Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 02 September 2020 |
KalbarOnline.com – Mutasi virus SARS-CoV-2 D614G disebutkan bahwa penularannya lebih cepat 10 kali lipat dibandingkan dengan virus awal yang berada di Wuhan, Tiongkok. Perjalanan mutasi tersebut pun diperkirakan membuat penularan akan semakin parah dari sebelumnya.
Namun, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa hal tersebut belum ada bukti ilmiahnya.
“Presiden GISAID (bank data virus dan influenza) yang melakukan analisa pada virus SARS-CoV-2 ini dan disampaikan bahwa tidak ada bukti atau belum ada bukti bahwa virus ini lebih ganas dan lebih berbahaya, belum ada bukti yang menyatakan bahwa mutasi ini lebih ganas dan berbahaya,” jelasnya dalam telekonferensi pers, Rabu (2/9).
Bambang pun menjelaskan bahwa pada intinya, mutasi ini sama dengan virus Covid-19 yang dialami selama ini. Data GISAID juga menunjukkan bahwa 78 persen negara virusnya telah bermutasi menjadi D614G.
Hal ini, kata dia juga tidak akan mempengaruhi pengembangan vaksin yang ada di seluruh dunia. “Pengaruhnya pada intinya tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin, karena mutasi ini tidak merubah struktur maupun fungsi dari receptor-binding domain (RBD) yang merupakan bagian dari virus yang dijadikan target vaksin. Upaya pengembangan Vaksin Merah Putih maupun yang di luar tidak akan terganggu dengan keberadaan mutasi,” ucapnya.
Saat ini, pengembangan vaksin yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman telah mencapai angka 40 persen. Harapannya, dengan Vaksin Merah Putih ini akan membuat Indonesia lebih mandiri.
“Khusus vaksin yang dikembanglan Eijkman tahapannya 40 persen dari keseluruhan tahapan dan sedang disiapkan ke sel mamalia dan harapannya akhir tahun bisa menyelesaikan uji pada hewan. sehingga awal tahun depan, lembaga eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma untuk di scale up untuk level produksi dan dimulai uji klinis tahap 1, 2 dan 3,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Mutasi virus SARS-CoV-2 D614G disebutkan bahwa penularannya lebih cepat 10 kali lipat dibandingkan dengan virus awal yang berada di Wuhan, Tiongkok. Perjalanan mutasi tersebut pun diperkirakan membuat penularan akan semakin parah dari sebelumnya.
Namun, Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa hal tersebut belum ada bukti ilmiahnya.
“Presiden GISAID (bank data virus dan influenza) yang melakukan analisa pada virus SARS-CoV-2 ini dan disampaikan bahwa tidak ada bukti atau belum ada bukti bahwa virus ini lebih ganas dan lebih berbahaya, belum ada bukti yang menyatakan bahwa mutasi ini lebih ganas dan berbahaya,” jelasnya dalam telekonferensi pers, Rabu (2/9).
Bambang pun menjelaskan bahwa pada intinya, mutasi ini sama dengan virus Covid-19 yang dialami selama ini. Data GISAID juga menunjukkan bahwa 78 persen negara virusnya telah bermutasi menjadi D614G.
Hal ini, kata dia juga tidak akan mempengaruhi pengembangan vaksin yang ada di seluruh dunia. “Pengaruhnya pada intinya tidak akan mengganggu upaya pengembangan vaksin, karena mutasi ini tidak merubah struktur maupun fungsi dari receptor-binding domain (RBD) yang merupakan bagian dari virus yang dijadikan target vaksin. Upaya pengembangan Vaksin Merah Putih maupun yang di luar tidak akan terganggu dengan keberadaan mutasi,” ucapnya.
Saat ini, pengembangan vaksin yang dilakukan oleh Lembaga Eijkman telah mencapai angka 40 persen. Harapannya, dengan Vaksin Merah Putih ini akan membuat Indonesia lebih mandiri.
“Khusus vaksin yang dikembanglan Eijkman tahapannya 40 persen dari keseluruhan tahapan dan sedang disiapkan ke sel mamalia dan harapannya akhir tahun bisa menyelesaikan uji pada hewan. sehingga awal tahun depan, lembaga eijkman bisa menyerahkan bibit vaksin kepada Bio Farma untuk di scale up untuk level produksi dan dimulai uji klinis tahap 1, 2 dan 3,” pungkasnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini