Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 24 Agustus 2020 |
KalbarOnline.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat kemajuan bagi riset dan inovasi teknologi. Kolaborasi antar instansi pun semakin erat akibat hal tersebut.
“Selama pandemi ini, yang jadi referensi bagi kita semua, utamanya bagi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yaitu mutlaknya kolaborasi dalam kegiatan riset dan inovasi,” ujarnya dalam perayaan HUT ke-42 BPPT dengan tema Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju secara daring, Senin (24/8).
Menristek mengungkapkan bahwa saat ini sebuah produk hasil riset masih jarang dibuat oleh satu pihak saja. Contohnya di universitas, penelitian dan riset tentunya berdasarkan kolaborasi antar fakultas.
Hanya saja, universitas tentunya membutuhkan bantuan dari instansi luar yang terkait dengan dengan riset dan penelitian. Seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga (Unair) yang berkolaborasi dengan BPPT serta industri kesehatan untuk membuat alat rapid test.
“Kalau saya sebut, ini riset dan inovasi gaya baru atau riset dan inovasi masa depan. Riset dan inovasi yang basisnya adalah kolaborasi,” terang dia.
Dia juga menjelaskan, di tengah pesatnya penggunaan teknologi, kolaborasi seperti pembuatan alat rapid test itu lebih mudah dilakukan. Tidak perlu melakukan kegiatan riset dan inovasi untuk berkumpul di satu laboratorium.
“Ini kalau saya bisa katakan berkah dari Covid yang membuat peneliti sadar memecahkan masalah dunia, kemanusiaan, harus bekerja sama. Tidak bisa sendirian,” pungkas Bambang.
KalbarOnline.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa pandemi Covid-19 telah membuat kemajuan bagi riset dan inovasi teknologi. Kolaborasi antar instansi pun semakin erat akibat hal tersebut.
“Selama pandemi ini, yang jadi referensi bagi kita semua, utamanya bagi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), yaitu mutlaknya kolaborasi dalam kegiatan riset dan inovasi,” ujarnya dalam perayaan HUT ke-42 BPPT dengan tema Membangun Ekosistem Inovasi Teknologi untuk Indonesia Maju secara daring, Senin (24/8).
Menristek mengungkapkan bahwa saat ini sebuah produk hasil riset masih jarang dibuat oleh satu pihak saja. Contohnya di universitas, penelitian dan riset tentunya berdasarkan kolaborasi antar fakultas.
Hanya saja, universitas tentunya membutuhkan bantuan dari instansi luar yang terkait dengan dengan riset dan penelitian. Seperti Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Airlangga (Unair) yang berkolaborasi dengan BPPT serta industri kesehatan untuk membuat alat rapid test.
“Kalau saya sebut, ini riset dan inovasi gaya baru atau riset dan inovasi masa depan. Riset dan inovasi yang basisnya adalah kolaborasi,” terang dia.
Dia juga menjelaskan, di tengah pesatnya penggunaan teknologi, kolaborasi seperti pembuatan alat rapid test itu lebih mudah dilakukan. Tidak perlu melakukan kegiatan riset dan inovasi untuk berkumpul di satu laboratorium.
“Ini kalau saya bisa katakan berkah dari Covid yang membuat peneliti sadar memecahkan masalah dunia, kemanusiaan, harus bekerja sama. Tidak bisa sendirian,” pungkas Bambang.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini