Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 02 September 2020 |
KalbarOnline.com – Beberapa waktu lalu, Malaysia sempat heboh karena menemukan mutasi Covid-19 dengan nama D164G. Padahal, itu sudah terjadi sejak Januari 2020.
“Terkait berita belakangan beredar yang di trigger dari statement Menkes Malaysia, perlu kami sampaikan bahwa mutasi D614G, pertama kali ditemukan pada Januari 2020 di Jerman dan Tiongkok,” ujar Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam telekonferensi pers BNPB, Rabu (2/9).
Data yang dimiliki oleh Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang merupakan bank data virus dan influenza menyatakan, saat ini virus yang bermutasi berada di angka 78 persen di seluruh belahan dunia.
“Pada dasarnya sekitar 78 persen mengandung mutasi D614G, jadi itu sudah mendominasi virus SARS-CoV-2 itu sendiri,” jelasnya.
Kata Bambang, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 34 whole genome sequence (jumlah rangkaian DNA yang terkena virus) dari genome SARS-CoV-2. Di mana hanya 24 yang dianalisa lebih lanjut, karena dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence.
24 whole genome sequence tersebut berasal dari beragam lembaga, 4 berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), 2 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2 dari kerja sama Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Laboratoium Kesehatan Jabar, 10 dari Lembaga Eijkman, dan 6 oleh Universitas Airlangga (Unair).
“Dari 24 whole genome sequence, bisa kami sampaikan 9 mengandung mutasi D614G, 2 dari Surabaya, 3 dari Jogja, satu dari Tangerang dan Jakarta dan dua dari Bandung, jadi ada 9 dari 24 yang sudah di submit,” imbuhnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Beberapa waktu lalu, Malaysia sempat heboh karena menemukan mutasi Covid-19 dengan nama D164G. Padahal, itu sudah terjadi sejak Januari 2020.
“Terkait berita belakangan beredar yang di trigger dari statement Menkes Malaysia, perlu kami sampaikan bahwa mutasi D614G, pertama kali ditemukan pada Januari 2020 di Jerman dan Tiongkok,” ujar Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro dalam telekonferensi pers BNPB, Rabu (2/9).
Data yang dimiliki oleh Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) yang merupakan bank data virus dan influenza menyatakan, saat ini virus yang bermutasi berada di angka 78 persen di seluruh belahan dunia.
“Pada dasarnya sekitar 78 persen mengandung mutasi D614G, jadi itu sudah mendominasi virus SARS-CoV-2 itu sendiri,” jelasnya.
Kata Bambang, Indonesia sudah menyampaikan sekitar 34 whole genome sequence (jumlah rangkaian DNA yang terkena virus) dari genome SARS-CoV-2. Di mana hanya 24 yang dianalisa lebih lanjut, karena dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genome sequence.
24 whole genome sequence tersebut berasal dari beragam lembaga, 4 berasal dari Universitas Gadjah Mada (UGM), 2 dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), 2 dari kerja sama Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Laboratoium Kesehatan Jabar, 10 dari Lembaga Eijkman, dan 6 oleh Universitas Airlangga (Unair).
“Dari 24 whole genome sequence, bisa kami sampaikan 9 mengandung mutasi D614G, 2 dari Surabaya, 3 dari Jogja, satu dari Tangerang dan Jakarta dan dua dari Bandung, jadi ada 9 dari 24 yang sudah di submit,” imbuhnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini