Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Selasa, 17 September 2019 |
KalbarOnline, Sekadau
– Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang semakin pekat, mulai berdampak
pada aktivitas masyarakat. Jarak pandang yang terbatas cukup mengganggu aktivitas
masyarakat, termasuk pengendara transportasi sungai di Kabupaten Sekadau.
Kondisi tersebut membuat penambang motor klotok yang
beroperasi di Sungai Kapuas sering tersesat. Salah satunya dialami penambang
motor klotok rute Madya-Pasar Sekadau.

“Terganggu kabut asap untuk menyeberang. Kadang-kadang
nyasar, tidak sampai ke tujuan,” kata Supardi, seorang penambang motor klotok.
Supardi mengatakan, jarak pandang yang sangat terbatas
dirasakannya sebelum pukul 07.00 WIB. Setelah pukul 07.00 WIB, kabut asap
sedikit berkurang, tapi tetap saja mengganggu aktivitas transportasi sungai.
Tak hanya tersesat, kabut asap yang pekat sering membuat
motor klotok kandas karena Sungai Kapuas mengering. Terkadang, para penambang
pun tidak tahu posisi kandasnya motor klotok yang mereka bawa.
“Kami kadang tidak tahu posisi kandasnya di mana, di tengah
(sungai) kah, di tepi kah. Ujung-ujungnya menghabiskan waktu. Penumpang juga
kena dampaknya, pekerjaan mereka terlambat. Tiga hari ini (kabut asap) sangat
parah,” ucap Supardi.
Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Sekadau, Edy Prasetiyo, mengungkapkan, secara kasat mata kabut
asap cukup pekat menyelimuti Sekadau. Kondisi terparah terjadi di pagi hari.
“Kalau pukul 05.00-06.00 WIB, secara visual jarak pandang
hanya sekitar 50-100 meter. Kalau siang itu sekitar 100-200 meter,” tutur Edy. (Mus)
KalbarOnline, Sekadau
– Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang semakin pekat, mulai berdampak
pada aktivitas masyarakat. Jarak pandang yang terbatas cukup mengganggu aktivitas
masyarakat, termasuk pengendara transportasi sungai di Kabupaten Sekadau.
Kondisi tersebut membuat penambang motor klotok yang
beroperasi di Sungai Kapuas sering tersesat. Salah satunya dialami penambang
motor klotok rute Madya-Pasar Sekadau.

“Terganggu kabut asap untuk menyeberang. Kadang-kadang
nyasar, tidak sampai ke tujuan,” kata Supardi, seorang penambang motor klotok.
Supardi mengatakan, jarak pandang yang sangat terbatas
dirasakannya sebelum pukul 07.00 WIB. Setelah pukul 07.00 WIB, kabut asap
sedikit berkurang, tapi tetap saja mengganggu aktivitas transportasi sungai.
Tak hanya tersesat, kabut asap yang pekat sering membuat
motor klotok kandas karena Sungai Kapuas mengering. Terkadang, para penambang
pun tidak tahu posisi kandasnya motor klotok yang mereka bawa.
“Kami kadang tidak tahu posisi kandasnya di mana, di tengah
(sungai) kah, di tepi kah. Ujung-ujungnya menghabiskan waktu. Penumpang juga
kena dampaknya, pekerjaan mereka terlambat. Tiga hari ini (kabut asap) sangat
parah,” ucap Supardi.
Sementara Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Kabupaten Sekadau, Edy Prasetiyo, mengungkapkan, secara kasat mata kabut
asap cukup pekat menyelimuti Sekadau. Kondisi terparah terjadi di pagi hari.
“Kalau pukul 05.00-06.00 WIB, secara visual jarak pandang
hanya sekitar 50-100 meter. Kalau siang itu sekitar 100-200 meter,” tutur Edy. (Mus)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini