KalbarOnline.com – Presiden Joko Widodo maupun Presiden Amerika Serikat, Donald Trump nampak ‘idem’ memanfaatkan klorokuin atau Chloroquine sebagai obat yang bisa digunakan untuk mengatasi Virus Corona sementara ini.
Jokowi pada Jumat, (20/3/2020) menegaskan, antivirus untuk mengatasi Corona memang belum ditemukan. Namun menurut Jokowi, pemerintah akan mencari berbagai cara untuk mengatasi wabah ini, termasuk mencarikan antivirusnya. Dua obat yang diyakini Jokowi mampu atasi Corona sejauh ini yakni Avigan dan Klorokuin.
“Kita telah mendatangkan 5 ribu (Avigan), akan kita coba, dan dalam proses pemesanan 2 juta. Kemudian yang kedua Chloroquine, ini kita telah siap 3 juta,” kata Jokowi kepada awak media.
Terkait dengan antivirus ini, lanjut Jokowi, bahwa pemerintah tidak diam, tetapi mencari hal-hal, informasi-informasi apa yang bisa dipergunakan untuk dapat menyelesaaikan COVID-19 ini. Obat-obatan tersebut menurut Jokowi, akan diberikan kepada pasien yang dinyatakan positif terjangkit virus corona sesuai dengan resep dokter. ”Obat tersebut akan sampai kepada pasien yang membutuhkan melalui dokter keliling dari rumah ke rumah melalui rumah sakit dan puskesmas di kawasan yang terinfeksi,” tegasnya.
Presiden mengaku telah menginstruksikan kepada perusahaan farmasi milik BUMN agar memperbanyak produksi obat-obat tersebut. Jokowi pun menegaskan, pemerintah tidak akan tinggal diam menghadapi kasus corona yang semakin menyebar ini.
Apa itu Avigan?
Avigan atau Favipiravir adalah agen anti-virus yang secara selektif dan berpotensi menghambat RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA. Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada manusia yang terinfeksi virus corona COVID-19 sejak Februari.
Uji klinis dilakukan pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzen. Dari Shenzhen sendiri, menyumbang 80 pasien, 35 pasien yang menerima perlakuan obat oral favipiravir, dan 45 orang dalam grup kontrol (tidak minum obat favipiravir). Otoritas medis di Cina mengatakan obat yang digunakan di Jepang untuk mengobati jenis baru influenza ini tampaknya efektif pada pasien COVID-19, mengutip dari Xinhuanet.
Zhang Xinmin, seorang pejabat di kementerian ilmu pengetahuan dan teknologi China, mengatakan favipiravir, memberikan hasil yang menggembirakan dalam uji klinis di Wuhan dan Shenzhen yang melibatkan 340 pasien.
“Pasien yang diberi obat di Shenzhen berubah status menjadi negatif setelah rata-rata empat hari setelah menjadi positif, dibandingkan dengan rata-rata 11 hari untuk mereka yang tidak diobati dengan obat,” kata penyiar publik NHK.
Hingga kini, obat Avigan masih terus dikembangkan. Para ilmuwan juga tengah menunggu hak paten obat tersebut agar bisa mengembangkan obat generiknya.
Comment