Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 20 November 2020 |
KalbarOnline.com – Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mempertanyakan kewenangan TNI yang menurunkan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS). Menurutnya, hal itu justru dikhawatirkan bisa merusak citra kehormatan TNI di mata masyrakat.
“Lucu, masa sampe TNI ikutan turun tangan mengurusi baliho, apa tidak membuat kehormatan prajurit TNI ternodai ya?. Masa sih, sebegitu takutnya dengan baliho HRS kah ” kata Aziz dikonfirmasi, Jumat (20/11).
Aziz juga menegaskan, seharusnya jika revolusi akhlak yang digaungkan HRS dipermasalahkan, lalu kenapa revolusi mental yang digaungkan pemerintah juga dapat dipermasalahkan.
“Katanya demokrasi, revolusi mental boleh, tapi revolusi akhlak dipermasalahkan,” cetus Aziz.
Sementara itu, terkait pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang meminta FPI dibubarkan, Aziz menilai hal itu sangat aneh. Karena, dirinya mengklaim, FPI adalah ormas yang konsisten terhadap amar maruf nahi munkar.
“FPI itu selalu konsisten amar maruf nahi munkar, termasuk melawan segala kedzaliman dan ketidakadilan. Boleh jadi yang tidak suka dengan FPI adalah pihak penggiat kemunkaran dan ketidakadilan,” tandasnya.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa dirinyalah yang memerintahkan anggota TNI mencopot baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Perintah itu dibuat karena simpatisan Rizieq terus memasang kembali baliho setelah ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dudung juga menegaskan, setiap warga negara termasuk FPI harus taat kepada hukum selama berada di Indonesia. Pemasangan baliho memiliki ketentuan sendiri, antara lain berupa membayar pajak, dan lokasinya memiliki kriteria khusus.
“Jangan seenaknya sendiri seakan-akan dia (FPI) paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Kalau coba-coba dengan TNI, mari sini,” tantang Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).
Lebih lanjut, Dudung juga meminta FPI tidak berbuat semaunya sendiri. Mereka harus tunduk kepada hukum yang berlaku. Jika terus membangkang, maka aparat tidak segan melakukan penindakan secara tegas.
“Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri. Ingat ya, saya katakan itu perintah saya dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho-baliho yang mengajak revolusi dan segala macam,” tegas Dudung.
KalbarOnline.com – Wakil Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Aziz Yanuar mempertanyakan kewenangan TNI yang menurunkan baliho bergambar Habib Rizieq Shihab (HRS). Menurutnya, hal itu justru dikhawatirkan bisa merusak citra kehormatan TNI di mata masyrakat.
“Lucu, masa sampe TNI ikutan turun tangan mengurusi baliho, apa tidak membuat kehormatan prajurit TNI ternodai ya?. Masa sih, sebegitu takutnya dengan baliho HRS kah ” kata Aziz dikonfirmasi, Jumat (20/11).
Aziz juga menegaskan, seharusnya jika revolusi akhlak yang digaungkan HRS dipermasalahkan, lalu kenapa revolusi mental yang digaungkan pemerintah juga dapat dipermasalahkan.
“Katanya demokrasi, revolusi mental boleh, tapi revolusi akhlak dipermasalahkan,” cetus Aziz.
Sementara itu, terkait pernyataan Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman yang meminta FPI dibubarkan, Aziz menilai hal itu sangat aneh. Karena, dirinya mengklaim, FPI adalah ormas yang konsisten terhadap amar maruf nahi munkar.
“FPI itu selalu konsisten amar maruf nahi munkar, termasuk melawan segala kedzaliman dan ketidakadilan. Boleh jadi yang tidak suka dengan FPI adalah pihak penggiat kemunkaran dan ketidakadilan,” tandasnya.
Sebelumnya, Pangdam Jaya Jayakarta Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengakui bahwa dirinyalah yang memerintahkan anggota TNI mencopot baliho bergambar Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.
Perintah itu dibuat karena simpatisan Rizieq terus memasang kembali baliho setelah ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
Dudung juga menegaskan, setiap warga negara termasuk FPI harus taat kepada hukum selama berada di Indonesia. Pemasangan baliho memiliki ketentuan sendiri, antara lain berupa membayar pajak, dan lokasinya memiliki kriteria khusus.
“Jangan seenaknya sendiri seakan-akan dia (FPI) paling benar, enggak ada itu. Jangan coba-coba pokoknya. Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Kalau coba-coba dengan TNI, mari sini,” tantang Dudung di Monas, Jakarta Pusat, Jumat (20/11).
Lebih lanjut, Dudung juga meminta FPI tidak berbuat semaunya sendiri. Mereka harus tunduk kepada hukum yang berlaku. Jika terus membangkang, maka aparat tidak segan melakukan penindakan secara tegas.
“Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur suka-sukanya sendiri. Ingat ya, saya katakan itu perintah saya dan ini akan saya bersihkan semua, tidak ada itu baliho-baliho yang mengajak revolusi dan segala macam,” tegas Dudung.
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini