Penyebar Super Covid-19 di Tiongkok Tulari 23 Penumpang Bus

KalbarOnline.com – Penyebaran virus Korona bisa terjadi di udara melalui aerosol. Termasuk di dalam bus dengan ventilasi yang buruk. Hal itu terjadi di Tiongkok. Seorang penumpang bus yang ternyata terinfeksi Covid-19 dan termasuk OTG, menjadi penyebar super virus Korona. Pasalnya, dia menyebarkan virus itu dan menulari 23 penumpang lain.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Bus tersebut belakangan diketahui berventilasi buruk. Penumpang yang terinfeksi, padahal tak duduk dekat dengannya. Kejadian itu dimuat dalam sebuah artikel penelitian yang diterbitkan pada Selasa (1/9). Bukti itu menunjukkan bahwa penularan virus Korona lewat udara terbukti nyata.

  • Baca juga: Langkah Ekstrem AS, Usir 15 Peneliti Tiongkok Kembali ke Negaranya

Otoritas kesehatan pada awalnya mengabaikan kemungkinan bahwa napas yang membuat tetesan mikro bisa menular ke udara. Akan tetapi semakin banyak bukti terkait hal itu.

Dilansir dari Straits Times, Kamis (3/9), artikel yang diterbitkan pada Selasa di JAMA Internal Medicine menyelidiki ancaman infeksi yang ditularkan melalui udara dengan mengamati penumpang yang melakukan perjalanan 50 menit ke acara Buddhis di Kota Ningbo, Tiongkok timur. Ada penumpang yang menaiki dua bus pada Januari sebelum masker wajah menjadi rutinitas untuk melawan virus.

Baca Juga :  Tiongkok Ungkap Fakta Mengejutkan di Balik Hubungan dengan AS

Para peneliti percaya seorang penumpang yang jenis kelaminnya tidak teridentifikasi, kemungkinan besar pasien nol karena orang tersebut telah melakukan kontak dengan orang-orang dari Wuhan. Para ilmuwan berhasil memetakan di mana penumpang lain duduk, dan menguji mereka terhadap virus. Sebanyak 23 dari 68 penumpang kemudian dipastikan terinfeksi Covid-19 di bus yang sama.

Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa sang penyebar super bisa menulari orang yang duduk di depan dan belakang bus. Artinya jarak 1-2 meter ternyata tidak efektif selama berada di ruangan sempit.

Selain itu, penumpang yang sakit atau si penyebar super, juga belum menunjukkan gejala penyakit seperti batuk ketika rombongan melakukan perjalanan ke acara keagamaan. Para peneliti juga mencatat bahwa AC hanya mensirkulasikan ulang udara di dalam bus, yang kemungkinan berkontribusi pada penyebaran virus.

“Penyelidikan menunjukkan bahwa dalam lingkungan tertutup dengan resirkulasi udara, Sars-CoV-2 adalah patogen yang sangat mudah ditularkan,” tulis mereka.

Baca Juga :  Tak Ingin Berseteru, Tiongkok Hindari Persaingan Vaksin dengan India

“Penemuan kami tentang potensi penularan melalui udara memiliki arti penting bagi kesehatan masyarakat,” tambah mereka.

Studi mereka mencakup diagram yang menunjukkan di mana setiap penumpang yang terinfeksi duduk. Itu bisa menambah bukti penularan melalui udara, termasuk penelitian tentang bagaimana virus menyebar di antara meja makan di sebuah restoran di Kota Guangzhou, Tiongkok selatan.

Wakil dekan penelitian di Sekolah Kesehatan Masyarakat Saw Swee Hock (SSHSPH) Universitas Nasional Singapura, Associate Professor Alex Cook, mengatakan penelitian tersebut menambah bukti lebih lanjut untuk mendukung penularan berbasis aerosol. Tampaknya bus tersebut kurang ventilasi karena saat itu masih musim dingin dan kesadaran akan munculnya pandemi masih rendah termasuk dalam hal memakai masker.

“Klaster ini menunjukkan betapa pentingnya mengenakan masker di tempat umum, terutama di angkutan umum, dan selalu memastikan ventilasi yang memadai,” kata Prof Cook.

Comment