Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 16 Oktober 2020 |
KalbarOnline.com – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menegaskan, kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan adalah kunci utama dalam menekan penularan Covid-19. Menurutnya, pandemi Covid-19 merupakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang harus menjadi perhatian di seluruh dunia.
“Paling depan adalah 3M, karena penyebabnya penyakit menular yang bisa dicegah. Rute penularan dari saluran nafas oleh karenanya yang dilindungi adalah pernafasan dengan masker,” kata Yuri dalam keterangannya, Kamis (15/10).
Yuri menjelaskan, sinergi antara hulu dan hilir haruslah kuat. Pada segi hulu, masyarakat harus dilibatkan secara aktif melalui pemberdayaan guna meningkatkan kesadaran akan kegiatan promotif preventif, sementara pada bagian hilir, Pemerintah menyiapkan sistem kesehatan yang terpadu guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien yang membutuhkan layanan kesehatan.
“Sisi hulu (masyarakat) adalah menerapkan 3M atau saya menyebutnya sekarang 3W yakni wajib pakai masker, wajib menjaga jarak dan wajib mencuci tangan pakai sabun. Kalau hulunya bobol, maka Pemerintah mendahului dengan tracing yakni melacak kontak dekat yang positif, lalu setelah ditemukan di testing, kalau membutuhkan perawatan maka di treatment,” ujar Yuri.
Yuri menilai, kasus terkonfirmasi saat ini adalah gambaran dari belum optimalnya penerapan 3M diseluruh tatanan kehidupan. Dia menyebut, masih banyak masyarakat yang enggan memakai masker, ada juga yang memakai masker namun belum tepat seperti meletakkannya didagu serta tidak menutupi hidung dan mulut secara keseluruhan.
Mengantisipasi eskalasi pasien Covid-19 sebagai dampak dari belum masifnya penerapan protokol kesehatan, sambung Yuri, Kementerian Kesehatan terus berupaya menjaga dari segi hilir yakni ketercukupan layanan di RS untuk pasien yang jatuh sakit (BOR), meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diukur pakai angka kematian (CFR), serta meningkatkan angka kesembuhan.
Pemerintah juga melakukan audit terhadap RS terkait masih tingginya kasus kematian dibandingkan rata-rata angka kematian dunia. Dari audit tersebut menunjukkan bahwa banyak RS yang diisi oleh pasien dengan gejala ringan.
“Kalau tanpa gejala ya bukan di RS, bisa ke pusat karantina milik pemda atau isolasi mandiri di rumah jika memungkinkan,” terangnya.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dalam upaya pengendalian Covid-19, Yuri menyebutkan fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan tak luput dari perhatian pemerintah. Yuri mengharapkan, pandemi Covid-19 dapat dijadikan sebagai momentum untuk meninggalkan pola hidup lama menjadi gaya hidup baru yang lebih sehat, termasuk jika vaksin definitif Covid-19 telah ditemukan.
“Vaksin hanya melindungi kita dari kemungkinan sakit, tetapi tidak melindungi kita dari kemungkinan terpapar virus. Yang melindungi dari paparan adalah masker,” ucap Yuri.
Untuk menciptakan kekebalan komunitas, sambung Yuri, setidaknya vaksinasi harus dilakukan kepada 165 juta orang. Apabila vaksinasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu orang, artinya dibutuhkan 330 juta vaksin.
Dengan jumlah yang sangat besar tersebut, lanjut Yuri, tidak memungkin produsen dapat memproduksi dalam satu waktu mengingat semua negara juga membutuhkannya. Untuk memenuhinya, produksi vaksin akan dilakukan secara bertahap.
“Tidak bisa dipenuhi semua, namun perlahan, karena yang butuh vaksin semua negara. Dari 330 juta itu baru bisa tercapai seluruhnya sekitar Januari 2022,” pungkas Yuri.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto menegaskan, kedisiplinan masyarakat terhadap protokol kesehatan adalah kunci utama dalam menekan penularan Covid-19. Menurutnya, pandemi Covid-19 merupakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang harus menjadi perhatian di seluruh dunia.
“Paling depan adalah 3M, karena penyebabnya penyakit menular yang bisa dicegah. Rute penularan dari saluran nafas oleh karenanya yang dilindungi adalah pernafasan dengan masker,” kata Yuri dalam keterangannya, Kamis (15/10).
Yuri menjelaskan, sinergi antara hulu dan hilir haruslah kuat. Pada segi hulu, masyarakat harus dilibatkan secara aktif melalui pemberdayaan guna meningkatkan kesadaran akan kegiatan promotif preventif, sementara pada bagian hilir, Pemerintah menyiapkan sistem kesehatan yang terpadu guna mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien yang membutuhkan layanan kesehatan.
“Sisi hulu (masyarakat) adalah menerapkan 3M atau saya menyebutnya sekarang 3W yakni wajib pakai masker, wajib menjaga jarak dan wajib mencuci tangan pakai sabun. Kalau hulunya bobol, maka Pemerintah mendahului dengan tracing yakni melacak kontak dekat yang positif, lalu setelah ditemukan di testing, kalau membutuhkan perawatan maka di treatment,” ujar Yuri.
Yuri menilai, kasus terkonfirmasi saat ini adalah gambaran dari belum optimalnya penerapan 3M diseluruh tatanan kehidupan. Dia menyebut, masih banyak masyarakat yang enggan memakai masker, ada juga yang memakai masker namun belum tepat seperti meletakkannya didagu serta tidak menutupi hidung dan mulut secara keseluruhan.
Mengantisipasi eskalasi pasien Covid-19 sebagai dampak dari belum masifnya penerapan protokol kesehatan, sambung Yuri, Kementerian Kesehatan terus berupaya menjaga dari segi hilir yakni ketercukupan layanan di RS untuk pasien yang jatuh sakit (BOR), meningkatkan kualitas layanan kesehatan yang diukur pakai angka kematian (CFR), serta meningkatkan angka kesembuhan.
Pemerintah juga melakukan audit terhadap RS terkait masih tingginya kasus kematian dibandingkan rata-rata angka kematian dunia. Dari audit tersebut menunjukkan bahwa banyak RS yang diisi oleh pasien dengan gejala ringan.
“Kalau tanpa gejala ya bukan di RS, bisa ke pusat karantina milik pemda atau isolasi mandiri di rumah jika memungkinkan,” terangnya.
Untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal dalam upaya pengendalian Covid-19, Yuri menyebutkan fasilitas layanan kesehatan dan tenaga kesehatan tak luput dari perhatian pemerintah. Yuri mengharapkan, pandemi Covid-19 dapat dijadikan sebagai momentum untuk meninggalkan pola hidup lama menjadi gaya hidup baru yang lebih sehat, termasuk jika vaksin definitif Covid-19 telah ditemukan.
“Vaksin hanya melindungi kita dari kemungkinan sakit, tetapi tidak melindungi kita dari kemungkinan terpapar virus. Yang melindungi dari paparan adalah masker,” ucap Yuri.
Untuk menciptakan kekebalan komunitas, sambung Yuri, setidaknya vaksinasi harus dilakukan kepada 165 juta orang. Apabila vaksinasi dilakukan sebanyak dua kali dalam satu orang, artinya dibutuhkan 330 juta vaksin.
Dengan jumlah yang sangat besar tersebut, lanjut Yuri, tidak memungkin produsen dapat memproduksi dalam satu waktu mengingat semua negara juga membutuhkannya. Untuk memenuhinya, produksi vaksin akan dilakukan secara bertahap.
“Tidak bisa dipenuhi semua, namun perlahan, karena yang butuh vaksin semua negara. Dari 330 juta itu baru bisa tercapai seluruhnya sekitar Januari 2022,” pungkas Yuri.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini