KalbarOnline.com – Sejumlah negara termasuk Tiongkok mempercepat proses pengadaan vaksin Covid-19. Ternyata Singapura juga melakukannya. Uji coba vaksin Covid-19 dipercepat di Singapura dengan cara mengurangi separuh waktu yang biasanya diperlukan untuk mendapatkan persetujuan vaksin baru.
Otoritas Ilmu Kesehatan (HSA) Singapura mengatakan kepada The Straits Times bahwa ini untuk memastikan agar Singapura terus memiliki akses mendapatkan produk kesehatan penting untuk menangani pandemi Covid-19. Apa yang dilakukan HSA adalah mengizinkan dalam prosesnya.
- Baca juga: Meski Sudah Divaksin, Seseorang Tetap Bisa Terpapar Virus Korona
HSA mengatakan perusahaan farmasi dapat mengirimkan data klinis untuk mendukung keamanan dan kemanjuran vaksin, sementara uji klinis dan studi sedang berlangsung. Pengajuan izin jelasnya, memungkinkan regulator untuk melakukan peninjauan secara simultan terhadap data yang tersedia hingga saat .
Juru bicara HSA mengatakan hal itu mempercepat proses persetujuan dilakukan sambil memastikan keamanan yang relevan. HSA menambahkan bahwa itu dapat mengurangi waktu penyelesaian peraturan hingga separuh dibanding jadwal biasa. “Asalkan tidak ada kejadian buruk yang signifikan,” tambahnya.
Juru bicara tersebut mengatakan pihak berwenang juga memberikan konsultasi awal dan saran untuk memandu perusahaan dalam pengembangan uji klinis vaksin dan persyaratan peraturan untuk otorisasi produk dari HSA. Saat ini hanya ada satu kandidat vaksin Covid-19 yang diuji Singapura yakni Lunar-CoV19 yang dikembangkan bersama oleh Duke-NUS dan Arcturus Therapeutics Holdings.
Pakar Kesehatan Singapura Profesor Ooi Eng Eong dari Fakultas Kedokteran Duke-NUS, peneliti utama untuk vaksin mengatakan bahwa mendapatkan vaksin dari konsep melalui studi pra-klinis ke uji klinis fase satu dan dua memakan waktu kurang dari lima bulan tidak akan mungkin tanpa izin HSA. Biasanya dibutuhkan waktu bertahun-tahun untuk mendapatkan vaksin baru.
“Pengiriman data pra-klinis kami secara bergilir sangat berguna untuk memastikan bahwa semua data yang diperlukan untuk mendukung uji klinis kami ditinjau dan disetujui dengan cepat,” katanya.
Persetujuan untuk uji coba vaksin di Singapura diberikan pada Juli dan tahap pertama melibatkan relawan muda yang sehat, masing-masing mendapatkan satu suntikan dengan dosis yang berbeda-beda dimulai pada Agustus. Pada fase kedua, dengan peserta hingga usia 80 tahun, masing-masing peserta diberikan dua dosis vaksin. Dalam kedua fase tersebut, beberapa peserta diberikan plasebo sebagai pengganti vaksin. Secara keseluruhan lebih dari 100 orang terlibat. Uji coba ini harus berakhir pada Desember dan studi uji coba selesai pada Januari.
“Kumpulan data ini kemudian akan memungkinkan kami untuk memutuskan strategi vaksinasi untuk uji klinis fase tiga,” tegas Prof Ooi.
Penting untuk menguji vaksin pada orang tua karena vaksin seringkali kurang efektif untuk mereka.
Fase tiga biasanya melibatkan banyak orang untuk menetapkan efektivitas dan keamanan vaksin dalam populasi secara luas.
Terbaru informasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada 42 kandidat vaksin dalam evaluasi klinis. Salah satunya termasuk vaksin Singapura yakni Lunar-CoV19 dalam evaluasi pra-klinis.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment