Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Selasa, 08 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk menginventarisasi pengadaan vaksin untuk para guru yang baru saja datang di Tanah Air. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim.
“Betul, dan perlu sosialisasi yang baik dan masif, apakah guru-guru ini divaksin terlebih dulu atau tidak,” jelasnya kepada KalbarOnline.com, Selasa (8/12).
Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang tidak mau untuk divaksin. Pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi daripada manfaat vaksinasi dan siapa saja yang akan divaksin.
“Nah, ini kan persoalan, ada informasi yang tidak tuntas dan tak tersampaikan oleh Pusat, Kemendikbud, Kemenkes atau lainnya, sehingga para guru justru sebagaian merasa khawatir, jika menjadi ‘kelinci percobaan’ vaksinasi di awal, ketimbang profesi lain,” terang dia.
Apalagi jika vaksin tersebut belum lolos uji kelayakan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karenanya, tidak apa jika membutuhkan waktu, yang penting vaksin efektif.
“Harus terbukti efektif dan aman serta halal dulu. Guru juga khawatir kalo jadi kelinci percobaan,” imbuh dia.
Meskipun ada vaksin, ia juga mengingatkan agar ketika pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai, warga pendidikan tetap wajib untuk menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak.
“Betul sekali (terapkan 3M), yang lebih penting juga adalah tes swab bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan sebelum PTM,” tutup Satriwan.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) diminta untuk menginventarisasi pengadaan vaksin untuk para guru yang baru saja datang di Tanah Air. Hal itu disampaikan oleh Koordinator Nasional Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) Satriwan Salim.
“Betul, dan perlu sosialisasi yang baik dan masif, apakah guru-guru ini divaksin terlebih dulu atau tidak,” jelasnya kepada KalbarOnline.com, Selasa (8/12).
Ia juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru yang tidak mau untuk divaksin. Pemerintah juga perlu meningkatkan sosialisasi daripada manfaat vaksinasi dan siapa saja yang akan divaksin.
“Nah, ini kan persoalan, ada informasi yang tidak tuntas dan tak tersampaikan oleh Pusat, Kemendikbud, Kemenkes atau lainnya, sehingga para guru justru sebagaian merasa khawatir, jika menjadi ‘kelinci percobaan’ vaksinasi di awal, ketimbang profesi lain,” terang dia.
Apalagi jika vaksin tersebut belum lolos uji kelayakan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) maupun Majelis Ulama Indonesia (MUI). Oleh karenanya, tidak apa jika membutuhkan waktu, yang penting vaksin efektif.
“Harus terbukti efektif dan aman serta halal dulu. Guru juga khawatir kalo jadi kelinci percobaan,” imbuh dia.
Meskipun ada vaksin, ia juga mengingatkan agar ketika pembelajaran tatap muka (PTM) dimulai, warga pendidikan tetap wajib untuk menerapkan protokol kesehatan 3M, yaitu wajib memakai masker, wajib mencuci tangan dan wajib menjaga jarak.
“Betul sekali (terapkan 3M), yang lebih penting juga adalah tes swab bagi siswa, guru, dan tenaga kependidikan sebelum PTM,” tutup Satriwan.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini