KalbarOnline.com – Malaysia bereaksi melihat pertikaian antara dua negara raksasa Tiongkok dan Amerika Serikat dalam sengketa wilayah di Laut China Selatan. Pada hari Rabu (5/8) lalu, Malaysia memperingatkan bahwa sengketa Laut Cina Selatandapat memecah blok ASEAN akibat perselisihan dua negara adidaya tersebut.
Dilansir dari AsiaOne, Jumat (7/8), komentar Menteri Luar Negeri Hishammuddin Hussein datang beberapa hari setelah kementeriannya mengirimkan catatan diplomatik singkat kepada PBB yang menolak klaim maritim Beijing sebagai bagian dari sembilan garis putus-putus. Langkah yang dilakukan Kuala Lumpur itu menanggapi sikap Washington pada bulan Juli yang meningkatkan posisinya terhadap Tiongkok karena perselisihan tersebut.
Namun, Hishammuddin mengatakan kepada anggota parlemen di parlemen bahwa posisi Kuala Lumpur dalam sengketa laut tidak tergantung pada pandangan pihak luar. Malaysia adalah salah satu dari lima negara anggota Asosiasi 10 Negara Bangsa Asia Tenggara (Asean) yang secara langsung dipengaruhi oleh pertikaian dan menolak klaim Tiongkok.
Berbicara dalam bahasa Melayu, Hishammuddin mengatakan pemerintah Malaysia memberi catatan utama. Yaitu menghindari terlibat dalam persaingan kekuatan besar untuk memecah Asean.
Dia menghindari secara langsung mengkritik Tiongkok dan AS dalam pidatonya.
“Dihadapkan dengan kekuatan besar, kami harus bersatu sebagai blok untuk secara efektif memaksimalkan kekuatan bersama,” kata Hishammuddin.
“Jika negara-negara ASEAN terpecah, jangan berharap Malaysia menghadapi Tiongkok dan Amerika Serikat sendirian,” tambahnya.
Malaysia dijadwalkan untuk berbicara dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi melalui panggilan telepon pada dan dengan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo. “Saya akan bicara soal sengketa Laut China Selatan dengan mereka,” kata Hishammuddin.
Laporan Xinhua tentang panggilan telepon Hishammuddin dengan Wang Yi mengatakan bahwa kedua menteri luar negeri membahas kerja sama bilateral di tengah krisis virus Korona dan tuan rumah Malaysia pada November untuk pertemuan puncak para pemimpin dari kelompok Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC). Laporan itu tidak menyebutkan garis laut tetapi mengatakan kedua pihak juga memiliki pertukaran pandangan yang mendalam bersama-sama menghadapi situasi internasional yang tidak stabil dan tidak menentu saat ini.
Hishammuddin dalam sambutannya menegaskan kembali bahwa pemerintah berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan melalui jalur diplomatik. Dia mengatakan kode etik yang saat ini sedang dinegosiasikan oleh seluruh blok Asean dan China adalah jalan untuk menghindari konflik di perairan.
Malaysia dan Vietnam, serta sebagian besar negara Asean, berpendapat bahwa klaim maritim harus didasarkan pada Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut (Unclos) tahun 1982.
Comment