Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 29 September 2020 |
KalbarOnline.com – Acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kota Surabaya dibubarkan setelah mendapat penolakan keras dari warga Kota Surabaya tergabung dalam Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA). Penyelenggara pun sampai tiga kali berpindah tempat yang semuanya mendapat penolakan.
Gatot Nurmantyo menyatakan, demo yang menghadang acara KAMI itu dilakukan oleh massa bayaran. Kendati demikian, Gatot menyebut bahwa KAMI harus bersyukur bisa memberikan rejeki kepada para demonstran penghadang acara KAMI.
“Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar,” ujar Gatot di Masjid Assalam Puri Mas Surabaya seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Senin (28/9).
Hal itu diperkuat dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini sehingga sangat mudah membuat orang menerima uang untuk melakukan demonstrasi. “Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” katanya.
Sebaliknya, ia menyatakan bahwa kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim jauh lebih baik dibanding pada pendemo. Karena, sambungnya, mereka yang hadir di Gedung Juang 45 datang dengan biaya sendiri. Sedangkan para pendemo malah dibayar.
“Kalau (anggota) KAMI ke sana (menuju lokasi acara), keluar (ongkos) bensin dan sebagainya. Kondisinya (ekonomi) lebih baik,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak semua anggota KAMI Jatim mendoakan para pendemo agar bisa pulang selamat dengan membawa rejeki. “Saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabal Nur dan Gedung Juang 45 kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya,” sindirnya.
Karena itu, Gatot menyatakan bahwa keberadaan KAMI akan membawa berkah bagi para pendemo di Kota Surabaya. “Jadi keberadaan KAMI itu membawa berkah. Besok lagi demonya yang banyak lagi. Jadi ada rezeki buat kawan-kawan kita yang ikut demo,” sindirnya lagi.
Sementara, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, awalnya acara KAMI digelar di Gedung Juang 45, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya Selatan. Acara yang dihadiri Gatot Nurmantyo itu dihadiri peserta kurang lebih 150 orang dengan pengurus KAMI Jatim yang menjadi penanggungjawab. “Tapi kegiatan tersebut tidak mendapatkan izin dari pengelola gedung,” ungkapnya.
KalbarOnline.com – Acara Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) di Kota Surabaya dibubarkan setelah mendapat penolakan keras dari warga Kota Surabaya tergabung dalam Koalisi Indonesia Tetap Aman (KITA). Penyelenggara pun sampai tiga kali berpindah tempat yang semuanya mendapat penolakan.
Gatot Nurmantyo menyatakan, demo yang menghadang acara KAMI itu dilakukan oleh massa bayaran. Kendati demikian, Gatot menyebut bahwa KAMI harus bersyukur bisa memberikan rejeki kepada para demonstran penghadang acara KAMI.
“Karena yang demo di sana karena kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar,” ujar Gatot di Masjid Assalam Puri Mas Surabaya seperti dikutip PojokSatu.id (Jawa Pos Group), Senin (28/9).
Hal itu diperkuat dengan kondisi ekonomi yang sulit seperti saat ini sehingga sangat mudah membuat orang menerima uang untuk melakukan demonstrasi. “Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima,” katanya.
Sebaliknya, ia menyatakan bahwa kondisi ekonomi anggota KAMI Jatim jauh lebih baik dibanding pada pendemo. Karena, sambungnya, mereka yang hadir di Gedung Juang 45 datang dengan biaya sendiri. Sedangkan para pendemo malah dibayar.
“Kalau (anggota) KAMI ke sana (menuju lokasi acara), keluar (ongkos) bensin dan sebagainya. Kondisinya (ekonomi) lebih baik,” ujarnya.
Karena itu, ia mengajak semua anggota KAMI Jatim mendoakan para pendemo agar bisa pulang selamat dengan membawa rejeki. “Saya ajak berdoa agar semua yang demo di Jabal Nur dan Gedung Juang 45 kembali ke rumah masing-masing dengan selamat dan membawa uang sekadarnya untuk keluarganya,” sindirnya.
Karena itu, Gatot menyatakan bahwa keberadaan KAMI akan membawa berkah bagi para pendemo di Kota Surabaya. “Jadi keberadaan KAMI itu membawa berkah. Besok lagi demonya yang banyak lagi. Jadi ada rezeki buat kawan-kawan kita yang ikut demo,” sindirnya lagi.
Sementara, Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko menjelaskan, awalnya acara KAMI digelar di Gedung Juang 45, Jalan Mayjen Sungkono, Surabaya Selatan. Acara yang dihadiri Gatot Nurmantyo itu dihadiri peserta kurang lebih 150 orang dengan pengurus KAMI Jatim yang menjadi penanggungjawab. “Tapi kegiatan tersebut tidak mendapatkan izin dari pengelola gedung,” ungkapnya.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini