Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Kamis, 19 Maret 2020 |
Jangankan narkoba, obat yang dijual bebas di toko obat saja belum tentu aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun beberapa hari belakangan ini, seorang figur publik yang diketahui sedang hamil, diamankan polisi karena diketahui memiliki psikotropika di rumah barunya. Walau psikotropika itu berfungsi sebagai penenang, tetap saja mendatangkan efek yang tak main-main bagi janin. Berikut penjelasan lengkapnya.
Bukan ilmu yang baru lagi bahwa semua yang dimakan, diminum, atau dimasukkan ke dalam tubuh selama kehamilan akan berpengaruh pada Mums dan janin di dalam rahim. Itulah kenapa sejak memutuskan untuk memulai program hamil, gaya hidup sehat harus mulai dijalankan.
Pasalnya, kehamilan datang tidak terduga dan umumnya diketahui ketika sudah memasuki usia 4 minggu. Sementara, jika sudah telanjur mengonsumsi alkohol dan psikotropika di saat sudah terjadi pembuahan, berisiko besar mengganggu proses pembentukan janin.
Mengutip BNN.go.id, psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jika dijabarkan berdasarkan zat dan potensi risikonya, bahaya mengonsumsi psikotropika dan alkohol selama kehamilan adalah sebagai berikut:
Zat | Potensi risiko pada ibu hamil | Potensi risiko pada janin, bayi, dan anak |
Kokain |
|
|
Ecstasy | Efek belum diketahui pasti. |
|
Heroin |
|
|
Inhalansia |
|
|
Mariyuana | Persalinan prematur. |
|
Metamfetamin |
|
|
Halusinogen |
|
|
Alkohol |
|
|
Mengikuti kasus yang yang sedang menimpa figur publik Vanessa Angel, ia diamankan polisi bersama suami dan asistennya terkait dugaan penyalahgunaan narkoba. Saat ditangkap di rumahnya, polisi menemukan 20 butir Xanax.
Xanax merupakan nama merek obat alprazolam, yang masuk dalam golongan obat benzodiazepine. Obat ini berfungsi mengatasi masalah psikis, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan serangan panik.
Xanax bekerja dengan cara mengurangi kelainan aktivitas listrik di sistem saraf pusat untuk memberikan efek menenangkan. Penyalahgunaan Xanax bisa menyebabkan kecanduan, overdosis, hingga kematian.
Benzodiazepine sendiri termasuk ke dalam psikotropika golongan IV, yang berarti memiliki efek ketergantungan ringan. Namun tetap saja, penggunaan benzodiazepine selama kehamilan masih kontroversial.
Studi menunjukkan ada peningkatan risiko bibir sumbing dan langit-langit mulut pada janin jika terpapar obat-obatan ini selama trimester pertama. Studi terbaru di tahun 2019 juga melaporkan bahwa penggunaan benzodiazepine di awal kehamilan meningkatkan risiko keguguran.
Tak sampai di situ, penelitian yang dilakukan oleh seorang psikiater dan profesor dari Universitas Yale, mempelajari efek benzodiazepine pada wanita hamil yang mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan panik.
Penelitian tersebut mempelajari sekitar 2.600 wanita selama kehamilan dan setelah melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa risiko yang terkait dengan benzodiazepine, seperti peningkatan persalinan caesar. Juga, bayi dari ibu yang menggunakan obat ini lebih mungkin membutuhkan oksigen ekstra atau atau bantuan pernapasan setelah lahir.
Walau begitu, benzodiazepine mungkin saja diperlukan bagi ibu hamil yang memiliki gangguan kecemasan atau depresi. Namun, keputusan untuk minum obat anti-kecemasan selama kehamilan harus didiskusikan dengan psikiater dan dokter kandungan.
Pasalnya menurut Centers for Disease Control (CDC), hanya sebagian kecil obat-obatan -kurang dari 10%- telah terbukti aman untuk dikonsumsi wanita hamil selama kehamilan. Obat-obatan yang dijual bebas (Over The Counter), seperti yang digunakan untuk mengobati batuk, pilek, diare, dan mual, sendiri dapat menimbulkan risiko bagi bayi yang belum lahir. (AS)
Sumber
Better Health. Pregnancy - medication, drugs and alcohol.
Health Link British Columbia. Drug Use During Pregnancy.
Psychology Today. Is It Safe to Take Benzodiazepines During Pregnancy?
Jangankan narkoba, obat yang dijual bebas di toko obat saja belum tentu aman dikonsumsi oleh ibu hamil. Namun beberapa hari belakangan ini, seorang figur publik yang diketahui sedang hamil, diamankan polisi karena diketahui memiliki psikotropika di rumah barunya. Walau psikotropika itu berfungsi sebagai penenang, tetap saja mendatangkan efek yang tak main-main bagi janin. Berikut penjelasan lengkapnya.
Bukan ilmu yang baru lagi bahwa semua yang dimakan, diminum, atau dimasukkan ke dalam tubuh selama kehamilan akan berpengaruh pada Mums dan janin di dalam rahim. Itulah kenapa sejak memutuskan untuk memulai program hamil, gaya hidup sehat harus mulai dijalankan.
Pasalnya, kehamilan datang tidak terduga dan umumnya diketahui ketika sudah memasuki usia 4 minggu. Sementara, jika sudah telanjur mengonsumsi alkohol dan psikotropika di saat sudah terjadi pembuahan, berisiko besar mengganggu proses pembentukan janin.
Mengutip BNN.go.id, psikotropika adalah zat atau obat yang bekerja menurunkan fungsi otak serta merangsang susunan saraf pusat, sehingga menimbulkan reaksi berupa halusinasi, ilusi, gangguan cara berpikir, perubahan perasaan yang tiba-tiba, dan menimbulkan rasa kecanduan pada pemakainya.
Jika dijabarkan berdasarkan zat dan potensi risikonya, bahaya mengonsumsi psikotropika dan alkohol selama kehamilan adalah sebagai berikut:
Zat | Potensi risiko pada ibu hamil | Potensi risiko pada janin, bayi, dan anak |
Kokain |
|
|
Ecstasy | Efek belum diketahui pasti. |
|
Heroin |
|
|
Inhalansia |
|
|
Mariyuana | Persalinan prematur. |
|
Metamfetamin |
|
|
Halusinogen |
|
|
Alkohol |
|
|
Mengikuti kasus yang yang sedang menimpa figur publik Vanessa Angel, ia diamankan polisi bersama suami dan asistennya terkait dugaan penyalahgunaan narkoba. Saat ditangkap di rumahnya, polisi menemukan 20 butir Xanax.
Xanax merupakan nama merek obat alprazolam, yang masuk dalam golongan obat benzodiazepine. Obat ini berfungsi mengatasi masalah psikis, seperti depresi, gangguan kecemasan, dan serangan panik.
Xanax bekerja dengan cara mengurangi kelainan aktivitas listrik di sistem saraf pusat untuk memberikan efek menenangkan. Penyalahgunaan Xanax bisa menyebabkan kecanduan, overdosis, hingga kematian.
Benzodiazepine sendiri termasuk ke dalam psikotropika golongan IV, yang berarti memiliki efek ketergantungan ringan. Namun tetap saja, penggunaan benzodiazepine selama kehamilan masih kontroversial.
Studi menunjukkan ada peningkatan risiko bibir sumbing dan langit-langit mulut pada janin jika terpapar obat-obatan ini selama trimester pertama. Studi terbaru di tahun 2019 juga melaporkan bahwa penggunaan benzodiazepine di awal kehamilan meningkatkan risiko keguguran.
Tak sampai di situ, penelitian yang dilakukan oleh seorang psikiater dan profesor dari Universitas Yale, mempelajari efek benzodiazepine pada wanita hamil yang mengalami kecemasan, depresi, atau gangguan panik.
Penelitian tersebut mempelajari sekitar 2.600 wanita selama kehamilan dan setelah melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan beberapa risiko yang terkait dengan benzodiazepine, seperti peningkatan persalinan caesar. Juga, bayi dari ibu yang menggunakan obat ini lebih mungkin membutuhkan oksigen ekstra atau atau bantuan pernapasan setelah lahir.
Walau begitu, benzodiazepine mungkin saja diperlukan bagi ibu hamil yang memiliki gangguan kecemasan atau depresi. Namun, keputusan untuk minum obat anti-kecemasan selama kehamilan harus didiskusikan dengan psikiater dan dokter kandungan.
Pasalnya menurut Centers for Disease Control (CDC), hanya sebagian kecil obat-obatan -kurang dari 10%- telah terbukti aman untuk dikonsumsi wanita hamil selama kehamilan. Obat-obatan yang dijual bebas (Over The Counter), seperti yang digunakan untuk mengobati batuk, pilek, diare, dan mual, sendiri dapat menimbulkan risiko bagi bayi yang belum lahir. (AS)
Sumber
Better Health. Pregnancy - medication, drugs and alcohol.
Health Link British Columbia. Drug Use During Pregnancy.
Psychology Today. Is It Safe to Take Benzodiazepines During Pregnancy?
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini