Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 11 September 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong pemerintah agar pajak terhadap alat kesehatan tidak masuk dalam kategori pajak barang mewah. Menurutnya, alat kesehatan harus diberi perlakuan khusus sehingga bisa meringankan beban operasional rumah sakit yang pada akhirnya meringankan rakyat jika ingin berobat.
“Di Malaysia, pajak untuk beberapa alat kesehatan sudah hampir nol persen. Sehingga biaya berobat disana jauh lebih murah dibanding Indonesia. Tak heran jika banyak warga Indonesia yang berobat kesana, khususnya di wilayah Penang,” katanya, Jumat (11/9).
Menurut Bamsoet, sejak pandemi Covid-19 merebak, pemerintah Indonesia memang sudah membebaskan pajak barang alat kesehatan. “Namun hanya sebatas untuk penanganan Covid-19, belum keseluruhan barang alat kesehatan. Jika pajak untuk seluruh alat kesehatan minimal bisa diperlakukan seperti di Malaysia, tentu akan membawa angin segar bagi dunia kedokteran tanah air,” ujar Bamsoet.
Bamsoet mengungkapkan, riset Patients Beyond Borders memperlihatkan warga Indonesia sangat gemar berobat ke luar negeri. Peningkatannya cukup tajam, dari 350 ribu warga yang berobat ke luar negeri di tahun 2006 menjadi 600 ribu di tahun 2015. Total pengeluaran per tahun yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk berobat ke luar negeri bisa mencapai USD 11,5 miliar, 80 persennya dihabiskan di Malaysia.
“Selain karena biayanya yang lebih murah dan pelayanannya lebih nyaman, warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri karena alat kesehatannya yang sangat lengkap. Padahal dengan sumber daya manusia dan sumber daya rumah sakit yang dimiliki, Indonesia sebetulnya bisa menjadi tuan rumah bagi warganya dalam berobat. Bahkan Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain utama dalam wisata medis. Menjadi tempat yang nyaman bagi warga dunia berobat,” ungkap Bamsoet.
Bamsoet juga turut berbelasungkawa atas banyaknya anggota IDI dan PDGI yang wafat akibat Covid-19. Dari data IDI tercatat sudah ada 109 anggota mereka yang wafat. Sementara dari PDGI sudah ada 12 anggota yang wafat.
“Kita berdoa semoga para dokter yang wafat bisa ditempatkan di dalam surga Tuhan Yang Maha Esa. Agar perjuangan para dokter yang berada di garis terdepan melawan Covid-19 tak sia-sia, sangat penting bagi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang sebenarnya tak terlalu sulit. Cukup pakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal kecil seperti itu jika dilakukan bisa menyelamatkan nyawa kita semua,” pungkas Bamsoet.
KalbarOnline.com – Ketua MPR RI Bambang Soesatyo bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mendorong pemerintah agar pajak terhadap alat kesehatan tidak masuk dalam kategori pajak barang mewah. Menurutnya, alat kesehatan harus diberi perlakuan khusus sehingga bisa meringankan beban operasional rumah sakit yang pada akhirnya meringankan rakyat jika ingin berobat.
“Di Malaysia, pajak untuk beberapa alat kesehatan sudah hampir nol persen. Sehingga biaya berobat disana jauh lebih murah dibanding Indonesia. Tak heran jika banyak warga Indonesia yang berobat kesana, khususnya di wilayah Penang,” katanya, Jumat (11/9).
Menurut Bamsoet, sejak pandemi Covid-19 merebak, pemerintah Indonesia memang sudah membebaskan pajak barang alat kesehatan. “Namun hanya sebatas untuk penanganan Covid-19, belum keseluruhan barang alat kesehatan. Jika pajak untuk seluruh alat kesehatan minimal bisa diperlakukan seperti di Malaysia, tentu akan membawa angin segar bagi dunia kedokteran tanah air,” ujar Bamsoet.
Bamsoet mengungkapkan, riset Patients Beyond Borders memperlihatkan warga Indonesia sangat gemar berobat ke luar negeri. Peningkatannya cukup tajam, dari 350 ribu warga yang berobat ke luar negeri di tahun 2006 menjadi 600 ribu di tahun 2015. Total pengeluaran per tahun yang dikeluarkan penduduk Indonesia untuk berobat ke luar negeri bisa mencapai USD 11,5 miliar, 80 persennya dihabiskan di Malaysia.
“Selain karena biayanya yang lebih murah dan pelayanannya lebih nyaman, warga Indonesia memilih berobat ke luar negeri karena alat kesehatannya yang sangat lengkap. Padahal dengan sumber daya manusia dan sumber daya rumah sakit yang dimiliki, Indonesia sebetulnya bisa menjadi tuan rumah bagi warganya dalam berobat. Bahkan Indonesia seharusnya bisa menjadi pemain utama dalam wisata medis. Menjadi tempat yang nyaman bagi warga dunia berobat,” ungkap Bamsoet.
Bamsoet juga turut berbelasungkawa atas banyaknya anggota IDI dan PDGI yang wafat akibat Covid-19. Dari data IDI tercatat sudah ada 109 anggota mereka yang wafat. Sementara dari PDGI sudah ada 12 anggota yang wafat.
“Kita berdoa semoga para dokter yang wafat bisa ditempatkan di dalam surga Tuhan Yang Maha Esa. Agar perjuangan para dokter yang berada di garis terdepan melawan Covid-19 tak sia-sia, sangat penting bagi masyarakat untuk mematuhi protokol kesehatan yang sebenarnya tak terlalu sulit. Cukup pakai masker, jaga jarak, dan rajin mencuci tangan. Hal kecil seperti itu jika dilakukan bisa menyelamatkan nyawa kita semua,” pungkas Bamsoet.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini