Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 11 September 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi menyatakan, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki hubungan dekat mampu untuk menahan penyebaran virus.
“Dia pake masker, tapi pas ngomong taroh di dagu dan buka, lalu ada temen saya, dia pake masker, tapi pas ngomong sama saya, dia deket-deket ke saya sambil buka maskernya, saya takut kan sebenernya. Jadi tidak bisa menjaga jarak karena mereka merasa hubungannya sangat baik,” tutur dia dalam Bincang Sore Kemendikbud, Jumat (11/9).
Bahkan, berdasarkan survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 30 persen percaya tidak akan terkena virus, karena memiliki antibodi yang kuat.
“Survei litbangkes 30 persen respondennya menyatakan bahwa ‘saya tidak mungkin berisiko terkena wabah ini’, bayangkan itu. Kita sudah bisa menjawab, kenapa banyak yang tidak patuh pada 3M ini, karena mereka yakin tidak terkena Covid,” terangnya.
Selain iti, menurutnya, untuk merubah perilaku, bisa dengan memberikan informasi secara berulang-ulang terkait pentingnya 3M. Sebab, melalui informasicsuara yang disampaikan berulang akan membangkitkan kesadaran dari dalam diri, apa yang baik dan tidak untuk dilakukan.
“Kami tadi malam, teman-teman di radio swasta itu menyampaikan kepada tim kreatifnya, di radio nanti akan menyampaikan itu berulang-ulang (soal 3M), kita bisa hafal karena kita mendengarakan secara berulang,” ujar dia.
Dia juga prihatin, sepertinya masyarakat telah melupakan dasar dari penyebaran virus Covid-19, yakni dari pergerakan manusia. Maka dari itu, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak wajib dilakukan.
“Padahal penularan Covid-19 ini virus dibawa oleh manusia, kalau manusia bergerak, manusia itu bisa menyebarkan, ini mutlak kita lakukan dalam rangka mengendalikan laju penularan Covid-19,” tuturnya.
KalbarOnline.com – Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan Covid-19, Sonny Harry Harmadi menyatakan, masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki hubungan dekat mampu untuk menahan penyebaran virus.
“Dia pake masker, tapi pas ngomong taroh di dagu dan buka, lalu ada temen saya, dia pake masker, tapi pas ngomong sama saya, dia deket-deket ke saya sambil buka maskernya, saya takut kan sebenernya. Jadi tidak bisa menjaga jarak karena mereka merasa hubungannya sangat baik,” tutur dia dalam Bincang Sore Kemendikbud, Jumat (11/9).
Bahkan, berdasarkan survei dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 30 persen percaya tidak akan terkena virus, karena memiliki antibodi yang kuat.
“Survei litbangkes 30 persen respondennya menyatakan bahwa ‘saya tidak mungkin berisiko terkena wabah ini’, bayangkan itu. Kita sudah bisa menjawab, kenapa banyak yang tidak patuh pada 3M ini, karena mereka yakin tidak terkena Covid,” terangnya.
Selain iti, menurutnya, untuk merubah perilaku, bisa dengan memberikan informasi secara berulang-ulang terkait pentingnya 3M. Sebab, melalui informasicsuara yang disampaikan berulang akan membangkitkan kesadaran dari dalam diri, apa yang baik dan tidak untuk dilakukan.
“Kami tadi malam, teman-teman di radio swasta itu menyampaikan kepada tim kreatifnya, di radio nanti akan menyampaikan itu berulang-ulang (soal 3M), kita bisa hafal karena kita mendengarakan secara berulang,” ujar dia.
Dia juga prihatin, sepertinya masyarakat telah melupakan dasar dari penyebaran virus Covid-19, yakni dari pergerakan manusia. Maka dari itu, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak wajib dilakukan.
“Padahal penularan Covid-19 ini virus dibawa oleh manusia, kalau manusia bergerak, manusia itu bisa menyebarkan, ini mutlak kita lakukan dalam rangka mengendalikan laju penularan Covid-19,” tuturnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini