Geng Sehat, adakah yang setiap hari dituntut melakukan banyak tugas sekaligus alias multitasking? Wanita terutama, adalah makhluk yang dituntut mampu melakukan pekerjaan multitasking, apalagi di era pandemi. Mendampingi anak belajar sambil menyelesaikan pekerjaan kantor, kemudian rapat secara daring, dan aktivitas lainnya, bisa dilakukan sekaligus. Super sibuk dan semuanya menjadi prioritas. Nampaknya hebat ya, orang yang bisa multitasking. Tapi, multitasking baik atau buruk untuk otak?
Tahukah Geng Sehat bahwa otak kita tidak didesain untuk mengerjakan banyak tugas sekaligus. Jadi, mau tahu apa saja dampaknya pada otak untuk yang terbiasa bekerja multitasking? Simak yuk, artikel berikut!
Baca juga: Bekerja di Rumah, Waspadai Tanda Burnout!
Multitasking Tidak Selalu Lebih Produktif
Penelitian menunjukkan bahwa otak kita tidak sebaik yang kita pikirkan dalam menangani banyak tugas sekaligus. Faktanya, beberapa peneliti menemukan bahwa multitasking sebenarnya dapat mengurangi produktivitas sebanyak 40%.
Apa yang membuat multitasking menjadi pembunuh produktivitas? Mungkin Kamu puas karena bisa menyelesaikan banyak hal pada waktu yang sama. Padahal yang Kamu lakukan sebenarnya adalah mengalihkan perhatian dan fokus dari satu hal ke hal berikutnya dengan cepat.
Beralih dari satu tugas ke tugas lainnya akan menyulitkanmu menyingkirkan gangguan. Dalam jangka panjang, dapat menyebabkan hambatan mental sehingga Kamu menjadi orang yang lamban.
Apakah Multitasking Baik atau Buruk Bagi Otak?
Di otak, multitasking diatur oleh fungsi eksekutif, yakni area otak yang mengontrol dan mengelola proses kognitif dan menentukan bagaimana, kapan, dan dalam urutan apa tugas-tugas tertentu dilakukan.
Ada dua tahapan dalam proses pengendalian perintah oleh otak, yakni: memutuskan untuk melakukan satu hal, bukan hal lainnya. Kedua, mengubah dari aturan tugas sebelumnya ke aturan tugas baru. Beralih dari tugas satu ke tugas lainnya mungkin hanya membutuhkan waktu sepersepuluh detik. Namun jika dilakukan berulangkali, otak pun kewalahan.
Lantas apakah multitasking berdampak buruk bagi kesehatan otak? Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa multitasking mungkin berdampak buruk bagi otak. Orang yang secara teratur dibombardir banyak tugas sekaligus, ternyata lebih buruk dalam mengatur pikirannya dan menyaring informasi, dibandingkan dengan mereka yang tidak melakukan banyak tugas.
Secara keseluruhan, studi tersebut menemukan bahwa multitasking mengurangi efisiensi dan kinerja, karena otak hanya bisa fokus pada satu hal pada satu waktu.Beberapa ahli medis memberikan tanggapannya melalui jajak pendapat yang dilakukan Maret 2018. Sebanyak 1.179 dokter dari 44 negara yang memberikan tanggapan. Uniknya, mayoritas (44 persen) dokter merasa bahwa multitasking sebenarnya baik untuk otak.
Baca juga: Tips Kerja dari Rumah Supaya Tetap Produktif
Menurut dokter yang mendukung, multitasking dapat membantu meningkatkan plastisitas otak dan mencegah penyakit mental seperti demensia. “Siapa bilang otak hanya dimaksudkan untuk fokus pada satu hal pada satu waktu? Saya pikir multitasking sangat bisa dilakukan dan orang tetap bisa produktif, tanpa memengaruhi otak,” ujar seorang ahli penyakit dalam dari Amerika Serikat.
Namun, 29 persen dokter berbeda pendapat. Mereka mengacu pada penelitian terbaru yang mengklaim bahwa multitasking bisa berdampak buruk bagi otak. Salah satunya mengatakan, multitasking, atau harus berurusan dengan banyak tugas akan mendatangkan stres dan seseorang bisa berakhir lupa untuk menyelesaikan beberapa tugas. Ini sangat buruk untuk kesehatan mental.
Melakukan beberapa tugas pada waktu yang sama juga menyebabkan kelelahan, baik fisik maupun mental. Maka sangat penting untuk melakukan tugas kita secara tertib tanpa menyebabkan kelelahan yang berlebihan.
Nah, selain yang pro dan kontra, ternyata sebanyak 27 persen dokter mengatakan bahwa multitasking itu tidak baik atau buruk: Alasannya, tergantung pada kemampuan setiap orang untuk mengatur ide-idenya dan mampu melakukan banyak tugas yang berfokus pada satu hal pada satu waktu.
Geng Sehat, Kamu tipe yang mana? Bisa melakukan multitasking, atau malah sebaliknya? Apapun kebiasaanmu dalam menyelesaikan tugas, sebaiknya sesuaikan dengan kemampuan. Saat Kamu kelelahan dan stres fisik mapupun mental, tandanya Kamu harus berhenti melakukan banyak tugas sekaligus.
Baca juga: Dampak Stres Kerja Bagi Kesehatan
Referensi:
Verywellmind.com. How Multitasking Affects Productivity and Brain Health
Sermo.com. Multitasking bad for brain?
Comment