Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 14 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Vaksin Covid-19 diperkirakan akan diproduksi di Indonesia pada tahun 2021. Menurut penghitungan masyarakat yang butuh vaksin, dari 260 juta minimal ada 175 juta warga mendapat dosis vaksin.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio pun mengungkapkan, siapa saja yang elemen masyarakat yang diprioritaskan untuk mendapat anti virus Covid-19. Paling utama adalah tenaga front liner yang sering berinteraksi dengan orang lain.
“Kita sudah sepakat pertama yang hharus mendapatkan vaksin ialah frontliner. Apakah itu tenaga kesehatan,” ucap dia dalam webinar, Rabu (14/10).
Begitu juga dengan para petugas keamanan, mereka pun akan mendapatkannya. “Tenaga yang lain seperti keamanan ketertiban dan yang lain-lainnya,” tuturnya.
Selain itu, para orang lanjut usia atau yang menderita komorbid pun akan didahulukan untuk diberikan vaksin. Pasalnya, daya imun mereka yang lemah dan rentan terkena virus.
“Kemudian kita harus melindungi mereka yang high risk, kita harus melindungi mereka, karena mereka tidak punya imunitas yang cukup,” tambahnya.
Berikutnya adalah kelompok yang memberikan pelayanan publik bagi masyarakat. “Kelompok keempat yang terakhir adalah merka yang dikhawatirkan bisa menyebar, misal dari kontak tracing (dari orang yang terlebih dulu terkena),” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Vaksin Covid-19 diperkirakan akan diproduksi di Indonesia pada tahun 2021. Menurut penghitungan masyarakat yang butuh vaksin, dari 260 juta minimal ada 175 juta warga mendapat dosis vaksin.
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio pun mengungkapkan, siapa saja yang elemen masyarakat yang diprioritaskan untuk mendapat anti virus Covid-19. Paling utama adalah tenaga front liner yang sering berinteraksi dengan orang lain.
“Kita sudah sepakat pertama yang hharus mendapatkan vaksin ialah frontliner. Apakah itu tenaga kesehatan,” ucap dia dalam webinar, Rabu (14/10).
Begitu juga dengan para petugas keamanan, mereka pun akan mendapatkannya. “Tenaga yang lain seperti keamanan ketertiban dan yang lain-lainnya,” tuturnya.
Selain itu, para orang lanjut usia atau yang menderita komorbid pun akan didahulukan untuk diberikan vaksin. Pasalnya, daya imun mereka yang lemah dan rentan terkena virus.
“Kemudian kita harus melindungi mereka yang high risk, kita harus melindungi mereka, karena mereka tidak punya imunitas yang cukup,” tambahnya.
Berikutnya adalah kelompok yang memberikan pelayanan publik bagi masyarakat. “Kelompok keempat yang terakhir adalah merka yang dikhawatirkan bisa menyebar, misal dari kontak tracing (dari orang yang terlebih dulu terkena),” tutupnya.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini