Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Senin, 25 November 2019 |
KalbarOnline, Kubu
Raya – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menilai perubahan bukan hal
mudah. Terlebih menyangkut sistem pendidikan di Indonesia yang sudah berjalan
sekian lama. Namun gagasan yang disampaikan Menteri Nadiem, menurutnya, adalah
keniscayaan. Mengingat tuntutan zaman yang kian tinggi. Sehingga dibutuhkan
respons yang cepat pula.
“Saya mengapresiasi isi pidato Mendikbud secara prinsip.
Karena mengajak kita untuk menyesuaikan diri dengan era. Saat ini sudah era
cepat, era digital, era 5.0. Jadi kita memang tidak bisa terlalu lama kepada
hal-hal yang terlalu lambat. Tapi bagaimana cepat dalam merespons dunia luar
dan dunia kerja,” tuturnya menjelaskan, seusai menjadi inspektur upacara
Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-74 PGRI di Halaman Kantor Bupati Kubu
Raya, Senin (25/11/2019).
Terlebih, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi bonus
demografi pada 2030 mendatang. Bonus demografi ialah keadaan di mana penduduk
berusia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia nonproduktif.
Disebut sebagai bonus karena diharapkan generasi muda mampu mendapatkan
pendidikan dan fasilitas yang layak guna meningkatkan kualitas diri.
“Bonus yang kalau tidak disiapkan dengan baik malah menjadi
ancaman untuk beberapa tahun mendatang. Jadi titik berangkat gagasan ini
sekarang memang sudah pas. Bukan berarti mengubah, melainkan melakukan suatu
penyesuaian dengan zamannya,” terangnya.
Menindaklanjuti sambutan Menteri Nadiem, Muda mengajak seluruh
guru mulai melaksanakan ide-ide segar tersebut. Karena, menurut dia, para guru
memikul tanggung jawab bagi generasi dalam menghadapi Indonesia Emas pada 2045
dan bonus demografi pada 2030 mendatang.
“Mulai besok kita awali pelan-pelan dari perubahan kecil
yang ada di kelas. Bagaimana guru mengajar dan mendidik dengan pola yang
berbeda. Misalnya lebih banyak berdiskusi. Mungkin posisi kursi juga akan
berubah. Tidak harus menghadap ke depan. Sehingga murid tidak hanya mendengar
dan menghafal demi nilai,” ajaknya.
Menurut Muda, sambutan Menteri Nadiem menunjukkan arah
kebijakan yang ingin mengejar solusi dari suatu problem. Yakni tentang
ketertinggalan kualitas pendidikan, anak didik, dan generasi. Mengejar kualitas
tersebut, ujarnya, dibutuhkan pendidikan yang mampu menciptakan siswa yang
dapat berkarya dan berkolaborasi. Alih-alih sekadar menghafal.
“Nah, kualitas itulah bagaimana menciptakan mereka mampu
berkolaborasi, anak didik mampu jadi pemimpin dan karakternya yang diutamakan.
Makanya guru sekarang harus lebih inisiatif. Fieldtrip mengajak ke kebun, tanam
padi, dan hal-hal yang bersifat praktis saja supaya bisa terbangun relasi
sosial dengan lingkungannya. Praktik menjadi kata kuncinya. Praktik kemudian
latihan,” tandasnya. (ian)
KalbarOnline, Kubu
Raya – Bupati Kubu Raya, Muda Mahendrawan menilai perubahan bukan hal
mudah. Terlebih menyangkut sistem pendidikan di Indonesia yang sudah berjalan
sekian lama. Namun gagasan yang disampaikan Menteri Nadiem, menurutnya, adalah
keniscayaan. Mengingat tuntutan zaman yang kian tinggi. Sehingga dibutuhkan
respons yang cepat pula.
“Saya mengapresiasi isi pidato Mendikbud secara prinsip.
Karena mengajak kita untuk menyesuaikan diri dengan era. Saat ini sudah era
cepat, era digital, era 5.0. Jadi kita memang tidak bisa terlalu lama kepada
hal-hal yang terlalu lambat. Tapi bagaimana cepat dalam merespons dunia luar
dan dunia kerja,” tuturnya menjelaskan, seusai menjadi inspektur upacara
Peringatan Hari Guru Nasional dan HUT ke-74 PGRI di Halaman Kantor Bupati Kubu
Raya, Senin (25/11/2019).
Terlebih, lanjutnya, Indonesia akan menghadapi bonus
demografi pada 2030 mendatang. Bonus demografi ialah keadaan di mana penduduk
berusia produktif lebih banyak dibandingkan penduduk yang berusia nonproduktif.
Disebut sebagai bonus karena diharapkan generasi muda mampu mendapatkan
pendidikan dan fasilitas yang layak guna meningkatkan kualitas diri.
“Bonus yang kalau tidak disiapkan dengan baik malah menjadi
ancaman untuk beberapa tahun mendatang. Jadi titik berangkat gagasan ini
sekarang memang sudah pas. Bukan berarti mengubah, melainkan melakukan suatu
penyesuaian dengan zamannya,” terangnya.
Menindaklanjuti sambutan Menteri Nadiem, Muda mengajak seluruh
guru mulai melaksanakan ide-ide segar tersebut. Karena, menurut dia, para guru
memikul tanggung jawab bagi generasi dalam menghadapi Indonesia Emas pada 2045
dan bonus demografi pada 2030 mendatang.
“Mulai besok kita awali pelan-pelan dari perubahan kecil
yang ada di kelas. Bagaimana guru mengajar dan mendidik dengan pola yang
berbeda. Misalnya lebih banyak berdiskusi. Mungkin posisi kursi juga akan
berubah. Tidak harus menghadap ke depan. Sehingga murid tidak hanya mendengar
dan menghafal demi nilai,” ajaknya.
Menurut Muda, sambutan Menteri Nadiem menunjukkan arah
kebijakan yang ingin mengejar solusi dari suatu problem. Yakni tentang
ketertinggalan kualitas pendidikan, anak didik, dan generasi. Mengejar kualitas
tersebut, ujarnya, dibutuhkan pendidikan yang mampu menciptakan siswa yang
dapat berkarya dan berkolaborasi. Alih-alih sekadar menghafal.
“Nah, kualitas itulah bagaimana menciptakan mereka mampu
berkolaborasi, anak didik mampu jadi pemimpin dan karakternya yang diutamakan.
Makanya guru sekarang harus lebih inisiatif. Fieldtrip mengajak ke kebun, tanam
padi, dan hal-hal yang bersifat praktis saja supaya bisa terbangun relasi
sosial dengan lingkungannya. Praktik menjadi kata kuncinya. Praktik kemudian
latihan,” tandasnya. (ian)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini