KalbarOnline.com – Sejak Sabtu (31/10), jamaah umrah dari Indonesia kembali bisa berangkat ke Tanah Suci. Penerbangan umrah Saudia Airlines dengan jumlah penumpang yang lebih banyak terjadi kemarin (1/11).
Sedianya, 374 jamaah umrah dijadwalkan berangkat ke Arab Saudi. Namun, tidak seluruhnya bisa berangkat lantaran tidak terpenuhinya sejumlah syarat seperti keharusan menyertakan hasil tes swab PCR.
Managing Director Dream Tour Ryan Darmawan menuturkan, ada beberapa sebab sejumlah calon jamaah umrah tertunda keberangkatannya. Di antaranya, ada jamaah yang dinyatakan positif Covid-19 setelah menjalani tes swab PCR.
Khusus untuk travelnya, kata dia, jumlah jamaah umrah sebanyak 32 orang. ”Sekitar 70 persen dari teman-teman PPIU (penyelenggara perjalanan ibadah umrah, Red),” jelasnya tadi malam (1/11).
Sementara itu, sisanya adalah jamaah umum. Separo dari jamaah umum itu adalah jamaah yang tertunda keberangkatannya karena pandemi Covid-19. Separo lagi adalah jamaah umrah yang baru mendaftar.
Menurut Ryan, mayoritas jamaah umrah yang berangkat berasal dari kalangan pengelola travel. Mereka ingin mengetahui kondisi di Arab Saudi. Mulai proses karantina mandiri, perjalanan darat, sampai kegiatan umrahnya. Informasi itu penting bagi para pengelola travel. Sebab, nanti mereka akan memaparkan kondisi tersebut saat kembali berjualan paket umrah di tengah pandemi.
Harga paket umrah yang dia jual adalah Rp 32,5 juta. Jumlah itu sudah termasuk ongkos untuk tes swab sebelum terbang menuju Jeddah. Namun, jika jamaah melakukan tes PCR sendiri, biayanya Rp 31 juta. Harga tersebut cukup jauh dibandingkan dengan harga referensi dari Kemenag yang dipatok Rp 20 juta per jamaah.
Dia menjelaskan, biaya paket umrah itu sudah termasuk tiket Saudia Airlines pp (pergi pulang). Penerbangan umrah hanya terbuka untuk rute Jakarta–Jeddah langsung atau direct.
Semula, jadwal penerbangan ke Jeddah pukul 10.45 WIB. Namun, molor dan baru terbang pada pukul 12.58 WIB. Setibanya di Jeddah, jamaah harus menjalani karantina mandiri selama tiga hari di Makkah. Dengan demikian, jamaahnya diperkirakan baru menjalankan umrah pada Rabu lusa. ”Hanya diperbolehkan umrah satu kali,” katanya.
Setelah itu, jamaah ke Madinah dan menginap selama dua malam di sana. Selanjutnya, jamaah kembali ke Jeddah untuk pulang ke tanah air.
Ryan mengungkapkan, paket umrah yang dia jual saat ini untuk sebelas hari. Menurut dia, tidak ada kewajiban karantina mandiri kembali ketika jamaah mau pulang ke tanah air.
Sementara itu, saat pemberangkatan jamaah umrah kembali dimulai, hingga kini Kementerian Agama belum kunjung menerbitkan protokol umrah di tengah pandemi. Menurut Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Kemenag Arfi Hatim, pihaknya sampai saat ini masih menuntaskan pembuatan peraturan menteri agama (PMA) tentang protokol penyelenggaraan umrah di tengah pandemi Covid-19. Kemenag berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan, Satgas Covid-19, dan pihak lain untuk menyusun PMA tersebut.
Arfi mengatakan, meski PMA protokol umrah di tengah pandemi Covid-19 belum terbit, travel tidak dilarang memberangkatkan jamaah umrah. ”Tidak ada (sanksi, Red). Kemenag sudah berkoordinasi dengan maskapai, KKP (kantor kesehatan pelabuhan, Red), imigrasi, dan Angkasa Pura II,” katanya.
Arfi menegaskan bahwa Kemenag tetap melakukan pemantauan penyelenggaraan umrah di masa pandemi. Tujuannya adalah memberikan kepastian pelayanan dan pengawasan langsung penyelenggaraan umrah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Pada tahap awal ini, pemberangkatan umrah hanya melalui Bandara Soekarno-Hatta dan menggunakan maskapai Saudia Airlines.
Secara terpisah, President Director PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyatakan, jadwal pesawat berangkat adalah pukul 10.45 WIB. ”Adapun jamaah umrah asal Indonesia yang ikut di dalam penerbangan dengan pesawat berbadan lebar Boeing 777-300 ini berjumlah 253 orang jamaah,” jelasnya kemarin.
Awal, sapaan karibnya, menyebutkan bahwa seluruh jamaah umrah dipastikan menerapkan protokol kesehatan selama di bandara. ”Protokol kesehatan itu salah satunya pemeriksaan hasil PCR test yang berlaku tidak lebih dari 72 jam sebelum waktu pemberangkatan,” kata Awal. PT Angkasa Pura II sendiri menerapkan protokol kesehatan dengan konsep biosafety dan biosecurity management untuk upaya menciptakan bandara yang aman, sehat, dan higienis.
Baca juga:
- Saudi Akhirnya Terbitkan Visa Umrah untuk WNI
- Saudi Siap Buka Umrah, Bagaimana Jika Indonesia Diizinkan?
Di sisi lain, Arab Saudi juga menetapkan sejumlah syarat lainnya. Misalnya, jamaah umrah harus berusia 18 hingga 50 tahun.
Lebih lanjut, Awaluddin mengatakan, Bandara Soekarno-Hatta akan memastikan kelancaran proses keberangkatan jamaah umrah sesuai dengan protokol yang berlaku untuk menjaga kepercayaan pemerintah Indonesia dan Arab Saudi.
Bandara Soekarno-Hatta sebagai pintu utama Indonesia juga telah menjalin konektivitas khusus di tengah pandemi ini dengan bandara di Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Tiongkok, dan Singapura. Hal itu sejalan dengan inisiatif Travel Corridor Arrangement (TCA) yang diinisiatori pemerintah Indonesia.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment