Kubu Raya    

Era Digital, Guru Dituntut Bangun Relasi Sosial

Oleh : Jauhari Fatria
Senin, 25 November 2019
WhatsApp Icon
Ukuran Font
Kecil Besar

KalbarOnline, Kubu

Raya – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menilai perubahan bukan hal

mudah. Terlebih menyangkut sistem pendidikan di Indonesia yang sudah berjalan

sekian lama. Namun gagasan yang disampaikan Menteri Nadiem, menurutnya, adalah

keniscayaan. Mengingat tuntutan zaman yang kian tinggi. Sehingga dibutuhkan

respons yang cepat pula.

“Saya mengapresiasi isi pidato Mendikbud secara prinsip.

Karena mengajak kita untuk menyesuaikan diri dengan era. Saat ini sudah era

cepat, era digital, era 5.0. Jadi kita memang tidak bisa terlalu lama kepada

hal-hal yang terlalu lambat. Tapi bagaimana cepat dalam merespons dunia luar

dan dunia kerja,” tuturnya menjelaskan, seusai menjadi inspektur upacara

Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-74 PGRI di Halaman Kantor Bupati Kubu

Raya, Senin (25/11/2019).

Terlebih, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi bonus

demografi pada 2030 mendatang. Bonus demografi ialah keadaan di mana penduduk

berusia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia nonproduktif.

Disebut sebagai bonus karena diharapkan generasi muda mampu mendapatkan

pendidikan dan fasilitas yang layak guna meningkatkan kualitas diri.

“Bonus yang kalau tidak disiapkan dengan baik malah menjadi

ancaman untuk beberapa tahun mendatang. Jadi titik berangkat gagasan ini

sekarang memang sudah pas. Bukan berarti mengubah, melainkan melakukan suatu

penyesuaian dengan zamannya,” terangnya.

Menindaklanjuti sambutan Menteri Nadiem, Muda mengajak seluruh

guru mulai melaksanakan ide-ide segar tersebut. Karena, menurut dia, para guru

memikul tanggung jawab bagi generasi dalam menghadapi Indonesia Emas pada 2045

dan bonus demografi pada 2030 mendatang.

“Mulai besok kita awali pelan-pelan dari perubahan kecil

yang ada di kelas. Bagaimana guru mengajar dan mendidik dengan pola yang

berbeda. Misalnya lebih banyak berdiskusi. Mungkin posisi kursi juga akan

berubah. Tidak harus menghadap ke depan. Sehingga murid tidak hanya mendengar

dan menghafal demi nilai,” ajaknya.

Menurut Muda, sambutan Menteri Nadiem menunjukkan arah

kebijakan yang ingin mengejar solusi dari suatu problem. Yakni tentang

ketertinggalan kualitas pendidikan, anak didik, dan generasi. Mengejar kualitas

tersebut, ujarnya, dibutuhkan pendidikan yang mampu menciptakan siswa yang

dapat berkarya dan berkolaborasi. Alih-alih sekadar menghafal.

“Nah, kualitas itulah bagaimana menciptakan mereka mampu

berkolaborasi, anak didik mampu jadi pemimpin dan karakternya yang diutamakan.

Makanya guru sekarang harus lebih inisiatif. Fieldtrip mengajak ke kebun, tanam

padi, dan hal-hal yang bersifat praktis saja supaya bisa terbangun relasi

sosial dengan lingkungannya. Praktik menjadi kata kuncinya. Praktik kemudian

latihan,” tandasnya. (ian)

Artikel Selanjutnya
KPU Sekadau Gelar Sosialisasi Pemilih Tahun 2020 Bersama Media
Senin, 25 November 2019
Artikel Sebelumnya
Ketua PGRI Kubu Raya: Guru Jangan Dibikin Ribet Dengan Hal Remeh Temeh
Senin, 25 November 2019

Berita terkait