Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Kamis, 01 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Hasil riset dari Intitut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan bahwa sepanjang daerah di pantai selatan Pulau Jawa berpotensi mengalami gempa megathrust yang disusul dengan tsunami besar. Bahkan disebut hingga mencapai ketinggian 20 meter.
Mengenai gempa yang disusul dengan tsunami, Plt Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari memberikan penjelasan. Di mana tsunami kemungkinan akan muncul apabila gempa terjadi selama kurang lebih 20 detik.
“Ada satu hal yang bisa kita sampaikan kepada masyarakat, biasanya gempa yang diikuti tsunami itu pelepasan energi agak lama. Jadi kita mungkin bisa sampaikan kepada masyarakat, jika masyarakat merasakan guncangan gempa apakah itu lemah dan keras tapi guncangannya menerus lebih dari 20 detik itu waktu yang tepat untuk evakuasi,” ujarnya dalam telekonferensi pers Risiko Tsunami di Selatan Jawa, Rabu (30/9).
Dia juga menjelaskan, setiap tsunami punya keunikan masing-masing, jadi gejala alam yang mengikuti atau mendahului tsunami terkait karakteristik gempanya tidak akan sama.
Contohnya, gempa bumi di Mentawai, Sumatera Barat pada 2007 lalu dengan magnitudo 8,4 skala ritcher (SR). Meskipun guncangannya kuat, tapi hanya tidak menimbulkan tsunami yang besar. “Tsunami 2007 cuma 5 sampai 15 cm,” jelasnya.
Berikutnya di 2010 dengan mekanisme yang berbeda, gempa tersebut terjadi di daerah pertemuan lempeng bumi. Dengan begitu, goncangan yang dihasilkan tidak terlalu berasa, di mana ketika itu kekuatan gempa sekitar 7,7 SR. “Mereka punya pengalaman 3 tahun lalu, bahwa gempa kuat saja tidak muncul tsunami, ini hanya gempa lemah, tapi 8 menit kemudian itu tsunami 12 sampai 15 meter menghantam mereka. Kita tidak bisa mendefinisikan, apakah gempa bisa mengikuti tsunami atau tidak,” ujarnya. (*)
KalbarOnline.com – Hasil riset dari Intitut Teknologi Bandung (ITB) menyebutkan bahwa sepanjang daerah di pantai selatan Pulau Jawa berpotensi mengalami gempa megathrust yang disusul dengan tsunami besar. Bahkan disebut hingga mencapai ketinggian 20 meter.
Mengenai gempa yang disusul dengan tsunami, Plt Direktur Pemetaan dan Evaluasi Risiko Bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari memberikan penjelasan. Di mana tsunami kemungkinan akan muncul apabila gempa terjadi selama kurang lebih 20 detik.
“Ada satu hal yang bisa kita sampaikan kepada masyarakat, biasanya gempa yang diikuti tsunami itu pelepasan energi agak lama. Jadi kita mungkin bisa sampaikan kepada masyarakat, jika masyarakat merasakan guncangan gempa apakah itu lemah dan keras tapi guncangannya menerus lebih dari 20 detik itu waktu yang tepat untuk evakuasi,” ujarnya dalam telekonferensi pers Risiko Tsunami di Selatan Jawa, Rabu (30/9).
Dia juga menjelaskan, setiap tsunami punya keunikan masing-masing, jadi gejala alam yang mengikuti atau mendahului tsunami terkait karakteristik gempanya tidak akan sama.
Contohnya, gempa bumi di Mentawai, Sumatera Barat pada 2007 lalu dengan magnitudo 8,4 skala ritcher (SR). Meskipun guncangannya kuat, tapi hanya tidak menimbulkan tsunami yang besar. “Tsunami 2007 cuma 5 sampai 15 cm,” jelasnya.
Berikutnya di 2010 dengan mekanisme yang berbeda, gempa tersebut terjadi di daerah pertemuan lempeng bumi. Dengan begitu, goncangan yang dihasilkan tidak terlalu berasa, di mana ketika itu kekuatan gempa sekitar 7,7 SR. “Mereka punya pengalaman 3 tahun lalu, bahwa gempa kuat saja tidak muncul tsunami, ini hanya gempa lemah, tapi 8 menit kemudian itu tsunami 12 sampai 15 meter menghantam mereka. Kita tidak bisa mendefinisikan, apakah gempa bisa mengikuti tsunami atau tidak,” ujarnya. (*)
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini