Ketapang    

Tersus PT WHW AR, Pertama di Kalbar yang Terapkan ISPS Code

Oleh : Jauhari Fatria
Selasa, 30 Juli 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline,

Ketapang – PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW AR) Divisi

Terminal Khusus (Tersus) bersama Aparat TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat,

Polri (Koramil, Pos TNI AL dan Polsek Kendawangan) dan Direktorat Perhubungan

Luat (KUPP III Kendawangan) menggelar latihan gabungan (Drills) untuk

menerapkan International Ship and Port Security Code (ISPS Code) di Terminal

Khusus PT WHW AR, Kendawangan, Ketapang, Kalimantan Barat, Rabu (24/7/2019).

ISPS Code merupakan regulasi dari International Maritime

Organization (IMO) yang secara khusus mengatur kegiatan-kegiatan dan

langkah-langkah keamanan, yang harus diterapkan oleh setiap negara anggota

dalam menanggulangi ancaman keamanan seperti aksi terorisme, pembajakan,

perompakan dan lainnya terhadap kapal dan fasilitas pelabuhan.

Tersus PT WHW AR telah menerapkan ISPS-Code dengan memiliki

Sertifikat Statement of Compliance of a Port Facility (SoCPF), sehingga wajib

bagi Tersus PT WHW AR memiliki kemampuan untuk memenuhi ketentuan manajemen

keamanan dan keselamatan internasional tersebut guna menjamin keamanan kapal,

fasilitas dan aktivitas pelabuhan di area Tersus PT WHW AR.

Latihan ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan

setiap satu tahun. Dalam simulasi penanggulangan teror ini mengerahkan pasukan

TNI Angkatan Laut, TNI Angkatan Darat, aparat Kepolisian, Karyawan PT WHW AR

dan petugas KUPP III Kendawangan, dengan keseluruhan yang terlibat dalam

latihan ini berjumlah lebih kurang 100 orang.

Latihan ini mengusung skenario terjadinya pembajakan kapal

oleh sekelompok teroris bersenjata yang menyandera anak buah kapal terhadap

kapal yang sedang berlayar di perairan Tersus PT WHW AR, sehingga mengancam

fasilitas pelabuhan.

Setelah melalui prosedur koordinasi dan kerjasama dengan

pihak otoritas Pelabuhan atau syahbandar (KUPP III Kendawangan) dan Aparat TNI

Polri setempat. Dengan bergerak cepat, pasukan TNI AL, TNI AD, Polri dibantu karyawan

PT WHW AR dan instansi terkait bekerjasama menyiapkan operasi penanggulangan

teroris dan pembebasan sandera.

Dalam aksi simulasi tersebut juga diskenariokan terjadi

kebakaran di area kapal yang berada di Tersus akibat sabotase oleh kelompok

teroris serta adanya korban luka-luka akibat aksi sabotase tersebut. Dengan

aksi tanggap darurat dan koordinasi yang terjalin dengan baik, kebakaran mampu

dipadamkan oleh Fire Fighting Team PT WHW AR dan korban luka dalam pembebasan

sandera berhasil ditangani oleh petugas medis PT WHW AR, sehingga korban dapat

diselamatkan.

Dalam aksi ini, akhirnya para pembajak (teroris) berhasil

dilumpuhkan berkat kerjasama dan koordinasi yang baik antara aparat TNI/Polri,

Petugas Syahbandar dan PFSO (Port Facility Security Officer) PT WHW AR. Selain

itu, dalam latihan ini juga disimulasikan penanganan demonstrasi warga sebagai

wujud kemampuan petugas Port Security Tersus PT WHW AR dalam melaksanakan

penanggulangan demo massa melalui kerjasama dengan aparat kepolisian dan aparat

pemerintah setempat.

Manajer Terminal Khusus PT WHW AR, Seno Ario Wibowo

mengatakan, latihan ini dilaksanakan sebagai bentuk komitmen kepatuhan Tersus

PT WHW AR terhadap undang-undang dan aturan pemerintah, serta dalam rangka

menguji kemampuan, prosedur dan manajemen keamanan serta keselamatan di Tersus

PT WHW AR telah memenuhi standar Internasional dan sebagai upaya untuk

mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi di Tersus PT WHW AR khususnya

terkait dengan keamanan fasilitas pelabuhan.

“Dari Latihan ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan

diri seluruh komponen maritim terkait, seperti karyawan Tersus PT WHW AR,

termasuk petugas Port Security, Otoritas pelabuhan setempat dan aparat

TNI/Polri dalam menjalin komunikasi, koordinasi dan kerjasama untuk

melaksanakan penanggulangan bahaya keamanan di pelabuhan, khususnya Tersus PT

WHW AR,” tukas Seno Ario Wibowo.

“Kami yakin bahwa melalui latihan ini juga dapat membangun

kesadaran kita semua akan pentingnya keamanan wilayah pelabuhan sebagai salah

satu pintu masuk segala aktifitas perekonomian negara,” timpalnya.

Latihan gabungan yang mengusung tema ‘Penanggulangan Bahaya

Keamanan Fasilitas Pelabuhan’ ini juga dihadiri oleh pejabat instansi terkait,

antara lain Wakil Kepala KUPP III Kendawangan, Sajiman, Kapolsek Kendawangan, AKP Frits Orlando Siagian, Danramil Kendawangan, Kapten Syamsu

dan Komandan Pos TNI AL Kendawangan, Letda Laut (P) Imam.

Sementara Kepala KUPP III Kendawangan, Capt. M. Ridha R.

SH.M.Mar selaku Port security Committee (PSC) yang dalam kesempatan tersebut

diwakili oleh Wakil Kepala KUPP III Kendawangan, Sajiman mengapresiasi Tersus

PT WHW AR yang telah menjadi ujung tombak dalam melaksanakan dan menerapkan

ISPS Code, melalui penyelenggaraan latihan gabungan ini.

“Latihan ini merupakan latihan yang pertama kali

diselenggarakan di wilayah Kalimantan Barat, khususnya di wilayah pengawasan

dan pembinaan KUPP III Kendawangan,” kata Sajiman.

Perlu diketahui bahwa PT Well Harvest Winning Alumina

Refinery (WHW AR) sendiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam pengolahan

dan pemurnian alumina yang berlokasi di Kecamatan Kendawangan, Kabupaten

Ketapang, Kalimantan Barat. PT WHW AR merupakan Smelter Grade Alumina (SGA)

refinery pertama di Indonesia dan terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas satu

juta ton alumina per tahun.

Guna menunjang operasional pabrik, PT WHW AR juga memiliki

sejumlah fasilitas penunjang berupa Pembangkit Listrik Tenaga Uap berkapasitas

80 MW, terminal khusus kegiatan bongkar muat berstandar internasional dan

komplek hunian karyawan berkapasitas ribuan orang.

Dengan memiliki visi menjadi perusahaan produsen alumina

dengan standar operasi kelas dunia dan kinerja tinggi, PT WHW AR yakin akan

memberikan nilai tambah bagi Indonesia dengan bisnis yang panjang dan

berkelanjutan, mengembangkan sumber daya lokal yang berkompetensi tinggi dan

perusahaan yang mengutamakan keselamatan pekerja, lingkungan dan pemberdayaan

masyarakat.

Hal tersebut sesuai dengan upaya dan mendukung konsep

hilirisasi yang diamanatkan Pemerintah Indonesia melalui UU No. 4 Tahun 2009

tentang Pertambangan Mineral dan Batubara, yakni dengan adanya proses

pengolahan dan pemurnian bijih mineral di dalam negeri yang akan memberikan

nilai tambah bagi Indonesia. (Adi LC/Rill)

Artikel Selanjutnya
Antisipasi Aksi Terorisme, PT WHW AR Gelar Latihan Gabungan Bersama TNI-Polri
Selasa, 30 Juli 2019
Artikel Sebelumnya
Gandeng Puskesmas Marau, Cita Mineral Investindo Gelar Pengobatan Gratis
Selasa, 30 Juli 2019

Berita terkait