Hari Anak Nasional (HAN) yang diperingati setiap tanggal 23 Juli dirayakan berbeda di masa pandemi COVID-19. Namun peringatan HAN tetap dimaknai sebagai kepedulian keluarga Indonesia terhadap perlindungan anak Indonesia agar tumbuh dan berkembang secara optimal.
Asisten Deputi Pemenuhan Hak Anak atas Kesehatan dan Kesejahteraan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Drs. Hendra Jamal, M.Si mengatakan bahwa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga kesehatan anak dan keluarga.
“Caranya dengan menjaga kualitas air bersih dan sanitasi keluarga, memenuhi kebutuhan gizi anak sesuai dengan usianya, tetap melakukan kegiatan fisik dari rumah, menerapkan pola hidup sehat, memantau pertumbuhan anak di posyandu dan mematuhi protokol kesehatan,” jelasnya dalam diskusi daring bertajuk “Jaga Kesehatan, Gembira Belajar di Rumah, Bebas Stres” yang diselenggarakan PT Frisian Flag Indonesia pada Rabu, 29 Juli 2020.
Baca juga: Cara Tingkatkan Daya Tahan Tubuh Si Kecil Selama COVID-19
Cara Mempertahankan Daya Tahan Tubuh Anak
Dokter spesialis Tumbuh Kembang Anak, Dr. dr. Ahmad Suryawan, SpA (K), dari FK Unair, Surabaya menjelaskan, pemenuhan kebutuhan anak akan kesehatan dan kesejahtaraan harus tetap terpenuhi selama pandemi.
Menurut dr. Wawan, dari segi kesehatan, tatanan kehidupan normal baru harus disusun sesuai kebutuhan dasar tumbuh kembang anak. bukan sebaliknya. Pemenuhan kebutuhan dasar tumbuh kembang anak harus tetap mengikuti jadwal, sejak lahir hingga periode tumbuh kembang selanjutnya.
Sayangnya, beberapa layanan kesehatan untuk anak terhenti sejak pandemi Covid-19, misalnya Posyandu. Beberapa orang tua juga memutuskan menunda vaksinasi. Hal ini, lanjut dr. Wawan, berdampak pada penurunan imunitas anak yang justru sangat dibutuhkan untuk tetap kuat saat ini.
Faktor yang mempengaruhi sistem kekebalan tubuh
Setidaknya, ada 5 faktor yang harus tetap terpenuhi demi memaksimalkan daya tahan tubuh anak agar tidak sampai mengganggu tumbuh kembangnya, yaitu:
1. Infeksi
Selama pandemi ini, usahakan anak-anak tidak mengalami infeksi. “Ancaman infeksi tidak hanya corona, namun infekssi non-corona banyak sekali, dan sebagian bisa dicegah dengan imunisasi,” jelas dr. Wawan.
Cara lain melindungi si Kecil dari infeksi adalah dengan tetap berada di rumah. Jangan bawa anak ke tempat umum, meski hanya taman dan mal. Tunda dulu karena keadaan belum memungkinkan.
“Masker tidak menjamin 100%, sehingga satu-satunya cara paling efektif adalah tetap di rumah dengan menerapkan protokol kesehatan,” tegas dr. Wawan.
2. Nutrisi
Nutrisi seperti apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh anak? Untuk bayi, ASI adalah satu-satunya makanan terbaik. Setelah usia ASI terlewati, berikan diet yang terbaik, dengan memberikan makanan dengan gizi makro dan mikro yang lengkap.
3. Imunisasi
Dr. Wawan menegaskan, saat awal pandemi, sempat ada kebijakan menunda imunisasi. Tetapi saat ini Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) memutuskan untuk untuk tidak lagi menunda jadwal imunisasi.
“Karena begitu imunisasi tertunda, sekitar 84% anak terganggu jadwal imunisasinya. Kita bisa bayangkan, kalau ini berlanjut akan terjadi wabah penyakit lain setelah corona berakhir. Jadi saat ini layanan imunisasi dasar tetap diberikan sampai anak usia 18 bulan,” jelas dr. Wawan.
Baca juga: Haruskah Menunda Pemberian Vaksin Selama Pandemi Coronavirus?
4. Terapkan protokol kesehatan
Protokol kesehatan juga harus diterapkan pada bayi dan anak-anak. Misalnya, mengharuskan anak cuci tangan sesering mungkin, dan menggunakan masker setiap kali ke luar rumah. Jangan mengajak anak ke luar rumah jika tidak perlu.
5. Hindari polutan
Lingkungan yang tidak bersih juga berdampak pada kesehatan anak. Selama pandemi, anak-anak banyak berada di rumah termasuk belajar sehingga usahakan menciptakan lingkungan rumah yang sehat. Salah satu yang paling penting adalah menjauhkan anak dari paparan asap rokok dan sumber polutan lainnya.
“Ingat bahwa pertambahan kasus Covid-19 untuk anak masih banyak, kematiannya pun tinggi dan merata di setiap kelompok usia. Kematian terbanyak, lebih 60%, terjadi pada anak di bawah 6 tahun,” ujar dr. Wawan.
Baca juga: Apakah Si Kecil Harus Pakai Masker Selama Pandemi Coronavirus?
Bagaimana Menciptakan Lingkungan Rumah yang Nyaman untuk Anak?
Psikolog Keluarga, Ajeng Raviando, menambahkan, peran orang tua sangat penting dalam menjaga kesehatan dan menjadikan lingkungan rumah yang edukatif sekaligus menyenangkan bagi tumbuh kembang anak.
“Kenali karakter anak agar lebih mudah saat menerapkan metode pengajaran di rumah,” jelas Ajeng. Seperti yang kita ketahui, manusia mempunyai karakter yang berbeda-beda dan unik. Karakter atau kepribadian manusia, termasuk karakter anak, bisa dipelajari.
Ajeng juga memberikan beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menciptakan lingkungan rumah yang edukatif dan menggembirakan, di antaranya:
- Ciptakan komunikasi yang baik dengan anak-anak.
- Tata ruangan yang nyaman untuk anak belajar.
- Buat jadwal, belajar dan bermain harus seimbang.
- Sediakan makanan dan minuman dengan gizi seimbang, seperti makanan pokok, buah dan sayur sebagai sumber vitamin, daging, telur hingga susu sebagai salah satu sumber protein hewani.
Sehingga, orang tua diharapkan menjadi teman belajar yang menyenangkan. Masa pandemi COVID-19 ini adalah momentum untuk meningkatkan kepedulian terhadap pemenuhan hak dan perlindungan anak. Termasuk orang tua yang menjadi mitra penting bagi para guru saat belajar di rumah.
Baca juga: Mengembangkan Karakter Anak dengan Bermain
Sumber:
Diskusi daring “Jaga Kesehatan, Gembira Belajar di Rumah, Bebas Stres” oleh PT Frisian Flag Indonesia pada Rabu, 29 Juli 2020.
Comment