KalbarOnline.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk menginventarisasi pengadaan vaksin untuk para guru yang baru saja datang di Tanah Air. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim.
“Betul, dan perlu sosialisasi yang baik dan masif, apakah guru-guru ini divaksin terlebih dulu atau tidak,” jelasnya kepada KalbarOnline.com, Selasa (8/12).
Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang tidak mau untuk divaksin. Pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi daripada manfaat vaksinasi dan siapa saja yang akan divaksin.
- Baca Juga: Meski Vaksin Covid-19 Tersedia, Jokowi Minta Masyarakat Taat Patuhi 3M
“Nah, ini kan persoalan, ada informasi yang tidak tuntas dan tak tersampaikan oleh Pusat, Kemendikbud, Kemenkes atau lainnya, sehingga para guru justru sebagaian merasa khawatir, jika menjadi ‘kelinci percobaan’ vaksinasi di awal, ketimbang profesi lain,” terang dia.
Apalagi jika vaksin tersebut belum lolos uji kelayakan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karenanya, tidak apa jika membutuhkan waktu, yang penting vaksin efektif.
“Harus terbukti efektif dan aman serta halal dulu. Guru juga khawatir kalo jadi kelinci percobaan,” imbuh dia.
Meskipun ada vaksin, ia juga mengingatkan agar ketika pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai, warga pendidikan tetap wajib untuk menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak.
“Betul sekali (terapkan 3M), yang lebih penting juga adalah tes swab bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan sebelum PTM,” tutup Satriwan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Comment