Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 14 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menuturkan, bahwa progres daripada pengembangan Vaksin Merah Putih mencapai 55 persen. Harapannya bibit vaksin ini sudah bisa diuji pra klinis pada akhir tahun.
“Uji ke hewan bulan depan kalau semua lancar. Sehingga akhir tahun sudah selesai,” terang dia dalam webinar, Rabu (14/10).
Kemudian, di awal tahun, bibit vaksin tersebut pun dapat diserahkan kepada Bio Farma untuk uji klinis lanjutan. Di mana uji klinis akan terdiri dari tiga tahap. Adapun, ia meyakini bahwa vaksin ini akan cocok dengan masyarakat Indonesia. Sebab, menggunakan sampel virus yang bertransmisi di Indonesia.
“Jadi vaksin dikembangkan menggunakan virus yang bersikulasi di Indonesia, kemudian penelitiannya ada di Indonesia oleh institusi yang ada di Indonesia, oleh para peneliti Indonesia dan untuk rakyat Indonesia. Jadi memang dari, oleh dan untuk Indonesia,” terang dia.
Setidaknya, kata dia berdasarkan survei, penduduk Indonesia bersedia untuk diberi vaksin. Jumlahnya sekitar 45 persen dari penduduk Indonesia. “Ada survei katanya, tapi saya belum baca hasilnya. Tetapi setidaknya hampir 45 persen penduduk Indonesia itu bersedia diberi Vaksin Merah Putih,” jelasnya.
Adapun, nantinya produksi Vaksin Merah Putih akan terus dikebut. Hal ini dilakukan sesuai amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana harus memastikan ketersediaan vaksin, harus efektif, cepat dan aman.
“Beruntung saat ini terdapat prosedur yang sangat pendek ke pengembangan vaksin. Kalau dalam situasi normal, bukan pandemi kita butuh bertahun-tahun untuk pengembangan vaksin,” tutur Amin. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio menuturkan, bahwa progres daripada pengembangan Vaksin Merah Putih mencapai 55 persen. Harapannya bibit vaksin ini sudah bisa diuji pra klinis pada akhir tahun.
“Uji ke hewan bulan depan kalau semua lancar. Sehingga akhir tahun sudah selesai,” terang dia dalam webinar, Rabu (14/10).
Kemudian, di awal tahun, bibit vaksin tersebut pun dapat diserahkan kepada Bio Farma untuk uji klinis lanjutan. Di mana uji klinis akan terdiri dari tiga tahap. Adapun, ia meyakini bahwa vaksin ini akan cocok dengan masyarakat Indonesia. Sebab, menggunakan sampel virus yang bertransmisi di Indonesia.
“Jadi vaksin dikembangkan menggunakan virus yang bersikulasi di Indonesia, kemudian penelitiannya ada di Indonesia oleh institusi yang ada di Indonesia, oleh para peneliti Indonesia dan untuk rakyat Indonesia. Jadi memang dari, oleh dan untuk Indonesia,” terang dia.
Setidaknya, kata dia berdasarkan survei, penduduk Indonesia bersedia untuk diberi vaksin. Jumlahnya sekitar 45 persen dari penduduk Indonesia. “Ada survei katanya, tapi saya belum baca hasilnya. Tetapi setidaknya hampir 45 persen penduduk Indonesia itu bersedia diberi Vaksin Merah Putih,” jelasnya.
Adapun, nantinya produksi Vaksin Merah Putih akan terus dikebut. Hal ini dilakukan sesuai amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana harus memastikan ketersediaan vaksin, harus efektif, cepat dan aman.
“Beruntung saat ini terdapat prosedur yang sangat pendek ke pengembangan vaksin. Kalau dalam situasi normal, bukan pandemi kita butuh bertahun-tahun untuk pengembangan vaksin,” tutur Amin. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini