Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Jumat, 20 November 2020 |
KalbarOnline.com – Huawei memang mengalami masa terberat dalam ekspansi bisnis di Amerika Serikat selama kepemimpinan Donald Trump dan pemerintahannya. Bukan rahasia lagi, Trump dan pemerintahannya adalah pemicu utama Larangan Huawei yang telah menyebabkan penghentian operasi 5G di banyak negara. Baik di benua Amerika dan Eropa.
Tekanan dari administrasi kepresidenan Trump telah menyebabkan pihak berwenang di Inggris meninggalkan program 5G. Inggris dimintai sepenuhnya meninggalkan peralatan Huawei pada 2027.
Tetapi setelah Trump kalah dalam pemilihan dari Demokrat Joe Baiden, Huawei berusaha memulihkan status quo dengan mencari celah kekalahan dari ‘musuhnya’ tersebut. Melalui media Inggris, manajemen Huawei mengimbau pihak berwenang kerajaan untuk meninggalkan keputusan bermotif politik yang melarang perusahaan tersebut di bidang 5G.
Menurut juru bicara Huawei, otoritas Inggris sendiri mengakui penundaan tiga tahun dalam peluncuran jaringan 5G. Menurut para ahli, ini akan merugikan negara tersebut sekitar GBP 18 miliar atau berkisar Rp 336 triliun lebih.
Pesan tersebut dikirim sebelum konvensi politik penting tentang implementasi program pemerintah Boris Johnson. Otoritas Inggris sebagaimana dilansir via Gizmochina, sampai saat ini belum menanggapi seruan Huawei.
Sebagaimana diketahui, selain ekspansi bisnis 5G, akibat administrasi Trump, Huawei juga bisa dibilang babak belur untuk bisnis smartphone-nya. Hal itu lantaran Trump meminta perusahaan Amerika tidak bermitra dengan Huawei.
Dalam daftar perusahaan tersebut terdapat Google, si empunya sistem operasi atau OS Android. Pada akhirnya, selama beberapa waktu terakhir, banyak ponsel-ponsel Huawei hadir tanpa layanan Google Mobile Services (GMS) dan ini menyulitkan mereka dalam menjual perangkat mereka di seluruh pasarnya.
Meski demikian, mereka tak patah arang. Huawei diketahui terus mengembangkan ekosistem sendiri yakni dengan membangun OS mandiri berbasis Huawei Mobile Service (HMS).
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Huawei memang mengalami masa terberat dalam ekspansi bisnis di Amerika Serikat selama kepemimpinan Donald Trump dan pemerintahannya. Bukan rahasia lagi, Trump dan pemerintahannya adalah pemicu utama Larangan Huawei yang telah menyebabkan penghentian operasi 5G di banyak negara. Baik di benua Amerika dan Eropa.
Tekanan dari administrasi kepresidenan Trump telah menyebabkan pihak berwenang di Inggris meninggalkan program 5G. Inggris dimintai sepenuhnya meninggalkan peralatan Huawei pada 2027.
Tetapi setelah Trump kalah dalam pemilihan dari Demokrat Joe Baiden, Huawei berusaha memulihkan status quo dengan mencari celah kekalahan dari ‘musuhnya’ tersebut. Melalui media Inggris, manajemen Huawei mengimbau pihak berwenang kerajaan untuk meninggalkan keputusan bermotif politik yang melarang perusahaan tersebut di bidang 5G.
Menurut juru bicara Huawei, otoritas Inggris sendiri mengakui penundaan tiga tahun dalam peluncuran jaringan 5G. Menurut para ahli, ini akan merugikan negara tersebut sekitar GBP 18 miliar atau berkisar Rp 336 triliun lebih.
Pesan tersebut dikirim sebelum konvensi politik penting tentang implementasi program pemerintah Boris Johnson. Otoritas Inggris sebagaimana dilansir via Gizmochina, sampai saat ini belum menanggapi seruan Huawei.
Sebagaimana diketahui, selain ekspansi bisnis 5G, akibat administrasi Trump, Huawei juga bisa dibilang babak belur untuk bisnis smartphone-nya. Hal itu lantaran Trump meminta perusahaan Amerika tidak bermitra dengan Huawei.
Dalam daftar perusahaan tersebut terdapat Google, si empunya sistem operasi atau OS Android. Pada akhirnya, selama beberapa waktu terakhir, banyak ponsel-ponsel Huawei hadir tanpa layanan Google Mobile Services (GMS) dan ini menyulitkan mereka dalam menjual perangkat mereka di seluruh pasarnya.
Meski demikian, mereka tak patah arang. Huawei diketahui terus mengembangkan ekosistem sendiri yakni dengan membangun OS mandiri berbasis Huawei Mobile Service (HMS).
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini