Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 21 Oktober 2019 |
Pontianak Fashion
Design Competition Didominasi Desainer Muda
KalbarOnline,
Pontianak – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kalimantan
beberapa waktu lalu, menjadi inspirasi desainer muda, Cyndika Verona (17)
menuangkan idenya dalam sebuah karya fashion. Bertemakan Miss The Rain,
berhasil mengantarkan siswi Kelas XII SMK 5 ini meraih juara pertama dalam
Pontianak Fashion Design Competition di Halaman Parkir A Yani Mega Mall, Minggu
(20/10/2019) malam.
Cindyka menuturkan, karya yang ditampilkan pada kompetisi
ini terinspirasi bencana kabut asap yang sempat menyelimuti Kota Pontianak
beberapa waktu lalu. Dimana pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
mengatasi karhutla dengan memadamkan lokasi kebakaran lahan. Namun semua itu
belum juga tuntas.

“Maka dari itu, semua mahluk hidup merindukan turunnya hujan
agar bencana itu segera teratasi. Dari situlah muncul ide saya dengan mengusung
tema Miss The Rain atau Merindukan Hujan,” jelasnya.
Ia menambahkan, busana karyanya yang diperagakan sepasang
model pria dan wanita bergaya casual bersiluet. Warna yang mendominasi adalah
biru, abu-abu, krim, putih tulang dan hitam. Proses pembuatannya memakan waktu
sekitar sepuluh hari.
“Bahan variasi tenun, drill dan katun,” terang gadis yang
sebelumnya pernah mengikuti lomba serupa dan meraih juara dua.
Dia mengaku, tantangan yang dihadapi dirinya sebagai
desainer muda adalah bagaimana mendesain busana yang tidak umum dan berbeda
dari yang lain.
“Karena itu saya bertekad bagaimana menciptakan karya sekreatif
mungkin sehingga menjadi sebuah karya terbaik,” ucap Cyndika.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian kepada para
desainer lokal dengan memberikan ruang seluas-luasnya untuk mereka berkarya.
“Banyak desainer lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan,”
tuturnya.
Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono
mengapresiasi antusias para peserta Pontianak Fashion Design Competition yang
digelar pihaknya dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Pontianak ke-248.
Awalnya, peserta yang mendaftar berjumlah 23 peserta. Namun setelah melalui
tahapan seleksi, tersisa 10 nominator.
“Kesepuluh nominasi ini lah yang tampil malam ini untuk
memperebutkan Juara Pertama hingga Juara Harapan Ketiga atau enam posisi juara,”
ujarnya.
Yanieta yang juga sebagai satu diantara juri yang menilai
para peserta, menyebut, ada lima kriteria penilaian dalam kompetisi ini, yakni
kreativitas, originalitas, kerapian, daya jual dan daya pakai.
“Dari sejumlah peserta yang mendaftar dalam kompetisi,
didominasi desainer-desainer muda Pontianak yang memiliki kreativitas dan ide
yang luar biasa,” tukasnya.
Tema kompetisi desain fashion ini, lanjut dia, adalah Ready
to Wear, The Large Corak Insang. Diangkatnya tema corak insang karena sebagai
upaya mengangkat dan melestarikan khas tenun Pontianak.
Yanieta menuturkan, Dekranasda Kota Pontianak terus
melakukan pembinaan kepada para desainer-desainer muda yang memiliki potensi.
Para desainer ini juga didorong untuk terus melestarikan kearifan lokal melalui
karya-karya fashion yang mereka ciptakan.
“Kami akan berusaha memajukan dan meningkatkan kompetensi
para desainer muda sehingga mereka bisa bersaing di tingkat nasional, bahkan
internasional,” kata dia.
Satu di antara juri Pontianak Fashion Design Competition,
Uke Tugimin mengatakan, lomba desain fashion ini merupakan kali ketiga yang
digelar setiap tahunnya. Dalam perjalanannya, setiap tahun berdasarkan
pengamatannya, kualitas para desainer lokal kian menunjukkan peningkatan.
“Yang lebih membanggakan adalah para desainer muda ini
merupakan siswa dari SMK, artinya dunia pendidikan sudah selaras dengan dunia
usaha yang sebenarnya,” paparnya.
Diakui Uke, para desainer muda ini banyak menelurkan ide-ide
dan kreativitas yang dituangkan dalam sebuah karya yang tak kalah dengan
desainer profesional. Ia optimis karya-karya desainer muda ini bisa bersaing di
tingkat nasional, dengan catatan mereka harus berusaha lebih keras lagi
meningkatkan kemampuannya.
“Terutama saya lihat kelemahan mereka adalah dari teknik
menjahit. Tapi kalau dari segi desain, inspirasinya bagus-bagus,” imbuh
desainer kenamaan yang sudah malang melintang menggeluti dunia fashion ini.
Dia menyambut baik digelarnya lomba-lomba fashion seperti
ini sebagai upaya memotivasi anak-anak muda yang menggeluti dunia fashion untuk
selalu berkarya dan menuangkan kreativitasnya. Apalagi hadiah yang disediakan panitia
penyelenggara dinilainya cukup menarik, selain uang pembinaan, juga diberikan
mesin jahit.
“Hadiah ini juga bisa menjadi motivasi mereka untuk tampil
dengan karya terbaik,” pungkasnya.
Dalam kompetisi lomba desain busana ini, melibatkan
juri-juri dari berbagai kalangan, yakni Yanieta Arbiastutie Kamtono sebagai
Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Uke Tugimin sebagai Fashion Designer, Hadi
Kusnan selaku Fashion Designer, Ulya Alfisa dari National Board of Indonesian
Fashion Chamber (IFC), Arief Fitriansyah sebagai Ketua IFC Chapter Pontianak
dan Hamisah sebagai Sekretaris IFC Chapter Pontianak.
Adapun hasil lengkap para pemenang Pontianak Fashion Design
Competition adalah Juara Pertama diraih Cyndika Verona, Juara Kedua Syf Yuli
Purnamasari dan Juara Ketiga diraih Salwa Salsabila Alvanisa.
Sedangkan Juara Harapan Satu direbut kolaborasi dua desainer
yakni Diah Fadia dan Tri Lolita Andini, Harapan Kedua, Faza Rusyda Ulya dan
Harapan Ketiga diraih Malsa Sara Khafilah. (jim)
Pontianak Fashion
Design Competition Didominasi Desainer Muda
KalbarOnline,
Pontianak – Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang terjadi di Kalimantan
beberapa waktu lalu, menjadi inspirasi desainer muda, Cyndika Verona (17)
menuangkan idenya dalam sebuah karya fashion. Bertemakan Miss The Rain,
berhasil mengantarkan siswi Kelas XII SMK 5 ini meraih juara pertama dalam
Pontianak Fashion Design Competition di Halaman Parkir A Yani Mega Mall, Minggu
(20/10/2019) malam.
Cindyka menuturkan, karya yang ditampilkan pada kompetisi
ini terinspirasi bencana kabut asap yang sempat menyelimuti Kota Pontianak
beberapa waktu lalu. Dimana pemerintah sudah berupaya semaksimal mungkin untuk
mengatasi karhutla dengan memadamkan lokasi kebakaran lahan. Namun semua itu
belum juga tuntas.

“Maka dari itu, semua mahluk hidup merindukan turunnya hujan
agar bencana itu segera teratasi. Dari situlah muncul ide saya dengan mengusung
tema Miss The Rain atau Merindukan Hujan,” jelasnya.
Ia menambahkan, busana karyanya yang diperagakan sepasang
model pria dan wanita bergaya casual bersiluet. Warna yang mendominasi adalah
biru, abu-abu, krim, putih tulang dan hitam. Proses pembuatannya memakan waktu
sekitar sepuluh hari.
“Bahan variasi tenun, drill dan katun,” terang gadis yang
sebelumnya pernah mengikuti lomba serupa dan meraih juara dua.
Dia mengaku, tantangan yang dihadapi dirinya sebagai
desainer muda adalah bagaimana mendesain busana yang tidak umum dan berbeda
dari yang lain.
“Karena itu saya bertekad bagaimana menciptakan karya sekreatif
mungkin sehingga menjadi sebuah karya terbaik,” ucap Cyndika.
Ia berharap pemerintah memberikan perhatian kepada para
desainer lokal dengan memberikan ruang seluas-luasnya untuk mereka berkarya.
“Banyak desainer lokal yang mempunyai potensi untuk dikembangkan,”
tuturnya.
Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Yanieta Arbiastutie Kamtono
mengapresiasi antusias para peserta Pontianak Fashion Design Competition yang
digelar pihaknya dalam rangka menyambut Hari Jadi Kota Pontianak ke-248.
Awalnya, peserta yang mendaftar berjumlah 23 peserta. Namun setelah melalui
tahapan seleksi, tersisa 10 nominator.
“Kesepuluh nominasi ini lah yang tampil malam ini untuk
memperebutkan Juara Pertama hingga Juara Harapan Ketiga atau enam posisi juara,”
ujarnya.
Yanieta yang juga sebagai satu diantara juri yang menilai
para peserta, menyebut, ada lima kriteria penilaian dalam kompetisi ini, yakni
kreativitas, originalitas, kerapian, daya jual dan daya pakai.
“Dari sejumlah peserta yang mendaftar dalam kompetisi,
didominasi desainer-desainer muda Pontianak yang memiliki kreativitas dan ide
yang luar biasa,” tukasnya.
Tema kompetisi desain fashion ini, lanjut dia, adalah Ready
to Wear, The Large Corak Insang. Diangkatnya tema corak insang karena sebagai
upaya mengangkat dan melestarikan khas tenun Pontianak.
Yanieta menuturkan, Dekranasda Kota Pontianak terus
melakukan pembinaan kepada para desainer-desainer muda yang memiliki potensi.
Para desainer ini juga didorong untuk terus melestarikan kearifan lokal melalui
karya-karya fashion yang mereka ciptakan.
“Kami akan berusaha memajukan dan meningkatkan kompetensi
para desainer muda sehingga mereka bisa bersaing di tingkat nasional, bahkan
internasional,” kata dia.
Satu di antara juri Pontianak Fashion Design Competition,
Uke Tugimin mengatakan, lomba desain fashion ini merupakan kali ketiga yang
digelar setiap tahunnya. Dalam perjalanannya, setiap tahun berdasarkan
pengamatannya, kualitas para desainer lokal kian menunjukkan peningkatan.
“Yang lebih membanggakan adalah para desainer muda ini
merupakan siswa dari SMK, artinya dunia pendidikan sudah selaras dengan dunia
usaha yang sebenarnya,” paparnya.
Diakui Uke, para desainer muda ini banyak menelurkan ide-ide
dan kreativitas yang dituangkan dalam sebuah karya yang tak kalah dengan
desainer profesional. Ia optimis karya-karya desainer muda ini bisa bersaing di
tingkat nasional, dengan catatan mereka harus berusaha lebih keras lagi
meningkatkan kemampuannya.
“Terutama saya lihat kelemahan mereka adalah dari teknik
menjahit. Tapi kalau dari segi desain, inspirasinya bagus-bagus,” imbuh
desainer kenamaan yang sudah malang melintang menggeluti dunia fashion ini.
Dia menyambut baik digelarnya lomba-lomba fashion seperti
ini sebagai upaya memotivasi anak-anak muda yang menggeluti dunia fashion untuk
selalu berkarya dan menuangkan kreativitasnya. Apalagi hadiah yang disediakan panitia
penyelenggara dinilainya cukup menarik, selain uang pembinaan, juga diberikan
mesin jahit.
“Hadiah ini juga bisa menjadi motivasi mereka untuk tampil
dengan karya terbaik,” pungkasnya.
Dalam kompetisi lomba desain busana ini, melibatkan
juri-juri dari berbagai kalangan, yakni Yanieta Arbiastutie Kamtono sebagai
Ketua Dekranasda Kota Pontianak, Uke Tugimin sebagai Fashion Designer, Hadi
Kusnan selaku Fashion Designer, Ulya Alfisa dari National Board of Indonesian
Fashion Chamber (IFC), Arief Fitriansyah sebagai Ketua IFC Chapter Pontianak
dan Hamisah sebagai Sekretaris IFC Chapter Pontianak.
Adapun hasil lengkap para pemenang Pontianak Fashion Design
Competition adalah Juara Pertama diraih Cyndika Verona, Juara Kedua Syf Yuli
Purnamasari dan Juara Ketiga diraih Salwa Salsabila Alvanisa.
Sedangkan Juara Harapan Satu direbut kolaborasi dua desainer
yakni Diah Fadia dan Tri Lolita Andini, Harapan Kedua, Faza Rusyda Ulya dan
Harapan Ketiga diraih Malsa Sara Khafilah. (jim)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini