 1,3 kilometer di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Rabu (20/8/2025). Di kiri dan kanan jalan, warga duduk bersila, siap menyantap hidangan saprahan. Suasana semakin hangat ketika Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, bersama jajaran Forkopimda, ikut berbaur duduk saprahan bersama masyarakat.
Tradisi budaya Robo-robo tahun ini kembali mewarnai Kota Pontianak. Perayaan yang sudah digelar untuk keempat kalinya ini menjadi simbol kebersamaan sekaligus upaya melestarikan tradisi pesisir yang telah mengakar sejak lama.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa Robo-robo merupakan wujud rasa syukur masyarakat Pontianak atas nikmat Allah SWT sekaligus doa agar dijauhkan dari bencana.
“Rasa syukur ini kita wujudkan dalam bentuk silaturahmi, doa bersama, dan makan bersama,” ujarnya.
Ia menambahkan, tradisi Robo-robo mengandung tiga nilai penting: spiritual, ritual, dan hiburan. Karena itu, pelaksanaannya dikemas dengan berbagai acara yang berdampak positif bagi masyarakat.
Salah satu yang selalu hadir dalam perayaan ini adalah lomba membuat ketupat colet, makanan khas yang wajib ada dalam Robo-robo. Selain itu, juga digelar festival kuliner yang menjadi ajang kreasi masyarakat menghadirkan sajian khas Pontianak.
“Kami berharap kegiatan Robo-robo ke depan tidak hanya dihadiri masyarakat sekitar, tapi juga bisa menarik pengunjung dari seluruh Pontianak, bahkan dari luar Kalbar,” tutur Edi.
Ia menegaskan, Robo-robo harus menjadi agenda tetap budaya Kota Pontianak karena sarat nilai kearifan lokal sekaligus memperkuat kebersamaan, gotong royong, dan membawa kebahagiaan bagi warga.
“Kita harapkan agenda ini rutin digelar setiap tahun sehingga adat budaya Kota Pontianak tetap dikenal generasi muda,” tambahnya.
Ketua Panitia Robo-robo 2025, Hazmi A Razak, menjelaskan tahun ini acara mengusung tema “Robo-robo, Menjaga Tradisi Merajut Harmoni.”
Menurutnya, tradisi yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir bulan Safar ini dipercaya masyarakat sebagai waktu turunnya bala. Untuk itu, orang terdahulu melaksanakan doa tolak bala sambil berbagi makanan dengan tetangga dan anak yatim.
“Tiga konsep utama dalam Robo-robo adalah berbagi, silaturahmi, dan munajat. Pertama, berbagi dengan membawa makanan sebagai bentuk sedekah jariyah. Kedua, silaturahmi yang menghadirkan keberkahan. Ketiga, munajat atau doa selamat dan doa tolak bala sebagai wujud kepasrahan diri kepada Allah SWT,” jelas Hazmi.
Ia mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Pontianak dan sponsor yang berperan dalam menyukseskan acara.
“Alhamdulillah, kegiatan ini bisa berjalan lancar dan masyarakat begitu antusias. Kami berharap budaya Robo-robo terus dijaga agar tidak hilang ditelan zaman,” pungkasnya. (Jau)
KALBARONLINE.com – Hamparan ribuan kue dan makanan tradisional membentang sepanjang 1,3 kilometer di Jalan Tanjung Harapan, Kelurahan Banjar Serasan, Kecamatan Pontianak Timur, Rabu (20/8/2025). Di kiri dan kanan jalan, warga duduk bersila, siap menyantap hidangan saprahan. Suasana semakin hangat ketika Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, bersama jajaran Forkopimda, ikut berbaur duduk saprahan bersama masyarakat.
Tradisi budaya Robo-robo tahun ini kembali mewarnai Kota Pontianak. Perayaan yang sudah digelar untuk keempat kalinya ini menjadi simbol kebersamaan sekaligus upaya melestarikan tradisi pesisir yang telah mengakar sejak lama.
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menegaskan bahwa Robo-robo merupakan wujud rasa syukur masyarakat Pontianak atas nikmat Allah SWT sekaligus doa agar dijauhkan dari bencana.
“Rasa syukur ini kita wujudkan dalam bentuk silaturahmi, doa bersama, dan makan bersama,” ujarnya.
Ia menambahkan, tradisi Robo-robo mengandung tiga nilai penting: spiritual, ritual, dan hiburan. Karena itu, pelaksanaannya dikemas dengan berbagai acara yang berdampak positif bagi masyarakat.
Salah satu yang selalu hadir dalam perayaan ini adalah lomba membuat ketupat colet, makanan khas yang wajib ada dalam Robo-robo. Selain itu, juga digelar festival kuliner yang menjadi ajang kreasi masyarakat menghadirkan sajian khas Pontianak.
“Kami berharap kegiatan Robo-robo ke depan tidak hanya dihadiri masyarakat sekitar, tapi juga bisa menarik pengunjung dari seluruh Pontianak, bahkan dari luar Kalbar,” tutur Edi.
Ia menegaskan, Robo-robo harus menjadi agenda tetap budaya Kota Pontianak karena sarat nilai kearifan lokal sekaligus memperkuat kebersamaan, gotong royong, dan membawa kebahagiaan bagi warga.
“Kita harapkan agenda ini rutin digelar setiap tahun sehingga adat budaya Kota Pontianak tetap dikenal generasi muda,” tambahnya.
Ketua Panitia Robo-robo 2025, Hazmi A Razak, menjelaskan tahun ini acara mengusung tema “Robo-robo, Menjaga Tradisi Merajut Harmoni.”
Menurutnya, tradisi yang dilaksanakan setiap Rabu terakhir bulan Safar ini dipercaya masyarakat sebagai waktu turunnya bala. Untuk itu, orang terdahulu melaksanakan doa tolak bala sambil berbagi makanan dengan tetangga dan anak yatim.
“Tiga konsep utama dalam Robo-robo adalah berbagi, silaturahmi, dan munajat. Pertama, berbagi dengan membawa makanan sebagai bentuk sedekah jariyah. Kedua, silaturahmi yang menghadirkan keberkahan. Ketiga, munajat atau doa selamat dan doa tolak bala sebagai wujud kepasrahan diri kepada Allah SWT,” jelas Hazmi.
Ia mengapresiasi dukungan Pemerintah Kota Pontianak dan sponsor yang berperan dalam menyukseskan acara.
“Alhamdulillah, kegiatan ini bisa berjalan lancar dan masyarakat begitu antusias. Kami berharap budaya Robo-robo terus dijaga agar tidak hilang ditelan zaman,” pungkasnya. (Jau)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini