Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Jauhari Fatria |
| Minggu, 01 November 2020 |
KalbarOnline.com – Inggris kembali menerapkan lockdown nasional setelah kasus Covid-19 di negara tersebut mencapai 1 juta lebih. Selain itu, Inggris juga mengantisipasi gelombang kedua virus tersebut dimana kasus hariannya hingga saat ini mencapai 20 ribuan.
Kepastian Lockdown disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson. Johnson, pada konferensi pers yang diadakan dengan tergesa-gesa di Downing Street setelah berita Lockdown bocor ke media lokal, mengatakan bahwa Lockdown ini akan diberlakukan selama satu bulan atau tepatnya hingga 2 Desember mendatang dan berlaku di seluruh Inggris.
Selama Lockdown ini, warga hanya akan diizinkan meninggalkan rumah untuk alasan tertentu seperti pendidikan, pekerjaan, olahraga, belanja kebutuhan pokok dan obat-obatan atau merawat orang yang rentan terpapar virus.
“Toko-toko penting, sekolah, dan universitas akan tetap buka,” kata Johnson.
Sementara olahraga elit akan terus berlanjut, olahraga amatir untuk orang dewasa dan anak-anak akan diminta untuk dihentikan. Pub dan restoran akan ditutup. Selain itu, semua ritel non-esensial akan ditutup.
“Sekarang adalah waktunya untuk mengambil tindakan karena tidak ada alternatif,” kata Johnson, yang ditemani kepala petugas medisnya, Chris Whitty, dan kepala penasihat ilmiahnya, Patrick Vallance.
“Kecuali jika kita bertindak, kita bisa melihat kematian di negara ini mencapai beberapa ribu sehari,” sambungnya.
Program pemerintah yang telah membayar 80 persen dari gaji jutaan karyawan yang cuti selama pandemi akan berakhir Sabtu, tetapi akan diperpanjang selama Lockdown diberlakukan kembali.
Sebelumnya Johnson dikritik oleh lawan politiknya karena bergerak terlalu lambat ke penguncian nasional pertama, yang berlangsung dari 23 Maret hingga 4 Juli. Johnson kemudian jatuh sakit karena COVID-19 pada akhir Maret dan dirawat di rumah sakit pada awal April.
Lockdown Inggris mengikuti langkah yang sudah diambil Prancis dan Jerman dengan memberlakukan pembatasan nasional yang hampir sama parahnya.
Inggris memiliki jumlah kematian resmi terbesar kelima di dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Meksiko, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Sejauh ini, Inggris telah melaporkan 46.555 kematian akibat COVID-19. [ind]
KalbarOnline.com – Inggris kembali menerapkan lockdown nasional setelah kasus Covid-19 di negara tersebut mencapai 1 juta lebih. Selain itu, Inggris juga mengantisipasi gelombang kedua virus tersebut dimana kasus hariannya hingga saat ini mencapai 20 ribuan.
Kepastian Lockdown disampaikan Perdana Menteri Boris Johnson. Johnson, pada konferensi pers yang diadakan dengan tergesa-gesa di Downing Street setelah berita Lockdown bocor ke media lokal, mengatakan bahwa Lockdown ini akan diberlakukan selama satu bulan atau tepatnya hingga 2 Desember mendatang dan berlaku di seluruh Inggris.
Selama Lockdown ini, warga hanya akan diizinkan meninggalkan rumah untuk alasan tertentu seperti pendidikan, pekerjaan, olahraga, belanja kebutuhan pokok dan obat-obatan atau merawat orang yang rentan terpapar virus.
“Toko-toko penting, sekolah, dan universitas akan tetap buka,” kata Johnson.
Sementara olahraga elit akan terus berlanjut, olahraga amatir untuk orang dewasa dan anak-anak akan diminta untuk dihentikan. Pub dan restoran akan ditutup. Selain itu, semua ritel non-esensial akan ditutup.
“Sekarang adalah waktunya untuk mengambil tindakan karena tidak ada alternatif,” kata Johnson, yang ditemani kepala petugas medisnya, Chris Whitty, dan kepala penasihat ilmiahnya, Patrick Vallance.
“Kecuali jika kita bertindak, kita bisa melihat kematian di negara ini mencapai beberapa ribu sehari,” sambungnya.
Program pemerintah yang telah membayar 80 persen dari gaji jutaan karyawan yang cuti selama pandemi akan berakhir Sabtu, tetapi akan diperpanjang selama Lockdown diberlakukan kembali.
Sebelumnya Johnson dikritik oleh lawan politiknya karena bergerak terlalu lambat ke penguncian nasional pertama, yang berlangsung dari 23 Maret hingga 4 Juli. Johnson kemudian jatuh sakit karena COVID-19 pada akhir Maret dan dirawat di rumah sakit pada awal April.
Lockdown Inggris mengikuti langkah yang sudah diambil Prancis dan Jerman dengan memberlakukan pembatasan nasional yang hampir sama parahnya.
Inggris memiliki jumlah kematian resmi terbesar kelima di dunia, setelah Amerika Serikat, Brasil, India, dan Meksiko, menurut penghitungan Universitas Johns Hopkins. Sejauh ini, Inggris telah melaporkan 46.555 kematian akibat COVID-19. [ind]
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini