KalbarOnline.com – Pemprov DKI benar-benar mulai memberlakukan pembatasan akses masuk warga dari daerah penyangga. Itu nampak dari dipangkasnya jam operasional angkutan umum yang dikelola Pemprov DKI, seperti busway, LRT dan MRT.
Senin (16/3/2020) pagi, warga mulai merasakan ‘kekacauan’ perjalanan imbas aturan baru tersebut. Itu karena busway yang terhubung ke beberapa daerah penyangga tidak lagi beroperasi. Seperti busway jurusan Terminal Depok-Jakarta, Bekasi-Jakarta. Sementara, bus feeder dari sejumlah terminal di dalam kota Jakarta juga mulai dibatasi.
Bus feeder itu biasanya mengangkut penumpang dari daerah penyangga ke tengah Ibukota. Misalnya dari Terminal Kalideres menuju tengah-tengah kota Jakarta. Penumpang terpaksa menunggu ber jam-jam untuk bisa naik busway karena jumlah penumpang dibatasi hanya 20 orang. Padahal kapasitas busway bisa menampung lebih dari 60 orang.
“Kami ngantri dari jam setengah tujuh belum juga naik. Sekarang sudah mau jam 8 belum juga naik busway dari terminal Kalideres,” ujar Yuni, 38, warga asal Tangerang.
Di terminal Kalideres, antrian penumpang busway mengular panjang. Menurut Yunu, Pemprov DKI sebaiknya memikirkan efek langsung dari kebijakan itu. Sebab, dengan adanya kebijakan itu, penumpukan justru terjadi di halte-halte tunggu seperti yang ada di Terminal Kalideres.
Kebijakan Gubernur DKI Anies Baswedan menutup sementara pelayanan busway dari daerah penyangga tentu menyulitkan para pekerja. Terutama pekerja swasta. Pemprov DKI berupaya mengurangi kontak jarak dekat antar warga. Sehingga mengurangi resiko penularan wabah Korona.
“Tentu menyulitkan kami. Setiap hari biasa naik busway dari Depok ke BKN. Kalau kayak begini (tidak melayani sementara) jadwal kerja bisa berantakan,” kata Desi warga Depok.[asa]
Comment