Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 14 September 2020 |
KalbarOnline.com – Eksekusi atlet gulat Iran Navid Afkari memancing kemarahan dunia. Pemerintah dan badan olahraga internasional menganggap pemerintah Iran terburu-buru menghukum mati bintang dunia gulat internasional tersebut.
Jaksa Provinsi Fars Kazem Mousavi menjelaskan, eksekusi Afkari dilakukan pada Sabtu (12/9) di penjara Shiraz. Pria 27 tahun itu dihukum karena dituduh membunuh petugas keamanan saat demonstrasi anti pemerintahan pada 2018 lalu. ’’Hukuman mati ini dilakukan karena permintaan dari keluarga korban,’’ ujar Mousavi sebagaimana dilansir Agence France-Presse.
Laporan tersebut membuat geram pemerintahan AS, Swedia, bahkan Komite Olimpiade. Afkari mendapatkan perhatian semenjak dia ditangkap pada 2018 lalu. Petugas mengatakan bahwa dia dan dua saudaranya menikam Hossein Torkman, pegawai departemen air, hingga tewas.
Stasiun televisi nasional pun menyiarkan rekaman pengakuan Afkari. Namun, tak lama setelah itu, dia mengatakan bahwa rekaman tersebut dibuat setelah dia disiksa petugas. ’’Kami mengutuk (eksekusi Afkari, Red). Saya yakin suara rakyat Iran tak bisa dibungkam,’’ tegas Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pihak keluarga menyangkal hal itu. Bersama dengan lembaga HAM, mereka mengkritisi proses persidangan yang janggal. Afkari pun tak diberi kesempatan bertemu keluarganya sebelum dieksekusi. Padahal, regulasi Iran menyebutkan bahwa tahanan hukuman mati punya hak bertemu keluarga sebelum dihukum.
Pengacara pribadi Afkari, Hassan Younessi, mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya berencana bertemu dengan keluarga Torkman untuk meminta pengampunan. Namun, semua terlambat karena pemerintah Iran telah mengeksekusi Afkari.
’’Kenapa mereka harus buru-buru melakukan eksekusi sehingga membuang semua hak Navid,’’ keluh sang pengacara.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Eksekusi atlet gulat Iran Navid Afkari memancing kemarahan dunia. Pemerintah dan badan olahraga internasional menganggap pemerintah Iran terburu-buru menghukum mati bintang dunia gulat internasional tersebut.
Jaksa Provinsi Fars Kazem Mousavi menjelaskan, eksekusi Afkari dilakukan pada Sabtu (12/9) di penjara Shiraz. Pria 27 tahun itu dihukum karena dituduh membunuh petugas keamanan saat demonstrasi anti pemerintahan pada 2018 lalu. ’’Hukuman mati ini dilakukan karena permintaan dari keluarga korban,’’ ujar Mousavi sebagaimana dilansir Agence France-Presse.
Laporan tersebut membuat geram pemerintahan AS, Swedia, bahkan Komite Olimpiade. Afkari mendapatkan perhatian semenjak dia ditangkap pada 2018 lalu. Petugas mengatakan bahwa dia dan dua saudaranya menikam Hossein Torkman, pegawai departemen air, hingga tewas.
Stasiun televisi nasional pun menyiarkan rekaman pengakuan Afkari. Namun, tak lama setelah itu, dia mengatakan bahwa rekaman tersebut dibuat setelah dia disiksa petugas. ’’Kami mengutuk (eksekusi Afkari, Red). Saya yakin suara rakyat Iran tak bisa dibungkam,’’ tegas Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Pihak keluarga menyangkal hal itu. Bersama dengan lembaga HAM, mereka mengkritisi proses persidangan yang janggal. Afkari pun tak diberi kesempatan bertemu keluarganya sebelum dieksekusi. Padahal, regulasi Iran menyebutkan bahwa tahanan hukuman mati punya hak bertemu keluarga sebelum dihukum.
Pengacara pribadi Afkari, Hassan Younessi, mengungkapkan bahwa mereka sebenarnya berencana bertemu dengan keluarga Torkman untuk meminta pengampunan. Namun, semua terlambat karena pemerintah Iran telah mengeksekusi Afkari.
’’Kenapa mereka harus buru-buru melakukan eksekusi sehingga membuang semua hak Navid,’’ keluh sang pengacara.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini