Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 09 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Para ilmuwan Amerika Serikat menemukan cara virus Korona jenis baru menggerogoti tubuh manusia. Dengan menggunakan tikus, ilmuwan melihat virus SARS-CoV-2 membuat kerusakan sistem organ di tubuh hewan tersebut.
Meski model eksperimental ini tidak secara langsung sesuai dengan kasus virus Korona pada manusia, ini merupakan terobosan dalam sistem pengujian potensial untuk mengeksplorasi bagaimana patogen pernapasan yang mematikan itu merusak sistem pernapasan dalam banyak kasus infeksi.
“Model tikus ini adalah alat yang sangat kuat untuk mempelajari SARS-CoV-2 dalam sistem kehidupan,” jelas ahli jantung Arjun Deb dari UCLA seperti dilansir dari Science Alert, Rabu (9/12).
Model tikus Covid-19 telah direkayasa sebelumnya. Itu menjadi bukti yang signifikan dalam penelitian berbasis hewan. Dalam studi terbaru, yang dipimpin oleh penulis pertama Shen Li, seorang ahli jantung di UCLA, tim menyiasatinya dengan menyuntikkan virus ke dalam aliran darah tikus yang direkayasa, di mana virus itu mirip versi manusia ACE2 (disebut hACE2) di jantung dan organ vital lainnya.
“Di antara pasien Covid-19, selain organ paru-paru, ternyata juga berisiko mengalami hasil yang buruk. Jadi kami merasa sangat penting untuk memahami bagaimana virus mempengaruhi organ-organ lain itu,” kata peneliti.
Dalam tujuh hari, tikus yang terinfeksi menunjukkan morbiditas yang parah, aktivitas yang sangat terbatas, dan ditemukan meringkuk di sudut kandang. Dalam waktu yang sama, tikus yang terinfeksi kehilangan sekitar 25 persen berat badannya karena tak nafsu makan.
Tikus yang terinfeksi juga mengalami kerusakan limpa, aktivitas jantung dan tekanan darah yang tidak teratur, dan tingkat sel kekebalan yang berubah. Semua gejala itu menyerupai kasus Covid-19 pada manusia.
Di luar efek ini, tikus yang terinfeksi juga memiliki banyak tanda perubahan epigenetik, yang dapat menjelaskan ekspresi gen yang berubah yang terlihat pada banyak organ. Dan kondisi ini menjadi dasar dari gejala Covid-19 yang berkepanjangan atau Long Covid.
Kini peneliti bisa mendapat gambaran bagaimana virus Korona memicu kegagalan organ. Dan penemuan ini sudah dilaporkan di JCI Insight.
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Para ilmuwan Amerika Serikat menemukan cara virus Korona jenis baru menggerogoti tubuh manusia. Dengan menggunakan tikus, ilmuwan melihat virus SARS-CoV-2 membuat kerusakan sistem organ di tubuh hewan tersebut.
Meski model eksperimental ini tidak secara langsung sesuai dengan kasus virus Korona pada manusia, ini merupakan terobosan dalam sistem pengujian potensial untuk mengeksplorasi bagaimana patogen pernapasan yang mematikan itu merusak sistem pernapasan dalam banyak kasus infeksi.
“Model tikus ini adalah alat yang sangat kuat untuk mempelajari SARS-CoV-2 dalam sistem kehidupan,” jelas ahli jantung Arjun Deb dari UCLA seperti dilansir dari Science Alert, Rabu (9/12).
Model tikus Covid-19 telah direkayasa sebelumnya. Itu menjadi bukti yang signifikan dalam penelitian berbasis hewan. Dalam studi terbaru, yang dipimpin oleh penulis pertama Shen Li, seorang ahli jantung di UCLA, tim menyiasatinya dengan menyuntikkan virus ke dalam aliran darah tikus yang direkayasa, di mana virus itu mirip versi manusia ACE2 (disebut hACE2) di jantung dan organ vital lainnya.
“Di antara pasien Covid-19, selain organ paru-paru, ternyata juga berisiko mengalami hasil yang buruk. Jadi kami merasa sangat penting untuk memahami bagaimana virus mempengaruhi organ-organ lain itu,” kata peneliti.
Dalam tujuh hari, tikus yang terinfeksi menunjukkan morbiditas yang parah, aktivitas yang sangat terbatas, dan ditemukan meringkuk di sudut kandang. Dalam waktu yang sama, tikus yang terinfeksi kehilangan sekitar 25 persen berat badannya karena tak nafsu makan.
Tikus yang terinfeksi juga mengalami kerusakan limpa, aktivitas jantung dan tekanan darah yang tidak teratur, dan tingkat sel kekebalan yang berubah. Semua gejala itu menyerupai kasus Covid-19 pada manusia.
Di luar efek ini, tikus yang terinfeksi juga memiliki banyak tanda perubahan epigenetik, yang dapat menjelaskan ekspresi gen yang berubah yang terlihat pada banyak organ. Dan kondisi ini menjadi dasar dari gejala Covid-19 yang berkepanjangan atau Long Covid.
Kini peneliti bisa mendapat gambaran bagaimana virus Korona memicu kegagalan organ. Dan penemuan ini sudah dilaporkan di JCI Insight.
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini