Shopping cart
Your cart empty!
Terms of use dolor sit amet consectetur, adipisicing elit. Recusandae provident ullam aperiam quo ad non corrupti sit vel quam repellat ipsa quod sed, repellendus adipisci, ducimus ea modi odio assumenda.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Sit amet consectetur adipisicing elit. Sequi, cum esse possimus officiis amet ea voluptatibus libero! Dolorum assumenda esse, deserunt ipsum ad iusto! Praesentium error nobis tenetur at, quis nostrum facere excepturi architecto totam.
Lorem ipsum dolor sit amet consectetur adipisicing elit. Inventore, soluta alias eaque modi ipsum sint iusto fugiat vero velit rerum.
Do you agree to our terms? Sign up
|
|
Oleh : Redaksi KalbarOnline |
| Rabu, 16 Desember 2020 |
KalbarOnline.com – Sejumlah negara sudah mulai menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech temuan pasangan suami istri peneliti Prof Ugur Sahin dan istrinya dr. Özlem Türeci. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyetujui keputusan Komite Penasihat Vaksinasi badan tersebut untuk membuka jalan bagi vaksin Pfizer-BioNTech didistribusikan di AS. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS menjelaskan tentang efek samping vaksin tersebut.
Dilansir dari Science Times, Selasa (15/12), lebih banyak efek samping terlihat dari orang di bawah usia 55 tahun dibandingkan dengan relawan yang lebih tua, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider. Efek samping ini biasanya timbul dalam beberapa hari setelah pemberian dosis dan berlanjut rata-rata hanya untuk satu atau dua hari.
Informasi tentang efek samping yang diderita relawan juga disampaikan oleh Pfizer dan FDA. Secara umum terdapat efek samping untuk individu berusia 18 hingga 55 tahun. Setelah mendapat dosis kedua, sebanyak 4,6 persen mengalami kelelahan ekstrem, dan 3,2 persen mengalami sakit kepala parah.
Baca juga: Penemu Vaksin Covid-19 yang Manjur Sebut Pandemi Segera Berakhir
Demam juga normal pada kelompok usia tersebut selama suntikan kedua, sekitar 15,8 persen relawan mengalami demam setidaknya 100,4 derajat Fahrenheit. Lalu 2,8 persen kelelahan ekstrem terjadi pada sukarelawan yang berusia lebih dari 55 tahun, sedangkan 0,5 persen mengalami sakit kepala parah selama dosis kedua, dan 10,9 persen mengalami demam.
Untuk melihat apakah ada masalah keamanan yang tidak terduga, para peneliti di FDA dan di Pfizer dan BioNTech sekarang memilah-milah hasilnya. Yang menggembirakan, mereka mengatakan bahwa mereka tidak melihat sesuatu efek samping kekhawatiran dalam dokumen yang diterbitkan.
Baca juga: Bertambah Lagi, Vaksin Covid-19 Buatan Tiongkok Tunjukkan Kemanjuran
Sementara regulator FDA melihat ketidakseimbangan numerik dalam kasus efek samping Bell’s palsy, kelainan yang sesaat melemahkan otot wajah.
Ada empat kasus Bell’s palsy pada lebih dari 20.000 orang yang menerima vaksin Pfizer. Namun, FDA memastikan bahwa kasus itu tak bisa dijadikan kesimpulan bagi populasi umum.
Tetap Aman
Terlepas dari efek samping yang muncul, FDA mengatakan bukti menunjukkan bahwa rangkaian vaksin mRNA dari Pfizer bekerja dengan baik pada ribuan orang yang mempelajarinya di enam negara dari berbagai usia, etnis, dan jenis kelamin.
Sebuah grafik mengungkapkan dengan tepat seberapa baik vaksinasi dua suntikan itu efektif dan manjur untuk menghindari infeksi dengan membandingkan orang yang menerima vaksin Pfizer dengan orang-orang dalam kelompok kontrol. Sehingga vaksin itu diklaim manjur hingga 95 persen.
Efek samping yang biasa terjadi meliputi:
Demam (14 persen)
Nyeri sendi (24 persen)
Meriang (32 persen)
Nyeri otot (38 persen)
Sakit kepala (55 persen)
Kelelahan (63 persen)
Nyeri di tempat vaksinasi (84 persen)
Saksikan video menarik berikut ini:
KalbarOnline.com – Sejumlah negara sudah mulai menyetujui penggunaan vaksin Covid-19 dari Pfizer-BioNTech temuan pasangan suami istri peneliti Prof Ugur Sahin dan istrinya dr. Özlem Türeci. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyetujui keputusan Komite Penasihat Vaksinasi badan tersebut untuk membuka jalan bagi vaksin Pfizer-BioNTech didistribusikan di AS. Namun, Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS menjelaskan tentang efek samping vaksin tersebut.
Dilansir dari Science Times, Selasa (15/12), lebih banyak efek samping terlihat dari orang di bawah usia 55 tahun dibandingkan dengan relawan yang lebih tua, seperti yang dilaporkan oleh Business Insider. Efek samping ini biasanya timbul dalam beberapa hari setelah pemberian dosis dan berlanjut rata-rata hanya untuk satu atau dua hari.
Informasi tentang efek samping yang diderita relawan juga disampaikan oleh Pfizer dan FDA. Secara umum terdapat efek samping untuk individu berusia 18 hingga 55 tahun. Setelah mendapat dosis kedua, sebanyak 4,6 persen mengalami kelelahan ekstrem, dan 3,2 persen mengalami sakit kepala parah.
Baca juga: Penemu Vaksin Covid-19 yang Manjur Sebut Pandemi Segera Berakhir
Demam juga normal pada kelompok usia tersebut selama suntikan kedua, sekitar 15,8 persen relawan mengalami demam setidaknya 100,4 derajat Fahrenheit. Lalu 2,8 persen kelelahan ekstrem terjadi pada sukarelawan yang berusia lebih dari 55 tahun, sedangkan 0,5 persen mengalami sakit kepala parah selama dosis kedua, dan 10,9 persen mengalami demam.
Untuk melihat apakah ada masalah keamanan yang tidak terduga, para peneliti di FDA dan di Pfizer dan BioNTech sekarang memilah-milah hasilnya. Yang menggembirakan, mereka mengatakan bahwa mereka tidak melihat sesuatu efek samping kekhawatiran dalam dokumen yang diterbitkan.
Baca juga: Bertambah Lagi, Vaksin Covid-19 Buatan Tiongkok Tunjukkan Kemanjuran
Sementara regulator FDA melihat ketidakseimbangan numerik dalam kasus efek samping Bell’s palsy, kelainan yang sesaat melemahkan otot wajah.
Ada empat kasus Bell’s palsy pada lebih dari 20.000 orang yang menerima vaksin Pfizer. Namun, FDA memastikan bahwa kasus itu tak bisa dijadikan kesimpulan bagi populasi umum.
Tetap Aman
Terlepas dari efek samping yang muncul, FDA mengatakan bukti menunjukkan bahwa rangkaian vaksin mRNA dari Pfizer bekerja dengan baik pada ribuan orang yang mempelajarinya di enam negara dari berbagai usia, etnis, dan jenis kelamin.
Sebuah grafik mengungkapkan dengan tepat seberapa baik vaksinasi dua suntikan itu efektif dan manjur untuk menghindari infeksi dengan membandingkan orang yang menerima vaksin Pfizer dengan orang-orang dalam kelompok kontrol. Sehingga vaksin itu diklaim manjur hingga 95 persen.
Efek samping yang biasa terjadi meliputi:
Demam (14 persen)
Nyeri sendi (24 persen)
Meriang (32 persen)
Nyeri otot (38 persen)
Sakit kepala (55 persen)
Kelelahan (63 persen)
Nyeri di tempat vaksinasi (84 persen)
Saksikan video menarik berikut ini:
Bayar Sekarang, Tahu Lebih Banyak
Masukkan nomor WhatsApp Anda untuk mendapatkan akses penuh ke berita premium ini