Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 29 September 2020 |
KalbarOnline.com – Debat perdana calon presiden (capres) Amerika Serikat pada Selasa (29/9) waktu AS diprediksi berjalan sengit. Satu lagi isu baru bakal jadi bahan dalam pertemuan Presiden AS Donald Trump dan rivalnya, Joe Biden. Isu yang membuat Trump pusing ini adalah soal pajak.
Isu tersebut mencuat seiring laporan mendalam yang dirilis New York Times Minggu lalu (27/9). Surat kabar investigatif itu menulis sebuah artikel dari data pajak Trump yang dilaporkan ke badan pendapatan negara AS alias Internal Revenue Service (IRS).
Media tersebut melaporkan bahwa presiden ke-45 AS itu berhasil mangkir dari pajak federal selama total 10 tahun dalam periode 15 tahun belakangan. Beberapa setoran pajak yang dibayar terbilang tak sebanding dengan kekayaan Trump. Misalnya, pajak federal yang dibayar pada tahun kemenangan pemilunya, 2016, dan 2017. Suami Melania itu hanya membayar USD 750 (Rp 11 juta) di masing-masing tahun tersebut.
”Kepada siapa saja yang membayar pajak lebih tinggi (daripada Trump, Red), silakan angkat tangan,” sindir Senator Demokrat Chuck Schumer seperti yang dilansir Agence France-Presse.
Laporan khusus tersebut menyebut bahwa Trump punya banyak trik untuk mengikis beban pajaknya. Salah satunya dengan menggunakan kupon potongan pajak dari setidaknya 500 entitas Trump Organization. Pajak yang dilaporkan ke IRS menunjukkan bahwa sebagian besar usahanya mencatat kerugian bertahun-tahun.
Potongan pajak dari kerugian perusahaan itulah yang dipakai untuk meringankan pajak pribadinya. Bahkan, Trump bisa mengakali agar dia bisa mendapatkan restitusi pajak senilai USD 72,9 juta (Rp 1 triliun). Restitusi ini masih menjadi subjek audit IRS hingga saat ini.
Trump lagi-lagi menyangkal tudingan tersebut. Dia menyebutkan bahwa laporan New York Times hanyalah salah satu dari rangkaian berita palsu yang digunakan untuk menjatuhkannya. ”Pertama, saya membayar pajak yang sangat tinggi. Semuanya pasti terungkap pada waktunya.”
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Debat perdana calon presiden (capres) Amerika Serikat pada Selasa (29/9) waktu AS diprediksi berjalan sengit. Satu lagi isu baru bakal jadi bahan dalam pertemuan Presiden AS Donald Trump dan rivalnya, Joe Biden. Isu yang membuat Trump pusing ini adalah soal pajak.
Isu tersebut mencuat seiring laporan mendalam yang dirilis New York Times Minggu lalu (27/9). Surat kabar investigatif itu menulis sebuah artikel dari data pajak Trump yang dilaporkan ke badan pendapatan negara AS alias Internal Revenue Service (IRS).
Media tersebut melaporkan bahwa presiden ke-45 AS itu berhasil mangkir dari pajak federal selama total 10 tahun dalam periode 15 tahun belakangan. Beberapa setoran pajak yang dibayar terbilang tak sebanding dengan kekayaan Trump. Misalnya, pajak federal yang dibayar pada tahun kemenangan pemilunya, 2016, dan 2017. Suami Melania itu hanya membayar USD 750 (Rp 11 juta) di masing-masing tahun tersebut.
”Kepada siapa saja yang membayar pajak lebih tinggi (daripada Trump, Red), silakan angkat tangan,” sindir Senator Demokrat Chuck Schumer seperti yang dilansir Agence France-Presse.
Laporan khusus tersebut menyebut bahwa Trump punya banyak trik untuk mengikis beban pajaknya. Salah satunya dengan menggunakan kupon potongan pajak dari setidaknya 500 entitas Trump Organization. Pajak yang dilaporkan ke IRS menunjukkan bahwa sebagian besar usahanya mencatat kerugian bertahun-tahun.
Potongan pajak dari kerugian perusahaan itulah yang dipakai untuk meringankan pajak pribadinya. Bahkan, Trump bisa mengakali agar dia bisa mendapatkan restitusi pajak senilai USD 72,9 juta (Rp 1 triliun). Restitusi ini masih menjadi subjek audit IRS hingga saat ini.
Trump lagi-lagi menyangkal tudingan tersebut. Dia menyebutkan bahwa laporan New York Times hanyalah salah satu dari rangkaian berita palsu yang digunakan untuk menjatuhkannya. ”Pertama, saya membayar pajak yang sangat tinggi. Semuanya pasti terungkap pada waktunya.”
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini