Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Senin, 14 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Natal dan Tahun baru sudah di depan mata. Namun, tampaknya warga Jerman harus merayakan momen paling meriah sepanjang tahun itu di rumah saja. Itu karena, pemimpin negara Federal itu, Kanselir Angela Merkel sudah mengeluarkan perintah untuk me-lockdown Jerman. Sebelumnya, sejak 2 November lalu, memang sudah diberlakukan lockdown parsial. Namun, pemerintah negara yang beribukota di Berlin itu memandang, hal itu belum cukup untuk menghambat laju penularan Covid-19.
Berdasarkan data dari Robert Koch Institut, di Jerman saat ini penularan Covid terus meningkat. Itu tampak pada grafik, dimana sepanjang Desember, penularan baru terus meroket. Misalnya, pada 9 Desember yang menembus 25.089 kasus baru. Lalu pada 11 Desember yang menembus angka 27.217 kasus baru. Secara total sejak Covid menyerang sampai Senin (14/12), Jerman memilki 1.338.483 kasus, dengan total korban meninggal 22.406 jiwa, dan yang berhasil sembuh 967.900 orang.
Melihat fakta tersebut, dan dibalut kekhawatiran liburan Natal dan Tahun baru bakal membuat penularan Covid membumbung tinggi, yang akhirnya bikin fasilitas kesehatan di negara itu kolaps, Merkel pun mengeluarkan keputusan drastis itu usai melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pada Minggu (13/12) di Berlin.
Dia memerintahkan pemberlakuan lockdown lebih ketat mulai Rabu (16/12) sampai 10 Januari 2021. ’’Pengetatan yang dimulai pada 2 November tidak cukup,’’ tegas perempuan yang sudah berkuasa selama 15 tahun itu seperti dilansir dari Deutsche Welle. ’’Sistem kesehatan kita berada di bawah tekanan berat. Dan, tujuan kami adalah menghindarkan sistem kesehatan kita dari overload,’’ sambungnya.
Apa yang dikatakan Merkel itu didasari atas data, sampai Minggu, ketika Merkel mengambil keputusan itu, di Jerman hanya tersedia 5–10 persen bed di ICU.
Nah, berdasarkan keputusan itu, sejumlah toko dan pelayanan yang dianggap tidak esensial, seperti pangkas rambut, harus ditutup. Sekolah, penitipan anak, juga harus ditutup. Pekerja disarankan untuk work from home. Warga tidak boleh mengonsumsi alkohol di tempat umum.
Namun, aktivitas keagaman tempat-tempat ibadah masih boleh dilakukan. Namun, harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah negara itu masih membicarakan rencana untuk melonggarkan lockdown khusus pada 24–26 Desember, agar warga Jerman bisa merayakan Natal bersama keluarga.
Sementara itu, berdasarkan pantauan wartawan KalbarOnline.com yang sedang berada di Berlin, sejumlah warga sudah tampak bersiap untuk belanja besar-besaran untuk mengantisipasi keputusan lockdown tersebut. Seperti tampak di distrik Neukolln, toko-toko ritel sudah tampak antrean sejak pagi. Meskipun tidak seheboh atrean saat lockdown di awal-awal Covid menyerang.
Sejumlah sekolah juga sudah memberikan pengumuman kepada orang tua, bahwa mereka segera meliburkan murid-muridnya, dan mengalihkan pembelajaran ke online jika sampai 10 Januari 2021 status lockdown belum dicabut. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Natal dan Tahun baru sudah di depan mata. Namun, tampaknya warga Jerman harus merayakan momen paling meriah sepanjang tahun itu di rumah saja. Itu karena, pemimpin negara Federal itu, Kanselir Angela Merkel sudah mengeluarkan perintah untuk me-lockdown Jerman. Sebelumnya, sejak 2 November lalu, memang sudah diberlakukan lockdown parsial. Namun, pemerintah negara yang beribukota di Berlin itu memandang, hal itu belum cukup untuk menghambat laju penularan Covid-19.
Berdasarkan data dari Robert Koch Institut, di Jerman saat ini penularan Covid terus meningkat. Itu tampak pada grafik, dimana sepanjang Desember, penularan baru terus meroket. Misalnya, pada 9 Desember yang menembus 25.089 kasus baru. Lalu pada 11 Desember yang menembus angka 27.217 kasus baru. Secara total sejak Covid menyerang sampai Senin (14/12), Jerman memilki 1.338.483 kasus, dengan total korban meninggal 22.406 jiwa, dan yang berhasil sembuh 967.900 orang.
Melihat fakta tersebut, dan dibalut kekhawatiran liburan Natal dan Tahun baru bakal membuat penularan Covid membumbung tinggi, yang akhirnya bikin fasilitas kesehatan di negara itu kolaps, Merkel pun mengeluarkan keputusan drastis itu usai melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pada Minggu (13/12) di Berlin.
Dia memerintahkan pemberlakuan lockdown lebih ketat mulai Rabu (16/12) sampai 10 Januari 2021. ’’Pengetatan yang dimulai pada 2 November tidak cukup,’’ tegas perempuan yang sudah berkuasa selama 15 tahun itu seperti dilansir dari Deutsche Welle. ’’Sistem kesehatan kita berada di bawah tekanan berat. Dan, tujuan kami adalah menghindarkan sistem kesehatan kita dari overload,’’ sambungnya.
Apa yang dikatakan Merkel itu didasari atas data, sampai Minggu, ketika Merkel mengambil keputusan itu, di Jerman hanya tersedia 5–10 persen bed di ICU.
Nah, berdasarkan keputusan itu, sejumlah toko dan pelayanan yang dianggap tidak esensial, seperti pangkas rambut, harus ditutup. Sekolah, penitipan anak, juga harus ditutup. Pekerja disarankan untuk work from home. Warga tidak boleh mengonsumsi alkohol di tempat umum.
Namun, aktivitas keagaman tempat-tempat ibadah masih boleh dilakukan. Namun, harus dengan protokol kesehatan yang ketat. Pemerintah negara itu masih membicarakan rencana untuk melonggarkan lockdown khusus pada 24–26 Desember, agar warga Jerman bisa merayakan Natal bersama keluarga.
Sementara itu, berdasarkan pantauan wartawan KalbarOnline.com yang sedang berada di Berlin, sejumlah warga sudah tampak bersiap untuk belanja besar-besaran untuk mengantisipasi keputusan lockdown tersebut. Seperti tampak di distrik Neukolln, toko-toko ritel sudah tampak antrean sejak pagi. Meskipun tidak seheboh atrean saat lockdown di awal-awal Covid menyerang.
Sejumlah sekolah juga sudah memberikan pengumuman kepada orang tua, bahwa mereka segera meliburkan murid-muridnya, dan mengalihkan pembelajaran ke online jika sampai 10 Januari 2021 status lockdown belum dicabut. (*)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini