Korban Kekerasan di Afghanistan Sentuh 6000 Lebih, Menlu Retno Desak DK PBB Turun Tangan

KalbarOnline.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mendesak Dewan Keamanan (DK) PBB untuk turun tangan menghentikan kekerasan yang terjadi di Afghanistan. Menurut Retno, semua harus segera bertindak dan tidak bisa lagi menunggu.

“Kekerasan di Afghanistan harus dihentikan karena hanya akan mengikis upaya perdamaian dan kepercayaan di antara rakyat Afghanistan,” ungkap Menlu Retno menyusul terus terjadinya kekerasan di Afghanistan dimana korbannya capai lebih dari 6.000 orang tahun ini.

IKLANSUMPAHPEMUDA

Pernyataan tegas ini disampaikan Retno dalam pertemuan Arria Formula Dewan Keamanan (DK) PBB meng​enai Proses Perdamaian di Afghanistan, yang diselenggarakan secara virtual pada Jumat 20 November 2020 lalu, seperti dirilis dalam keterangan pers Kementerian Luar Negeri RI.

Pertemuan dipimpin oleh Menlu Estonia dan dihadiri oleh Presiden dan Menlu Afghanistan serta Menlu Qatar, Finlandia, Norwegia dan Jerman. Pertemuan menghadirkan sejumlah briefers, diantaranya Special Representative of the Secretary-General for Afghanistan, Deborah Lyons; anggota tim negosiasi Afghanistan, Fatima Gailani; dan Asia Director dari International Crisis Group, Laurel Miller.

Baca Juga :  Kukuhkan TPAKD, Dorong Akses Keuangan Untuk Pemulihan Ekonomi

Pada kesempatan itu, Retno menekankan pentingnya proses perdamaian di Afghanistan yang Afghan-owned dan Afghan-led, serta menempatkan masyarakat Afghanistan sebagai sentralnya. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, Menlu RI menegaskan tiga hal penting:

Pertama, Kekerasan harus segera dihentikan, karena mengancam proses perdamaian dan menggerus kepercayaan masyarakat Afghanistan.

Kedua, masyarakat internasional harus meningkatkan kontribusinya dalam membantu proses perdamaian di Afghanistan. Peningkatan bantuan internasional dibutuhkan untuk menciptakan situasi yang lebih kondusif di lapangan, meningkatkan kapasitas Pemerintah, sekaligus menopang ekonomi masyarakat Afghanistan.

Ketiga, sinergi antara berbagai Lembaga PBB perlu diperkuat untuk bisa lebih membantu proses perdamaian di Afghanistan. Sinergi ini tidak hanya penting untuk menciptakan situasi yang kondusif di lapangan, tapi juga untuk lebih melindungi kelompok rentan, termasuk dalam hal pemberdayaan perempuan. Seluruh lapisan masyarakat harus dilibatkan dalam proses rekonsiliasi dan pembangunan negeri.

Retno lebih lanjut menegaskan kembali komitmen Indonesia untuk terus mendukung Afghanistan, sampai tercapainya perdamaian yang telah didambakan masyarakan Afghanistan.

Sementara Presiden Afghanistan menyampaikan apresiasi kepada DK PBB atas dukungan yang berkesinambungan bagi Afghanistan. Untuk itu, DK PBB dinilai memiliki peran penting untuk terus mendorong gencatan sejata, mengimplementasikan sanksi, mendukung upaya melawan teroris termasuk pendanaannya, serta mendukung upaya konektivitas regional.

Baca Juga :  Tak Terpancing Kampanye Hitam, Ben Ajak Pendukung Jaga Suasana Tetap Kondusif

Negara-negara peserta pertemuan menyampaikan dukungan terhadap proses perdamaian yang inklusif di Afghanistan dan mengecam kekerasan yang terus berlangsung. Sejumlah negara juga menyampaikan penghargaan terhadap peran Indonesia dan Jerman selama ini sebagai negara penjuru pembahasan agenda Afghanistan di DK PBB.

Pertemuan Arria Formula DK PBB ini bertujuan untuk mengidentifikasi upaya yang dapat dilakukan DK PBB dan komunitas internasional guna mendukung negosiasi perdamaian Afghanistan dan memastikan stabilitas dan perdamaian di Afghanistan.

Dalam pertemuan Arria Formula ini, Indonesia merupakan salah satu co-sponsor pertemuan bersama dengan Afghanistan, Estonia, Jerman, Finlandia, Norwegia dan Qatar. [ind]

Comment