KalbarOnline, Sekadau – Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang semakin pekat, mulai berdampak pada aktivitas masyarakat. Jarak pandang yang terbatas cukup mengganggu aktivitas masyarakat, termasuk pengendara transportasi sungai di Kabupaten Sekadau.
Kondisi tersebut membuat penambang motor klotok yang beroperasi di Sungai Kapuas sering tersesat. Salah satunya dialami penambang motor klotok rute Madya-Pasar Sekadau.
“Terganggu kabut asap untuk menyeberang. Kadang-kadang nyasar, tidak sampai ke tujuan,” kata Supardi, seorang penambang motor klotok.
Supardi mengatakan, jarak pandang yang sangat terbatas dirasakannya sebelum pukul 07.00 WIB. Setelah pukul 07.00 WIB, kabut asap sedikit berkurang, tapi tetap saja mengganggu aktivitas transportasi sungai.
Tak hanya tersesat, kabut asap yang pekat sering membuat motor klotok kandas karena Sungai Kapuas mengering. Terkadang, para penambang pun tidak tahu posisi kandasnya motor klotok yang mereka bawa.
“Kami kadang tidak tahu posisi kandasnya di mana, di tengah (sungai) kah, di tepi kah. Ujung-ujungnya menghabiskan waktu. Penumpang juga kena dampaknya, pekerjaan mereka terlambat. Tiga hari ini (kabut asap) sangat parah,” ucap Supardi.
Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sekadau, Edy Prasetiyo, mengungkapkan, secara kasat mata kabut asap cukup pekat menyelimuti Sekadau. Kondisi terparah terjadi di pagi hari.
“Kalau pukul 05.00-06.00 WIB, secara visual jarak pandang hanya sekitar 50-100 meter. Kalau siang itu sekitar 100-200 meter,” tutur Edy. (Mus)
Comment