Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 24 November 2020 |
KalbarOnline.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial Twitter yang tengah membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’. Anies mengunggah foto sedang membaca buku di media sosial Twitter pada Minggu (22/11).
Firli menyebut sudah membacanya yang terbit pada 2002. Padahal buku yang dibaca Anies baru terbit pada 2018.
“Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca How Democracy Die. Bukunya ada Why Nation Fail, itu udh lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, baru bangun. Makannya banyak yang mengkritisi kan, udah lama buku itu,” kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11).
Pernyataan itu dilontarkan Firli, saat dia menjelaskan soal bahaya korupsi. Menurut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara, karena masifnya perbuatan korupsi.
“Kita paham bahwa tindak pidana korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia, tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi. Karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa, makanya penanganan dilakukan secara luar biasa,” ucap Firli.
Firli tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, melakukan penyelamatan keuangan dan negara. Kedua, menjamin tersampaikannya hak-hak politik dan sosial. Ketiga, menjamin keselamatan bangsa dan warga negara. “Tiga hal itu yang harus kita pahami Kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi,” pungkas Firli.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri menyinggung unggahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di media sosial Twitter yang tengah membaca buku berjudul ‘How Democracies Die’. Anies mengunggah foto sedang membaca buku di media sosial Twitter pada Minggu (22/11).
Firli menyebut sudah membacanya yang terbit pada 2002. Padahal buku yang dibaca Anies baru terbit pada 2018.
“Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca How Democracy Die. Bukunya ada Why Nation Fail, itu udh lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu. Kalau ada yang baru baca sekarang, baru bangun. Makannya banyak yang mengkritisi kan, udah lama buku itu,” kata Firli dalam acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK, Selasa (24/11).
Pernyataan itu dilontarkan Firli, saat dia menjelaskan soal bahaya korupsi. Menurut Firli, banyak negara gagal mewujudkan tujuan negara, karena masifnya perbuatan korupsi.
“Kita paham bahwa tindak pidana korupsi ini menjadi perhatian kita bersama dan bukan hanya perhatian bangsa Indonesia, tetapi seluruh dunia memberikan perhatian terhadap korupsi. Karena kejahatan ini adalah kejahatan yang luar biasa, makanya penanganan dilakukan secara luar biasa,” ucap Firli.
Firli tak memungkiri, perilaku korupsi dapat merusak seluruh sendi kehidupan. Dia menyebut, penanganan korupsi dapat dilakukan dengan tiga cara.
Pertama, melakukan penyelamatan keuangan dan negara. Kedua, menjamin tersampaikannya hak-hak politik dan sosial. Ketiga, menjamin keselamatan bangsa dan warga negara. “Tiga hal itu yang harus kita pahami Kenapa kita harus melakukan pemberantasan korupsi,” pungkas Firli.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini