Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 19 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pihaknya tengah melirik proses pengembangan vaksin dari negara Uni Eropa atau European Union (EU). Meskipun, saat ini Indonesia sendiri belum melakukan kerja sama terkait hal tersebut dengan negara-negara EU.
“Sampai saat ini memang belum ada yang langsung kerjasama, tapi salah satu potensi vaksin mungkin juga berasal dari salah satu negara EU,” ujar Bambang dalam webinar European Research Days Indonesia 2020, Senin (19/10).
Pemerintah, lanjut Bambang, tertarik untuk membuka kerjasama pengembangan vaksin dengan EU. Untuk langkah awal, pihaknya akan mengontak ilmuan Diaspora di sana.
“Ada kemungkinan juga untuk pengembangan obat atau yang lain. Saat ini kita sudah membuaka riset kerjasama dengan Diaspora yang ada di EU,” jelas Bambang.
Namun, proses itu masih tentunya akan memakan waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu, hasil daripada kerja sama tersebut masih belum teralisasi.
“Tetapi untuk jangka menengah atau panjang, kita perlu membangun kemandirian, baik obat, bahan baku obat, maupun alat kesehatan. Bekerja sama dengan EU, malah ini satu keharusan,” imbuh Bambang.
Setelah melakukan kerja sama dengan EU, Indonesia pun akan mulai untuk mandiri dan berdiri sendiri dalam melakukan inovasi di bidang kesehatan berbekal ilmu dari negara-negara mitra di EU.
“Tentu kita akan lihat lagi apa yang bisa dikembangkan terkait pandemi ini. Karena memang kondisi pandemi berjalan cepat. Dan kalau kita belajar dari EU dan kemudian mengembangkan sendiri, kita tidak perlu impor dan ini akan sangat baik,” pungkas Bambang.
KalbarOnline.com – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, saat ini pihaknya tengah melirik proses pengembangan vaksin dari negara Uni Eropa atau European Union (EU). Meskipun, saat ini Indonesia sendiri belum melakukan kerja sama terkait hal tersebut dengan negara-negara EU.
“Sampai saat ini memang belum ada yang langsung kerjasama, tapi salah satu potensi vaksin mungkin juga berasal dari salah satu negara EU,” ujar Bambang dalam webinar European Research Days Indonesia 2020, Senin (19/10).
Pemerintah, lanjut Bambang, tertarik untuk membuka kerjasama pengembangan vaksin dengan EU. Untuk langkah awal, pihaknya akan mengontak ilmuan Diaspora di sana.
“Ada kemungkinan juga untuk pengembangan obat atau yang lain. Saat ini kita sudah membuaka riset kerjasama dengan Diaspora yang ada di EU,” jelas Bambang.
Namun, proses itu masih tentunya akan memakan waktu yang tidak sebentar. Maka dari itu, hasil daripada kerja sama tersebut masih belum teralisasi.
“Tetapi untuk jangka menengah atau panjang, kita perlu membangun kemandirian, baik obat, bahan baku obat, maupun alat kesehatan. Bekerja sama dengan EU, malah ini satu keharusan,” imbuh Bambang.
Setelah melakukan kerja sama dengan EU, Indonesia pun akan mulai untuk mandiri dan berdiri sendiri dalam melakukan inovasi di bidang kesehatan berbekal ilmu dari negara-negara mitra di EU.
“Tentu kita akan lihat lagi apa yang bisa dikembangkan terkait pandemi ini. Karena memang kondisi pandemi berjalan cepat. Dan kalau kita belajar dari EU dan kemudian mengembangkan sendiri, kita tidak perlu impor dan ini akan sangat baik,” pungkas Bambang.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini