Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 15 September 2020 |
KalbarOnline.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, PT Kimia Farma Tbk sudah dapat memproduksi obat antivirus Favipiravir yang selama ini digunakan untuk mengobati pasien virus Covid-19.
“Alhamdulillah kemarin Kimia Farma sudah bisa produksi Avigan,” ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (15/9).
Menurut Erick, Avigan yang selama ini diimpor dari produksi perusahaan farmasi Jepang Fujifilm Toyama Chemical sudah dapat diproduksi di negeri sendiri. “Selama ini impor, masuk kategori Favipiravir. Sekarang sudah bisa buat sendiri,” imbuhnya.
Erick juga menyebut, hal ini seiring dengan harapannya untuk mengurangi ketergantungan impor obat. “Karena kita tidak mau terus bergantung pada bahan baku impor,” ucapnya.
Selain Kimia Farma, lanjutnya, PT Indofarma Tbk saat ini sedang meneliti obat herbal yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19. Sedangkan, Bio Farma akan fokus pada pengembangan vaksin Covid-19.
“Kita terus melanjutkan bagaimana riset-riset kepada herbal yang bisa membantu. Karena itu kita spin off yang namanya Indofarma fokus herbal, Kimia Farma untuk Kimia, dan Bio Farma yang fokus kepada ininya semua,” jelasnya.
Terkait vaksin Covid-19, Erick memastikan sekitar 30 juta vaksin dari Tiongkok dan Uni Emirat Arab bisa disebar akhir tahun ini. Sedangkan tahun 2021 mendatang, pemerintah terus menambah pasokan vaksin sebanyak 310 juta.
“Lalu kita harapkan 280 juta tambahan sampai 310 juta karena di perjanjian ada 10 persen tambahan untuk kita. Dan ini kita harapkan bisa menstabilkan daripada menjaga kesehatan masyarakat,” tutupnya.
KalbarOnline.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan, PT Kimia Farma Tbk sudah dapat memproduksi obat antivirus Favipiravir yang selama ini digunakan untuk mengobati pasien virus Covid-19.
“Alhamdulillah kemarin Kimia Farma sudah bisa produksi Avigan,” ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (15/9).
Menurut Erick, Avigan yang selama ini diimpor dari produksi perusahaan farmasi Jepang Fujifilm Toyama Chemical sudah dapat diproduksi di negeri sendiri. “Selama ini impor, masuk kategori Favipiravir. Sekarang sudah bisa buat sendiri,” imbuhnya.
Erick juga menyebut, hal ini seiring dengan harapannya untuk mengurangi ketergantungan impor obat. “Karena kita tidak mau terus bergantung pada bahan baku impor,” ucapnya.
Selain Kimia Farma, lanjutnya, PT Indofarma Tbk saat ini sedang meneliti obat herbal yang dapat dimanfaatkan dalam penanganan Covid-19. Sedangkan, Bio Farma akan fokus pada pengembangan vaksin Covid-19.
“Kita terus melanjutkan bagaimana riset-riset kepada herbal yang bisa membantu. Karena itu kita spin off yang namanya Indofarma fokus herbal, Kimia Farma untuk Kimia, dan Bio Farma yang fokus kepada ininya semua,” jelasnya.
Terkait vaksin Covid-19, Erick memastikan sekitar 30 juta vaksin dari Tiongkok dan Uni Emirat Arab bisa disebar akhir tahun ini. Sedangkan tahun 2021 mendatang, pemerintah terus menambah pasokan vaksin sebanyak 310 juta.
“Lalu kita harapkan 280 juta tambahan sampai 310 juta karena di perjanjian ada 10 persen tambahan untuk kita. Dan ini kita harapkan bisa menstabilkan daripada menjaga kesehatan masyarakat,” tutupnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini