Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Rabu, 18 Desember 2019 |
KalbarOnline,
Pontianak – Beredar sebuah video Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap
kasus penyuapan di sebuah rumah makan. Video berdurasi 3 menit 7 detik itu
memperlihatkan petugas berpakaian bebas menggeledah tas seorang perempuan.
Dalam tas itu, ditemukan amplop yang berisi uang puluhan
juta. Setelah adanya barang bukti yang diduga terkait kasus penyuapan,
perempuan berjilbab tersebut digiring ke mobil petugas. Turut serta beberapa
lelaki yang duduk satu meja, diangkut petugas.
“Buka, tolong dibuka. Bawa. Tolong kooperatif dari pada
merugikan bapak ibu sendiri. Pak Kades juga ikut. Semua ikut. Handphone ambil.
Borgol, borgol,” begitu isi percakapan dalam video tersebut, pasca
penggeledahan tas.
Perempuan yang dalam tasnya terdapat barang bukti ini
disebut adalah Juliarti Djuhardi Alwi, mantan Bupati Sambas periode 2011 hingga
2016. Sontak, informasi ini menghebohkan warga Kalimantan Barat. Terutama warga
Sambas.
Video ini beredar dengan cepat di WAG (WhatsApp Group) semua
kalangan sejak Selasa (17/12/2019) pagi. Termasuk grup wartawan. Narasi yang
disebarkan menyertai video tersebut, sebagai berikut: “Mantan Bupati Sambas Ibu
Juliarty kena OTT,”.
Setelah dilakukan penelusuran oleh anggota Tim Hoax Crisis
Centre (HCC) Kalbar, faktanya video yang beredar ini bukan OTT terhadap
Juliarti Djuhardi Alwi, mantan Bupati Sambas.
“Jelas itu bukan mantan Bupati Sambas, Juliarti. Karena,
dari video yang beredar ini kita bisa melihat sendiri itu bukan terjadi wilayah
Kalimantan Barat. Mudah sekali, bisa dengar dialek dalam video itu, serta
melihat visual yang terekam. Seperti plat kendaraan misalnya,” jelas Reinardo
Sinaga, Ketua Umum HCC Kalbar dalam keterangan resminya, Selasa (17/12/2019).
Hasil penelusuran lainnya yang menguatkan OTT itu bukan di
Kalbar adalah, setelah ditemukan video yang sama di platform youtube. Kanal
Rafflesia Arnoldi Bengkulu yang menunggah video itu 30 Juli 2019.
Video berjudul ‘Detik-detik penangkapan (OTT) Oknum LSM yang
diduga melakukan pemerasan terhadap Kepala Desa’ itu sudah ditonton 1.800 kali.
Dalam unggahannya, kanal ini menuliskan deskripsi: ‘Detik-detik
penangkapan (OTT) Oknum LSM yang diduga melakukan pemerasan terhadap Kepala
Desa di Rumah Makan Setia Utama Pasar Kepahiang, Selasa (30/7/2019). Jaksa
berhasil mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp30 juta,”.
Dengan demikian, kata pria yang akrab disapa Edo ini, konten
yang disebarkan adalah disinformasi kategori false context.
“Kesimpulannya, si penyebar video disertai narasi berusaha
membangun premis bahwa mantan Bupati Sambas terjaring OTT dengan tujuan
tertentu,” tegasnya.
Maka dari itu, Edo berharap, masyarakat dapat bijak dalam
menggunakan media sosial dan internet.
“Di era media digital saat ini, mari kita cerdas sebagai
pengguna internet, saring sebelum sharing dan jangan kalah otak dengan jempol,”
imbau pria yang aktif di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ini.
Tak hanya ini, Juliarti pun sudah memberikan bantahannya
melalui rekaman video yang diterima Tim HCC Kalbar.
“Saya Juliarti. Saya ingin mengklarifikasi video yang
beredar, yang seakan-akan mengatasnamakan saya melakukan hal-hal seperti yang
diungkap dalam video itu. Saya ingin menjelaskan, bahwa Alhamdulillah, saya
masih dalam lindungan Allah. Apa yang ada di video itu tidaklah benar. Kalau
kita screenshot dengan baik, sangat beda wajah dalam video dengan wajah saya.
Kacamatanya beda, pipi saya tembem,” tegasnya.
Ia mengaku terharu dengan video yang beredar ini justru
mendapat banyak perhatian dari keluarga dan kerabat.
“Saya tegaskan, video yang beredar bukanlah saya. Insya
Allah, kita selalu mendoakan satu sama lain. Dan, kita semua mendapatkan
lindungan dari Allah SWT. Yuk kita saling mendoakan dan berfikir positif,
bersama-sama memajukan Kabupaten Sambas menjadi lebih baik,” tutupnya. (*/Fai)
KalbarOnline,
Pontianak – Beredar sebuah video Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap
kasus penyuapan di sebuah rumah makan. Video berdurasi 3 menit 7 detik itu
memperlihatkan petugas berpakaian bebas menggeledah tas seorang perempuan.
Dalam tas itu, ditemukan amplop yang berisi uang puluhan
juta. Setelah adanya barang bukti yang diduga terkait kasus penyuapan,
perempuan berjilbab tersebut digiring ke mobil petugas. Turut serta beberapa
lelaki yang duduk satu meja, diangkut petugas.
“Buka, tolong dibuka. Bawa. Tolong kooperatif dari pada
merugikan bapak ibu sendiri. Pak Kades juga ikut. Semua ikut. Handphone ambil.
Borgol, borgol,” begitu isi percakapan dalam video tersebut, pasca
penggeledahan tas.
Perempuan yang dalam tasnya terdapat barang bukti ini
disebut adalah Juliarti Djuhardi Alwi, mantan Bupati Sambas periode 2011 hingga
2016. Sontak, informasi ini menghebohkan warga Kalimantan Barat. Terutama warga
Sambas.
Video ini beredar dengan cepat di WAG (WhatsApp Group) semua
kalangan sejak Selasa (17/12/2019) pagi. Termasuk grup wartawan. Narasi yang
disebarkan menyertai video tersebut, sebagai berikut: “Mantan Bupati Sambas Ibu
Juliarty kena OTT,”.
Setelah dilakukan penelusuran oleh anggota Tim Hoax Crisis
Centre (HCC) Kalbar, faktanya video yang beredar ini bukan OTT terhadap
Juliarti Djuhardi Alwi, mantan Bupati Sambas.
“Jelas itu bukan mantan Bupati Sambas, Juliarti. Karena,
dari video yang beredar ini kita bisa melihat sendiri itu bukan terjadi wilayah
Kalimantan Barat. Mudah sekali, bisa dengar dialek dalam video itu, serta
melihat visual yang terekam. Seperti plat kendaraan misalnya,” jelas Reinardo
Sinaga, Ketua Umum HCC Kalbar dalam keterangan resminya, Selasa (17/12/2019).
Hasil penelusuran lainnya yang menguatkan OTT itu bukan di
Kalbar adalah, setelah ditemukan video yang sama di platform youtube. Kanal
Rafflesia Arnoldi Bengkulu yang menunggah video itu 30 Juli 2019.
Video berjudul ‘Detik-detik penangkapan (OTT) Oknum LSM yang
diduga melakukan pemerasan terhadap Kepala Desa’ itu sudah ditonton 1.800 kali.
Dalam unggahannya, kanal ini menuliskan deskripsi: ‘Detik-detik
penangkapan (OTT) Oknum LSM yang diduga melakukan pemerasan terhadap Kepala
Desa di Rumah Makan Setia Utama Pasar Kepahiang, Selasa (30/7/2019). Jaksa
berhasil mengamankan barang bukti uang tunai sebanyak Rp30 juta,”.
Dengan demikian, kata pria yang akrab disapa Edo ini, konten
yang disebarkan adalah disinformasi kategori false context.
“Kesimpulannya, si penyebar video disertai narasi berusaha
membangun premis bahwa mantan Bupati Sambas terjaring OTT dengan tujuan
tertentu,” tegasnya.
Maka dari itu, Edo berharap, masyarakat dapat bijak dalam
menggunakan media sosial dan internet.
“Di era media digital saat ini, mari kita cerdas sebagai
pengguna internet, saring sebelum sharing dan jangan kalah otak dengan jempol,”
imbau pria yang aktif di Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) ini.
Tak hanya ini, Juliarti pun sudah memberikan bantahannya
melalui rekaman video yang diterima Tim HCC Kalbar.
“Saya Juliarti. Saya ingin mengklarifikasi video yang
beredar, yang seakan-akan mengatasnamakan saya melakukan hal-hal seperti yang
diungkap dalam video itu. Saya ingin menjelaskan, bahwa Alhamdulillah, saya
masih dalam lindungan Allah. Apa yang ada di video itu tidaklah benar. Kalau
kita screenshot dengan baik, sangat beda wajah dalam video dengan wajah saya.
Kacamatanya beda, pipi saya tembem,” tegasnya.
Ia mengaku terharu dengan video yang beredar ini justru
mendapat banyak perhatian dari keluarga dan kerabat.
“Saya tegaskan, video yang beredar bukanlah saya. Insya
Allah, kita selalu mendoakan satu sama lain. Dan, kita semua mendapatkan
lindungan dari Allah SWT. Yuk kita saling mendoakan dan berfikir positif,
bersama-sama memajukan Kabupaten Sambas menjadi lebih baik,” tutupnya. (*/Fai)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini